33

1.4K 115 1
                                    

  Suasana di kantin begitu menyesakkan bagi Salsa, sedangkan 2 orang dihadapannya sibuk makan dan bercanda gurau tanpa memperdulikan sekitar mereka yang sibuk berbisik-bisik.

  "Kenapa lo nggak makan?" Tanya cowok di depannya.

  "Gue nggak nyaman," ujar Salsa menyangga kepalanya dengan tangan kanan.

  "Gue baru tahu kalau lo sekarang mulai peduli tanggapan orang lain."
 
  "Iya, padahal kemarin-kemarin nggak pernah peduli. Lo tahu nggak?  Pas kelas sepuluh dia itu bandel banget, bolak-balik masuk Bk. Tapi sekarang? Mungkin dia sudah tobat," cerocos Milla langsung mendapat pukulan ringan dibahunya.

  "Padahal situ juga ikut," cibir Salsa.

  "Bukankah sekarang dia terlihat lebih feminin? Dunia sudah tenang sekarang tanpa kejahilannya hahaha......"

"Hahaha......"

"Kenapa gue bisa punya sahabat lucknut seperti kalian hah?"

  "Seperti kata orang, sahabat cerminan diri hahaha...." sahut Milla lalu bertos ria dengan cowok di sampingnya.

"Dasar nggak jelas."
 
  "Woyy sal!" Sapa Radit yang langsung duduk di samping Salsa lalu menyeruput es teh nya dengan lancang.

  "Gue duduk disini," ujar Leo datar lalu mengambil kursi lain dan duduk disamping Milla.

  "Sikap lo nggak berubah, malah tambah usil," celetuk cowok itu membuat atensi Radit mengarah padanya.

  "Hah, lo Langit? Langit Achillis?" Teriak Radit kencang lalu berdiri dengan terkejut.

  "Ssst....lo apa-apaan sih hah?" Tanya Salsa menarik ujung seragam Radit agar segera duduk namun cowok itu malah berjalan mendekati Langit lalu memegang wajahnya dengan mulut masih terbuka lebar.

  "Lo Langit? Langit Achillis si buluk itu kan?"

  " Ngomong di filter ogeb, gue udah glowing sekarang," sahut Langit yang malah berdiri dan langsung memeluk Radit erat. Oke, ini terlihat mengerikan.
 
  " Radit gue kangen lo  sumpah, tambah ganteng lo!" Seru Langit keras lalu membawa tubuh Radit berputar.

  "Yeay lo beneran pindah kesini, kita jadi satu circle lagi LANGIT!" Balas Radit membuat semua menatapnya tercengang, oh apa Radit sedikit sakit?

  "Yahh, sekarang kita mulai lagi persaingan kita dulu? Sekarang gue yakin gue bakal menang."

  Radit terbatuk hebat saat mendengar penuturan Langit, ia dengan perlahan mengedarkan pandangan ke penjuru kantin. Ya, mungkin Radit tidak akan selamat lagi jika Langit mengatakannya disini sekarang, kelimanya ada disini juga.

  " persaingan apa? Gue udah lupa, oh ya sekarang lo tinggal dimana? Dirumah lo dulu atau beli rumah baru?" Tanya Radit mencoba mengalihkan topik dengan menyambar gorengan asal di atas meja.

  "Masih dirumah lama kok, lo bisa kesana nanti sama Milla dan Salsa" jawab Langit mengusap rambut Salsa acak lalu ingin duduk kembali ke kursinya sebelum Salsa mengeluarkan pertanyaan yang membuat jantung Radit berhenti seketika," kalian dulu bersaing apa? Kok lo bisa optimis menang sekarang?"

  "Ha-"

  "Bersaing dapetin lo."



   Seorang cewek terlihat sangat senang walaupun dirinya tengah berdiri di lapangan belakang sekolah yang sangat terik dan gersang. Pandangannya sejak tadi tidak beralih dari guru muda di hadapannya yang tinggi menjulang tapi tatapannya hanya menyiratkan kebosanan.

  "Pak Andre, apa bapak haus? Mau saya belikan air minum?"

  "Tidak."

  "Em, kalau bapak capek bapak bisa duduk di bawah pohon sana. Saya kuat kok pak, nggak akan pingsan."

LOTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang