3

4.4K 253 9
                                    

     "Dek mau turun nggak? Mereka udah pada pulang," tawar Sammy dan Salsa pun hanya mengangguk, bosan juga kalau di kamar terus.

   "Gendong," rengek Salsa manja.

  Sammy dengan sigap menggendong adiknya dipunggung dan mulai turun kebawah, jujur saja walau tubuh Salsa mungil tapi badannya cukup berisi dan berat.

  "Dek, kalau lo diapa-apain sama mereka bilang sama abang lho. Jangan dipendam sendiri apalagi lo sakit kaya gini gue ngerasa nggak becus jagain lo," gumam Sammy membuat Salsa tersenyum kecil, akhirnya setelah sekian lama abangnya ini perhatian lagi dan ia sangat menyukainya.

   "Iya bang, adek abang ini sekuat baja."

  "Bang kedapur dong, haus!" Lanjut Salsa menepuk pundak abangnya dan sammy langsung berbelok kedapur.

  "Dek sekarang lo itu tanggung jawab mereka, jadi kalau sampai ada apa-apa sama lo gue bunuh tuh mereka satu-satu," ucap Sammy sambil menurunkan salsa dan mengambilkannya air.

   "Lebay bang, lagian perjanjiannya kita tuh nggak perlu urusin urusan yang lain. Nanti juga lulus SMA cerai kan? Nggak usah dibikin ribet," ujar Salsa meneguk air putihnya dengan acuh.

  "Serah lo dek, inget! Hidup sekali, nikah sekali dan mati sekali!"

  "Sok bijak lo bang, gue aja udah nikah 6 kali tuh."

   Mereka tidak menyadari jika sedaritadi ada yang memperhatikan keduanya  dibalik tembok dan tersenyum pahit. Seseorang itu merasa apa yang diputuskannya bukanlah jalan yang baik untuk Salsa.

  Tiba-tiba Naufal datang kedapur menenteng 2 plastik penuh makanan mengagetkan keduanya.

  "Sal ini makanan pesenan lo?" Tanyanya.

  "Oh, iya gue tadi pesenin karena gue males masak, lo siapin dipiring ya?" Pinta Salsa yang masih memeluk manja abangnya.

  "Hemm," Naufal pun langsung mengikuti perintah dan mengambil beberapa piring menaruhnya meja makan, tidak risih sedikitpun melihat kemanjaan Salsa pada Sammy. Tak berselang lama datang Rei, Arvin dan Radit yang sudah berganti pakaian tentunya.

  " ngapain?" Tanya Rei mengambil alih piring dari tangan Naufal.

  "Siapin makan sore."

  " gue bantu." Rei pun membantu Naufal diikuti Arvin yang sekali-kali mencomoti lauk.

  "Bener kan? Salsa tepung bumbu itu manja," cibir Radit yang duduk didepannya dengan ponsel di tangan.

   "Serah gue lah."

   "Gue pulang!"

  Ternyata orang yang baru pulang itu adalah Gilang dan Elang, Yang menjadi perhatian mereka yaitu Gilang pakaiannya sangat kusut dan rambutnya acak-acakan seperti habis tawuran.

   "Darimana kalian?" Tanya Sammy.

  "Emm, gue habis jalan. Udah bau keringet gue mau mandi dulu," pamit Elang beranjak dari dapur dan menuju ke kamarnya.

  "Gue tadi habis balapan sama SMA Wijaya, sekarang gue laper," ujar Gilang yang sudah duduk dikursinya dengan tasnya masih bertengger dipundak, siap menyantap makanan di depannya.

  "Mandi sono! Bau tau nggak!" Seru Salsa marah.

  "Gue laper."

  "Eh, curut. Keringet lo baunya sampah mandi atau nggak dapet makanan?" Ancam Arvin dengan paha ayam di tangan kanannya.

  Gilang hanya mendengus sebal dan berlalu kekamarnya. Sore ini mereka makan diselimuti kehangatan tidak seperti pagi tadi. Bahkan Radit cukup penurut untuk tidak mengolok-olok Salsa dan membiarkannya makan dengan tenang.

LOTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang