35

1.4K 98 9
                                    


Akhirnya Salsa, Naufal dan Langit mengikuti langkah bu Windi untuk berjalan ke ruang BK. Jujur saja, Langit merasa sangat malu kali ini karena ia masih bergelar murid baru tapi sudah membuat masalah. Sedangkan Naufal yang masih diliputi emosi juga merasa malu, ia yang bergelar murid pintar dan anggota osis harus masuk BK untuk pertama kalinya dengan kasus perkelahian. Ya, semuanya malu kecuali Salsa yang sangat merindukan ruang BK yang sudah ia jauhi 3 minggu ini.

"Sal, lo hanya perlu diem nanti. Semakin lo banyak bicara semakin banyak yang nyudutin lo," ujar Naufal ke Salsa yang berjalan di tengah-tengah mereka.

"Tapi, gue nggak bakal diem kalau lo yang di salahin. Tenang saja, gue nggak bakal kenapa-kenapa. Yang perlu dikhawatirin sekarang itu elo, lo udah babak belur dan sekarang harus masuk BK gara-gara gue. Gue minta maaf Fal."

Naufal melupakan perih di sudut bibirnya dan malah tersenyum lebar seiring tangannya ia usapkan di kepala istrinya itu. Namun, tak berselang lama usapan itu ditepis seseorang yang telah dinobatkan menjadi rivalnya mulai saat ini, si Langit yang mengaku teman dekat Salsa.

"Langit, gue nggak nyangka lo bakal seperti itu sekarang. Lo sudah beda jauh dengan Langit yang gue kenal dulu."

Mata yang melihatnya kecewa itu meruntuhkan hati langit yang sedaritadi terbakar api cemburu. Dengan gerakan pelan ia ingin meraih tangan kecil Salsa namun sang empu-nya sudah pergi menggandeng lengan Naufal ke depan. Ia dengan perasaan menyesal hanya bisa berjalan pelan dan memperhatikan dari belakang bagaimana perhatiannya Salsa memperhatikan luka diwajahnya Naufal. Sepertinya ia terlambat untuk kembali.

Ceklek

"Pak, ada perkelahian dikelas IPA 2! Dan saya membawa anak-anaknya."

"Suruh masuk saja bu!"

Salsa, Langit dan Naufal masuk dengan langkah hati-hati. Namun, pemandangan tak mengenakan tertangkap pandangan mata Salsa saat pertama kali langkah kakinya masuk ke ruang Bk begitu juga Naufal. Mereka berdua terkejut mendapati Gilang dan gengnya beserta sepupunya Salsa Renatta duduk tenang di kursi ruangan BK berhadapan dengan pak Aris.

"Anak baru ini bertengkar bu?" Tanya Yaya selaku guru BK lainnya.

"Iya dengan Naufal. Saya tidak tahu kronologinya seperti apa, yang terpenting Salsa disini juga terlibat."

"Baik bu, terimaksih sudah membawanya kesini."

"Sama-sama, saya pergi mengajar dulu."

Seperginya bu Windi, Salsa dan kedua cowok itu duduk di hadapan bu Yaya yang terlihat tenang. Jujur saja, ketenangan seperti itu yang perlu di waspadai.

"Ada yang mau cerita disini?" Tanya bu Yaya mengalihkan atensi ketiganya yang terlihat gugup.

"Awalnya bu saya duduk sendiri, terus......"

Salsa menceritakan kronologinya dengan sangat rinci dan tanpa disadari membuat telinga Naufal memerah. Bagaimana tidak? Salsa juga menceritakan perihal cemburunya Naufal sebagai pacarnya yang menyulut amarah Langit hingga membuatnya memulai perkelahian.

"Naufal dan Salsa pacaran?" Gumam Gilang memijat pangkal hidungnya pelan. Bagaimana mereka melakukan hal yang membahayakan seperti itu? Jika Salsa dan Naufal mengkonfirmasi kalau mereka berdua pacaran, berarti tidak ada waktu baginya untuk mendekati Salsa di sekolah dong? Dan juga semakin bahaya kalau Rizki juga mendengar berita itu, dia pasti akan bertanya-tanya mengapa Salsa yang notabenenya istri Elang berpacaran dengan Naufal? Apa yang seterusnya akan terjadi?

"Gilang! Apa kau tidak memperhatikan? Coba ulangi apa yang pak guru katakan!"

Gilang terkesiap setelah ditegur guru di depannya, sedangkan Renatta di sampingnya tersenyum smirk melihat cowok ini seperti kebingungan. Sepertinya menarik jika dia mengaduk sedikit hubungan adik sepupunya ini, pasti menyenangkan.

Sedangkan di pihak lain, Langit merasa dunianya telah hancur. Mendengar semua cerita Salsa yang menyudutkan dirinya membuat cowok ini merasa Salsa sudah berbeda dengan yang pernah di kenalnya dulu. Memang pasti ada yang berubah setelah dirinya pergi, namun tidak disangka perasaan Salsa padanya juga telah berubah.

"Gue kembali buat lo sal. Jika lo nggak terima gue, apa gue harusnya tidak pernah kembali?" Batin Langit yang mengaku bersalah telah memukul Naufal dan membuat keributan.

" Sekarang kalian saling minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi," ujar bu Yaya setelah selesai menulis nama mereka berdua.

Naufal hanya melirik Langit sekilas dan beralih ke kursi seberang kearah Gilang yang juga memperhatikannya, entah karena mereka bertelepati atau apa mereka sama-sama mengerti kalau mereka setelah ini harus bertemu di suatu tempat.

"Langit?"

Salsa melihat ke arah Langit yang masih terdiam setelah ditegur bu Yaya sekalipun, ia masih bingung kenapa Langit mencemarkan nama baiknya hanya karena tidak terima kalau ia berpacaran dengan Naufal? Atau jangan-jangan Langit.......

"Gue minta maaf," ucap Langit mengulurkan tangannya kearah Naufal namun pandangannya malah ke lain arah.

"Gue maafin," balas Naufal akhirnya namun ia dengan sengaja merangkul bahu Salsa dengan tangan lainnya dan tersenyum miring. Lihat, siapa yang akan menang pada akhirnya?

Disaat Langit mengeraskan rahangnya karena merasa diejek, berbeda dengan perasaan Salsa yang sedang duduk di tengah-tengah mereka dalam keadaan bingung. Melihat mereka berjabat tangan ini ia bisa merasakan kalau api ke-rival an sedang berkobar, ia pasti tidak akan tenang mulai saat ini.

•••

" Nanti istirahat kedua kita bagikan."

"Oke, nanti gue panggil Rafi biar membantu."

Reihan mengangguk lalu membiarkan Rizki pergi terlebih dulu, tak berselang lama ia pun beranjak dari ruang osis dan turun pergi ke kamar mandi. Namun pendengarannya yang tajam membuatnya berhenti di balik dinding kamar mandi.

"Sekarang gue jadi pacarnya, jadi si Langit-Langit itu nggak berani menyentuhnya."

"Sekarang lo bisa sombong dan berbangga diri. Lo nggak pikir reaksi Rizki itu bagaimana kalau tahu Salsa official sama lo? Lo nggak mikir?"

"Pelanin suara lo, selagi Rizki nggak tahu Salsa bakal aman."

"Dia bakal tahu juga cepat atau lambat, lo juga bodoh cemburuan kaya gitu."

"Terserah gue, karena gue sudah cinta sama Salsa."

Kedua tangan Reihan tanpa sadar terkepal erat dan berbalik pergi tidak jadi ke kamar mandi, namun langkahnya dengan cepat berjalan menuju ke kelas Salsa dan mengintipnya dari luar jendela kelas. Entah apa yang terjadi pada perasaannya ia pun tidak tahu, namun bagaimanapun juga ia harus menjaga Salsa yang sudah menjadi istrinya. Ia tidak ingin seseorang menyentuh apa yang sudah jadi miliknya.

" Apa pun yang akan terjadi, jangan pernah ada yang sentuh milik gue."






LOTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang