Salsa bangkit dan menepuk celananya yang kotor sebelum kembali ke barisannya. Namun sesampainya di depan Naufal, ia dengan segera memeluk tubuh Naufal dan merengek," Naufal maaf."Kerena mereka berdua distatus publik pacaran, jadi hal itu adalah hal yang lumrah dilihat," gue yang minta maaf, lain kali gue nggak akan pernah lepasin lo. Maafin gue."
Salsa menggeleng dan menolehkan kepalanya ke arah Arvin dengan bibir cemberut," Arvin, gue dijadiin taruhan. Di depan umum lagi."
Seharusnya Naufal langsung menarik Salsa pergi menjauh dibanding memilih adu mulut. Tapi hal itu sudah terjadi, dan akan menjadi penyesalan yang besar bagi Naufal.
Ucapan Salsa pelan namun bisa didengar Radit dan Reihan yang tidak jauh dari sana, kedua tangan mereka mengepal dan setelahnya tidak ada yang tahu apa yang mereka pikirkan karena keduanya hanya menundukkan wajah mereka dengan gigi bergemertak.
"Jauhin Langit, apa pun yang terjadi."
Setelahnya Reihan beranjak pergi ke depan dan Arvin langsung mengusak pucuk kepala Salsa singkat," tenang, akan ada hari pembalasan."
Mungkin Langit mengerti kata-katanya atau sudah ada yang memperingatinya diam-diam karena outbond selanjutnya dia menjauhinya. Mungkin ada beberapa interaksi sedikit namun Langit tidak melulu ingin dekat. Salsa senang, dengan itu dia mengikuti sisa outbond-nya dengan perasaan bahagia walaupun harus menangani Queena beberapa kali.
"Rei, nanti makan malamnya jam berapa?"
Dan rasa senang Salsa yang lain yaitu Reihan selalu mengawasinya disetiap kesempatan dan dia sekarang menemaninya untuk kembali ke tenda setelah mandi. Untuk tambahan informasi, Reihan menunggu Salsa di tenda posko dan keduanya kembali bersama.
"Jam 7."
"Masih lama dong?"
Sekarang jam 4 dan masih ada 3 jam sebelum makan malam.
"Lo lapar?"
Salsa mau tidak mau mengangguk membenarkan, dia awalnya berencana membuat mie rebus tapi dia terlalu malas kalau harus memasak. Apalagi sekarang Milla sering berkencan dengan Leo diam-diam jadi dia seperti anak terlantar yang ditinggal sendiri, Bulan dan Lia sibuk dengan tim panitia.
"Datang ke tenda cowok, ada makanan."
"Benarkah boleh? Serius?"
"Serius, jangan menahan lapar."
Salsa dengan semangat kembali ke tendanya dan membereskan barangnya. Karena udara semakin dingin jadi dia mengenakan hoodie hitam dengan celana training lain. Setelah sedikit touch up dan pamit ke Milla yang ingin pergi lagi dengan Leo. Ia menyelinap pergi ke kawasan tenda cowok dengan kecepatan tercepat.
"Deo, lo tahu tenda-nya Naufal?"
Deo yang sedang membawa panci air sedikit terkejut lalu menunjuk ke dua tenda yang saling berdekatan dengan warna sama-sama biru laut. Disana duduk Gilang dan Radit yang sedang memperhatikan kompor," Oke makasih."
Salsa segera ngacir ke tempat keduanya dan saat dijalan dia papasan dengan Naufal.
"Naufal, sedang apa?"
Naufal yang sedang membawa secangkir cokelat sedikit terkejut ketika mendapati Salsa tiba- tiba muncul disampingnya,"Lo ngapain disini?"
"Kangen lo."
Setelah menggoda Naufal, Salsa langsung menghampiri Gilang dan Radit yang kini melihatnya.
"Ngapain lo kesini? Langit gangguin lo?" Tanya Radit membuat Salsa lantas menggeleng,"Nggak, gue kesini cari Reihan. Dimana tenda kulkas itu?"
"Disini, kita berenam tinggal di dua tenda," balas Gilang acuh lalu mematikan kompornya dan membuat dua gelas cokelat hangat untuknya dan Radit.
Menunggu Reihan datang, Salsa duduk dan berbincang bersama ketiganya menikmati cokelat panas. Karena Salsa tidak mendapatkannya ia dengan lancang menyeruput milik Radit dan keduanya mulai bertengkar kecil dan selesai saat Elang datang dengan atasan shirtless, sepertinya dia baru selesai mandi.
"Kiw, kiw, playboy-nya baru pulang setelah tebar pesona," Sindir Salsa namun Elang hanya mengedikkan bahunya acuh," belum ada yang kecantol."
Elang segera masuk tenda dan memakai kaos-nya. Tidak begitu lama Reihan dan Arvin datang setelah mandi.
"Rei katanya mau kasih gue makan? Cepetan gue laper."
"Lah bukannya lo bawa snack banyak dari rumah? Kenapa nggak dimakan?" Tanya Arvin heran dan Salsa hanya menyengir," hehe lupa, lagian di tenda nggak ada orang. Bulan dan Lia sibuk, dan si Milla sibuk pacaran sama Leo."
"Lah, mereka jadi pacaran?" Tanya Radit shock, selama bergaul dengan Leo. Dia tidak pernah tahu kalau dia dekat dengan cewek."Nggak tahu, mereka pergi berduaan terus."
"Kasihan nggak ada temen," ejek Elang membuat Salsa mencibir," disini gue cari temen bego."
"Sal, setelah ini lo ikut gue," ujar Gilang tiba-tiba lalu menyimpan kembali ponselnya.
"Kemana? Lo mau culik gue ya?"
"Rei, gue mau kerumah nenek gue. Boleh kan?"
Bukannya menjawab pertanyaan Salsa, Gilang malah bertanya ke Reihan yang sedang menuangkan air panas kedalam pop mie. "Rumah nenek lo disini?"
"Hemm."
"Naik apa?"
"Jalan kaki, cuma deket."
"Jangan lama-lama, dan langsung laporan ke gue setelah pulang."
Reihan menyodorkan pop mie itu ke Salsa yang langsung diterima dengan antusias.
"Hemm, gue pergi sama Salsa."
"Gue nggak bilang kalau gue mau."
"Harus mau, gue nggak mau penolakan."
"Gilang sukanya maksa."
Setelah menunggu beberapa menit Salsa menyeruput pop mie itu dengan lahap, disampingnya duduk Reihan yang sedang menyiapkan teh hangat untuknya. Memang cowok dingin itu paling sering perhatian dan peduli.
Namun setelah makan dan minum kenyang, Salsa merasa tubuhnya memanas dan berkeringat. Dengan hoodie seperti itu dia merasa tubuhnya seperti dikukus dan dia berniat untuk melepaskan hoodienya. Karena dia akan pergi dengan Gilang, ia tidak ingin repot-repot kembali ke tendanya dan dia masuk ke salah satu tenda untuk membuka hoodienya dan hanya meninggalkan kaos putih ketat. Tentu saja saat dia keluar, dia mendapat ceramah dari Radit dan Gilang, jadi dengan sedikit paksaan ia mendapat kaos Naufal untuk ia pakai.
"Kayanya kalau gue pakai hotpants, nggak bakal kelihatan kalau pakai celana."
Walau tubuh Naufal lebih kecil dari yang lain, tapi kaos yang ia pakai mencapai lutut. Jadi dia diam-diam memikirkan bagaimana kalau dirinya membeli kaos kebesaran lain kali dan dia pasti terlihat menggemaskan.
"Berani?" Tanya Reihan dingin diikuti tatapan tajam dari lainnya. Salsa menggeleng dan menyengir untuk menghilangkan rasa takutnya," gue cuma bercanda, memang kapan gue cuma pakai hotpants doang?"
"Mau gue sebutin?" Tantang Radit membuat Salsa langsung menutup mulutnya," ini diluar bego, jangan asal ngomong bego."
"Ayo Lang pergi, kalau nggak gue badmood dan kembali ke tenda."
Setelah memberi tatapan peringatan ke Radit, Salsa melangkah pergi dengan Gilang keluar area. Kepergian Salsa yang keluar dari area tenda mostwanted bersama Gilang tentu saja membuat Rizky yang sedang berjaga di sekitar tenda cowok merasa heran, sepertinya Salsa memiliki hubungan misterius dengan para mostwanted.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOTUS
Teen Fiction# Judul awal Secret husbands in school Tidak perlu dipercaya,hanya perlu dibaca untuk hiburan semata