Marine masuk ke dalam mobil dan mendapati Ric tengah sibuk bertelepon. Wanita itu membenarkan posisi dasternya yang agak berantakkan kemudian memasang seat belt. "Siapa?"
"Rekan bisnis mami sayang."
"Ohh. Pasti bisnis gelap kan?" ucap Marine pelan namun tersirat nada kecewa.
"Iya." jawab Ric dengan nada pelan juga.
"Aku maunya kamu berhenti main - main sama narkoba. Emang bisnis yang lain gak menguntungkan apa?"
"Itu berat mam. Berat sekali. Ini titipan dari mendiang kakek."
"Aku gak suka kamu kerja narkoba pap. Apalagi mengonsumsi narkobanya juga. Kalau merokok dan minum alkohol okelah mami izinin walau jangan banyak - banyak."
"Mam, papi gak bisa lepas ini. Papi janji akan biayai hidup kita pakai uang - uang yang baik. Uang - uang jahat akan papi pisahkan."
Marine melipat tangannya di dada. "Pulang."
Ric mencium pipi kekasihnya dan lekas mengendarai mobilnya. Di jalan pergulatan dilema itu masih ada. "Lusa aku harus ke Amerika selama 1 bulan lebih. Selain masalah bisnis itu. Club malam dan bisnis retail mengalami masalah sedang. Ada penyelundupan dan tindak korupsi. 2 minggu sebelum mami lahiran, papi akan stay jagaain."
"Hm."
"Mami marah?"
"Mami kecewa."
"Maafin papi." hanya itu yang Ric bisa ucapkan. Ia benar - benar dilema.
Setiba di apartemen Ric mengajak kekasihnya menuju unit pribadinya. "Aku mau ke unitnya kak Danan." ucap Marine setelah tiba di depan pintu unit apartemen kekasihnya.
"Nanti Danan sama kekasihnya, apa kamu gak kikuk?" tanya Ric dengan nada yang lembut.
"Aku mau pulang." rengek Marine.
"Di sini aja ya sayang." bujuk Ric.
"Aku males sama kamu!"
Ric tetap melanjutkan membuka kode pin kunci apartemennya. Kemudian menggendong kekasihnya untuk masuk ke dalam rumah. "Mami tidur ya. Papi mandi dulu. Soalnya tadi belum mandi."
"Mami masih marah sama papi."
Melihat tingkah kekasihnya Ric tersenyum dan mencium lama kening Marine. "Papi gak akan lepas mami. Karena mami adalah kekasih hati papi sampai maut memisahkan kita."
"Kelonin dulu baru boleh mandi." rengek Marine.
"Iya mami sayang." jawab Ric dengan nada lembut. Kemudian ia mengeloni kekasihnya.
"Papi gak sabar jadiin mami istri. Mau apa - apa sama mami. Ada Langit juga yang bikin rumah ramai. Nanti kalau papi bingung menentukan ini itu bisa diskusi sama mami. Langit jadi mainan papi dikala papi capek. Udah lama banget papi pengen main sama anak sendiri. Selalu cemburu lihat adik - adik papi yang sudah memiliki anak."
"Pap, pan kapan kenalin aku sama adik - adikmu. Aku mau kenalan sama dia." ucap Marine dengan mata setengah terkatup.
"Iya mami sayang. Itu pasti papi akan lakukan."
Tak lama kemudian Marine terlelap dalam tidurnya. Ric segera melepaskan dirinya dari pelukan sang kekasih. "Tidur yang nyenyak ya mami Langit. Papi mandi dulu."
Kecupan di pipi, kening, hidung dan berakhir di bibir Ric berikan pada kekasihnya sebelum benar - benar pergi ke kamar mandi. "Akhirnya kalau santai di apartemen gak sendirian."
.................
Selesai mandi Ric terkejut dengan kedatangan kedua orang tuanya. "Loh papi mami kok ke sini?" ucap Ric sembari mengeringkan rambutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marine of Sea
Roman d'amourMarine ternyata telah dijodohkan sejak lama dengan Ric. Pria yang nyatanya ditolak mentah - mentah oleh keluarga Marine.