Dua mingu kemudian disekolah Queena sudah diisukan keluar sekolah dan hari-hari Salsa menjadi tenang. Queena sendiri yang memutuskan keluar diluar yang dilaporkan kakaknya. Salsa tidak memperdulikan Queena, dia menikmati hidupnya yang tenang dan penuh euforia. Untuk berita Langit, dia juga sudah mengetahuinya. Karena khawatir ia awalnya mendatangi rumah Langit dan ternyata Langit sudah diusir dari rumah, Langit juga di skors dari sekolah menunggu dia dibebaskan dari status tersangka. Jadi, dua minggu ini dia tidak melihat Langit datang ke sekolah."Sal, bunda nanyain lo."
"Kenapa? Apa nanti hari sabtu kita kerumah lo ketemu bunda?"
"Terserah."
Salsa jengkel karena kedinginan Reihan, ia pun merangkul leher Reihan dan tanpa aba-aba mencium bibirnya dan tersenyum menggoda. Reihan menyunggingkan senyumnya dan tangannya yang nakal mulai menepuk pantat Salsa sedikit keras," nakal."
"Jangan dingin-dingin, masa nanti gue cari kehangatan ke Arvin?"
"Jangan heum, nanti malam gue ke kamar."
"Mau ap-"
"Aca, pakein gue dasi!"
Salsa mengecup bibir Reihan singkat sebelum berlari keluar dapur untuk membantu Gilang yang koar-koar diruang tamu minta dipakaikan dasi. Entah kenapa sore-sore seperti ini dia memakai pakaian rapi berdasi.
"Lo mau kemana? Kenapa rapi?" Tanya Salsa seraya membantu Gilang memakai dasi seperti rutinitasnya belakangan ini.
"Mau temenin bokap di pertemuan kolega, aslinya males gue."
"Sal, lo lihat jam tangan gue?" Tanya Radit yang terlihat rapi dari atas dengan jas hitam.
"Di laci nakas lo, kemarin gue nemu dibawah ranjang. Kalau disitu lagi gue buang."
Setelah dasinya rapi, Salsa sedikit berjinjit untuk merapikan sedikit rambut Gilang yang jatuh ke depan dan mundur beberapa langkah untuk melihat penampilan Gilang yang menurutnya perfect." Sip, putra kecil ayah Gion sudah ganteng."
"Gue sudah besar, kaya titan malah."
"Iya-iya si paling titan."
Saat Salsa melihat kebelakang Gilang, ia melihat Naufal dan Radit turun dengan setelan rapi berjas." Kalian mau kemana dah? Ngikut Gilang?"
"Kurang kerjaan, kita juga mau ada ketemuan," sahut Radit membuat Salsa mendengus," yaudah sih, pergi sono!"
"Kalian mau ninggalin gue? Oke, gue tinggalin aja terus," seru Elang yang keluar kamarnya dengan pakaian rapi dan semerbak bau harum.
"Lo mandi kembang tujuh rupa atau apa? Wangi banget kaya cewek," sindir Radit membuat Elang mencibirkan bibirnya," daripada lo bau kaya kaus kaki."
"Lo bilang apa?"
"Sudah, nggak ribut sehari nggak afdhol kayanya. Ayo berangkat," sela Naufal yang langsung berpamitan dengan Salsa sebelum pergi diikuti ketiganya yang ikut-ikutan berpamitan.
Setelah keempatnya pergi rumah menjadi sunyi, ia tidak tahu dimana keadaan Arvin dan Reihan yang tidak ada didapur lagi. Karena bosan, Salsa memutuskan untuk keluar sebentar ke mini market terdekat untuk sekedar mencari angin.
"Salsa!"
"Eoh Rizky, lo ngapain disini?"
Melihat Rizky bersama Laluna yang berboncengan motor membuatnya sedikit mengernyitkan dahi.
"Jangan lihatin gue," dengus Laluna lalu berlalu pergi masuk ke minimarket terlebih dulu.
Rizky merasa canggung berhadapan langsung dengan Salsa. Setelah kejadian Queena yang keluar dari sekolah tiba-tiba membuatnya tidak ingin melanjutkan rencana awal untuk membuat Salsa putus dengan Naufal. Dan sekarang, ia merasa rasa cintanya pada Salsa mulai berkurang. Terlebih lagi, Salsa seperti nya memang benar-benar tidak menaruh hati untuknya. Ia juga tidak ingin seperti Langit, terlalu terobsesi akan cinta hingga membuatnya dalam keadaan sulit sekarang. Berurusan dengan pihak berwajib.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOTUS
Teen Fiction# Judul awal Secret husbands in school Tidak perlu dipercaya,hanya perlu dibaca untuk hiburan semata