BAB 11

553 50 29
                                    

Ric nampak penuh konsentrasi memandangi layar 15 inch Macbook Apple miliknya. Pria itu duduk di kursi direktur di sebuah perusaahaan pertambangan. Ini adalah salah satu dari sekian banyaknya bisnis normal yang dikerjakan Ric. Dengan seragam formalnya, rambut rapi, kumis dan janggut yang tertata rapi. Ric menjadi seorang pemimpin perusahaan yang dikagumi sebagian besar pegawai terutama pegawai wanita.

"Pak rapat di Air Media Tech jam 2 dibatalkan karena CEO mereka tiba - tiba sakit perut berujung diopname." ucap Nadia, salah satu dari sekian banyaknya sekretaris dan asisten pribadi yang Ric pekerjakan.

"Baiklah. Saya juga lagi pusing." ucap Ric seraya memegang kepalanya. Ia masih sedikit pusing akibat minuman keras yang ia konsumsi semalam.

"Bapak ingin menang tender di perusahaan Rajawali Corpoorate?" tanya Nadia.

"Kamu ini nanya lagi. Ya jelas. Saya harus bisa menang dari PT. Andalas Suryawijaya." ucap Ric dengan nada tegas.

"Besok kamu persiapkan semua. Saya akan rapat ke Rajawali Corpoorate." jelas Ric kepada Nadia.

"Baik pak. Kalau begitu saya kembali meja saya." ucap Nadia.

"Nanti bisa temani saya rapat sebentar di Winata Resto? Pemilik Nusantara Heritage ingin bertemu dengan saya." tanya Ric yang membuat Nadia batal beranjak dari hadapannya.

Nadia menjawabnya dengan menganggukkan kepala. "Tentu pak. Itu kan bagian dari tugas saya."

Ric tertawa kecil dan senang dengan respon sang sekretaris. "Bukan, ini bukan meeting formal. Hanya pembahasan teman lama sesama pebisnis. Dia sepakat membawa sekretarisnya. Jadi saya pun juga akan membawa sekretaris saya yang cantik."

"Jangan begitu pak. Nanti kalau istri bapak, bu Marine tahu bapak bilang saya cantik bisa diamuk saya." ucap Nadia dengan pipi bersemu karena malu. Soal Marine, Ric sudah menceritakan

Ric hanya tertawa kecil. "Sudah kamu balik sana ke mejamu."

"Baik pak." balas sopan Nadia.

Ric tersenyum penuh mengingat bila mengingat ucapan Nadia. "Cemburu." ucapnya dengan kekehan.

..................

Marine datang ke perusahaan Rajawali Coorporate untuk bertemu Tasya. Kedatangan Marine ke perusahaan itu atas undangan Tasya. Saat masuk ke dalam lift, Marine tidak menyadari keberadaan Ric di dalam lift tersebut. Marine terlalu fokus pada ponselnya sehingga mengabaikan sekitar.

"Mami kangen ya sama papi?" tanya Ric membuat Marine terkejut dan lekas menoleh ke belakang.

"Astaga!" ucap Marine dengan ekspresi terkejut saat melihat keberadaan Ric.

"Kenapa terkejut begitu?" ucap Ric seraya mendekati Marine lalu mengusap perut Marine yang mulai membesar.

"Sudah besar. Tapi dress ini menutupi keindahan perut besarmu." ucap Ric yang tak lama kemudian mencuri ciuman di bibir Marine. Sedangkan wanita itu masih diam mematung.

"Kenapa nelepon aku waktu itu? Kangen ya? Mami pasti cemburu karena papi sama wanita lain ya?" ucap Ric dengan percaya diri.

"Hanya salah tekan nomer hp." tegas Marine seraya menjauhi Ric.

Ric tersenyum dan tak berniat menyusul Marine. "Kamu mau ngapain ke sini?" tanyanya.

Marine memilih untuk bungkam. Hal itu membuat Ric kembali tertawa. "Saya tahu kamu merindukan saya."

Lift pun tiba di lantai 20. Marine segera keluar dari lift dan meninggalkan Ric begitu saja. Ric tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Sehat di dalam perut mami, anakku sayang." ucapnya sebelum keluar dari lift.

Marine of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang