BAB 24

395 46 43
                                    

Marine semalam tidur seranjang dengan Santi. Banyak hal seputar kehamilan dan kelahiran bayi yang Santi jelaskan pada calon menantunya. Santi juga berjanji akan membantu Marine mengasuh Langit sampai usia 3 bulan. Pagi hari ini Marine bersiap - siap untuk pulang. Ia akan pulang bersama kakaknya. Ric mencium pipi kekasihnya dan dilanjutkan mencium perut buncit Marine. "Sampai jumpa nanti ya anak papi sayang. Jagain mami ya! Papi sayang banget sama Langit. Sama maminya Langit juga. Sehat - sehat ya sayang. Papi berjanji papi yang akan gendong kamu untuk pertama kalinya setelah kamu dilahirkan."

"Kamu jangan bohong ya Ric. Aku gak lama lagi lahiran. Usahain check up terakhir aku perginya sama kamu."

Ric membawa Marine ke dalam peluknya. "Marine sayang, papi sayang mami juga. Papi akan temenin mami check up. Doain papi cepet selesai urusan di Amerika ya sayang."

Marine mengangguk namun wajahnya terlihat cemberut. "Mami sayang." ucap Ric sembari mengusap pipi kekasihnya.

"Jangan main - main pokoknya di USA!"

"Sama jalang beneran gak boleh?" goda Ric.

"Kalau berani boleh kok mas. Silahkan aja nikah sama guling sana. Aku gak mau sama kamu." ucap Marine dengan wajah jutek.

Ric tertawa dan segera mencium pipi kekasihnya. "Iya. Gak akan mami sayang. Selalu sama mami aja."

"Pap, jangan yang aneh - aneh di sana ya. Aku takut kamu ditangkap gara - gara narkoba."

Ric mengusap punggung kekasihnya. "Papi sebenernya mau ngajak mami. Tapi kondisi gak memungkinkan. Mami jaga diri di sini ya. Nanti kita saling kabarin lewat Whatsapp atau teleponan ya."

"Iya."

Merasakan pelukan balasan dari Marine yang terasa sedikit erat walau ada anak mereka yang membatasi untuk saat ini. Ric tersenyum dan mengecup kepala kekasihnya. "Jangan erat - erat ya sayang. Nanti Langit kegenjet." ucap lembut Ric.

"Cepet pulang ya mas. Gak mau tau pokoknya." rengek Marine.

"Minta jatah kilat 1 kali ya. Pasti pulangnya cepet." rayu Ric.

"Ish! Kamu gila ya!" kesal Marine. Wajahnya makin cemberut.

"Ayolah mi. Kapan lagi mi? Ya mi ya." ucap Ric memelas.

Marine menatap lekat mata kekasihnya. "Nakal!" ucapnya sembari mencubit hidung Ric.

......................

Marine tiba di rumahnya pukul 10 pagi. Keadaan rumahnya ramai akan kedatangan sepupu - sepupunya. "Tanteeeee Maaaa.." ucap seorang bocah perempuan sembari berlari menghampiri Marine.

"Ya Tuhan keponakan tante imut sekali ya."  ucap Marine dengan gemas. Ia langsung mengusap pipi keponakannya itu.

"Pelut tante besar." ucap bocah perempuan itu.

"Iya." jawab Marine.

"Yeay berarti ada temen main lagi!" ucap bahagia Kanaya. Marine tersenyum dan mengangguk.

"Ya udah tante aku mau main dulu sama yang lain di taman belakang."

"Iya manis." balas Marine dan ia mendapat 1 kecupan singkat di pipi dari Kanaya sebelum bocah kecil itu benar - benar pergi.

Selanjutnya Marine masuk ke dalam ruang keluarga dan membuat sepupu - sepupunya syok. "Kamu kapan nikah Mar? Kok gak bilang." ucap Maria yang langsung menghampiri Marine.

"Jangan - jangan.." ucap Shania terpotong.

"Aku diperkosa penculikku waktu itu Mar, Sa." ucap Marine menjawab kecemasan sepupu - sepupunya.

Marine of SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang