41

881 55 1
                                    


"Gue sudah terima job di hotel itu, kalian tenang saja." Ujar Elang yang sedang menyesap bir-nya pelan.

Candra yang sudah kehabisan putung rokoknya mulai meraba-raba jaket teman-temannya dengan kasar, dengan keberuntungan ia mendapatkan dua putung di temannya yang sudah mabuk tak sadarkan diri.

Asap rokok itu mengepul tinggi memenuhi pojok bar yang mereka tempati, dengan satu sudah tak sadarkan diri Candra dan Elang baru memulai percakapan

"Lo...Lo sudah tahu konsep pestanya seperti apa? Lagu yang akan kita nyanyikan dan kostum yang akan kita pakai?"

"Lo mau berubah menjadi ketuanya hah? Hahahaha.....silahkan silahkan!"

"Enggak bodoh, perform kita 5 hari lagi dan lo kayanya belum bergerak. Gue heran lo sebenarnya ada apa," ujar Candra memandangi Elang yang sudah menghabiskan botol bir-nya yang ke tiga. Candra menggeleng pelan, jika Elang ikut tumbang malam ini maka sudah dipastikan ia sendiri yang akan menyeret mereka pulang.

"Kan kemarin sudah kita bahas, hik.... Elang pasti sibuk dengan mantannya itu hahaha......"

"Ssst......siapa yang beropini seperti itu kemarin? Lo sudah mabuk, mending diem," ucap Candra menyikut tubuh temannya yang sudah sepenuhnya mabuk tapi masih berani meneguk minumannya.

"Kayanya lo yang lebih pantas jadi ketuanya Can, lo bahkan sudah berani mimpin mereka buat ngomongin gue di belakang hahaha....."

"Oh shit, nggak ada yang ngomongin lo dibelakang bodoh! Mereka beropini seperti itu bukan gue."

"Sekarang Candra yang jadi ketua!" Seru Elang keras sembari berdiri lalu mengangkat botol bir-nya tinggi diikuti 3 temannya yang sudah mabuk namun masih tidak ingin berhenti minum.

Candra menggeleng pelan, dengan botol kosong di sampingnya ia mengetuk keras dahi Elang membuat si empu-nya mengaduh dan terduduk kembali.

Setelahnya Candra mulai berdiskusi dengan Elang tentang perform mereka dan Elang mulai memberitahukan pada mereka semua rencananya yang sebenarnya ia lupa untuk mengatakannya. Ini sebenarnya bukan niat Candra untuk membiarkan Elang mabuk dan meminta informasi rencana untuk perform besok nantinya, namun ada sesuatu hal yang ia ingin ketahui dari Elang.

"Gue ke kamar mandi bentar...."

"Bentar gue anter, lo nggak bakal sampai ke kamar mandi gue yakin."

"Lo remehin gue? Ugh... gue masih kuat ke kamar mandi....gue mau muntah!"

"Irsyad, ya ampun anak itu main kabur. Gue nyusul Irsyad bentar."

"Hahaha......Laluna pergi dan gue sekarang jomblo. Eh nggak enggak! Elang nggak boleh jomblo, oh ya hehe.....kan gue sudah punya Salsa."

Candra yang sudah berdiri hendak menyusul temannya Isryad terduduk kembali setelah mendengar racauan Elang menyebut-nyebut nama Salsa. Ini mungkin kesempatan emas Candra mengulik kejanggalan Elang saat Irsyad satu-satunya teman mereka yang masih sadar pergi. Candra hanya tidak ingin, kejadian sama seperti 2 tahun yang lalu membuatnya gagal lagi menjadi teman terdekatnya Elang. Candra hanya tidak ingin, Elang memendam masalahnya sendiri hingga membuatnya melakukan percobaan bunuh diri lagi.

"Hahaha.... gue lupa kalau ada Salsa. Tapi dilihat-lihat Cika cantik juga hehe...."

Candra mendelik, Cika adalah pacar Irsyad. Jika si empu tahu pacarnya sedang diincar, pasti sebentar lagi akan ada perang dunia ke tiga.

"Elang, lo ada masalah?" Tanya Candra tiba-tiba membuat Elang yang sedang meneguk air putihnya mengalihkan pandangan. "Setiap manusia nggak ada yang nggak punya masalah, di dunia ini! 90 persen masalah! Hahaha....."

Candra berpindah tempat dan duduk disamping Elang, " Lo ada masalah apa? Kenapa kita nggak boleh kumpul lagi ke rumah lo? Dan... dimana sekarang lo tinggal? Bibi lo bilang lo sudah pindah rumah, kenapa nggak cerita?"

"Gue pindah serumah sama Salsa bego! Lo nggak tahu ya? Hahaha....kasihan nggak dikasih tahu..."

"Lo serumah sama Salsa?" Tanya Candra pelan tidak percaya.

"Haa. Ada Gilang juga, Naufal, Radit, Arvin..hahaha....."

"Dia ngaco? Sial...."

"Kita semua su...."

"Elang!"

"Kak Renatta bukan?" Tebak Candra karena wajah perempuan itu tidak terlihat jelas.

"Ya....gue Rena, manusia yang paling sial yang pernah ada!" Seru Renatta yang tertawa sendiri dengan botol miras di tangan kanannya.

"Kak Rena ngapain disini? Sama siapa?"

"Eoh, Renatta! Kakak ipar, apa kabar?" Seru Elang keras memeluk Renatta dengan terhuyung-huyung.

"Yoo cewek cantik, mau gue temenin?"

"Irsyad, ya ampun anak itu pembawa masalah!" Candra pun bangkit meninggalkan Elang dan Renatta untuk menghampiri temannya yang sudah berusaha mencium seorang cewek asing di seberang. Jika Irsyad sampai membobol cewek lagi, sudah dipastikan nyawanya akan hilang di tangan Cika.

Disisi lainnya Renatta tertawa keras lalu dengan kencangnya mendorong Elang hingga terduduk lagi ke sofa. " jangan deketin gue, jangan! Lo orangnya Salsa kan? Gue benci semua orang yang ada di dekat Salsa asal lo tahu!"

"Kenapa lo benci dia hem? Dia adik sepupu lo hahaha...."

"Karena gue nggak bisa mendapatkan apa yang Salsa punya! Dasar bajingan!"

Pyarr

"Kenapa gue bisa hancur seperti ini dan Salsa malah mendapat kebaikan memiliki kalian? Kenapa gue dan Salsa tidak bisa memiliki kehidupan yang sama? Kenapa?" Teriak Renatta frustasi memecahkan botol mirasnya ke tembok hingga ditegur pemilik bar, namun tidak ada yang mampu mengontrol kemarahannya yang meluap-luap saat ini.

Diseberangnya Elang sudah tenang yang kemungkinan besar sudah tertidur, Renatta pun melampiaskan amarahnya ke seorang pria bermasker hitam yang lewat hingga membuat dahi pria itu terkena goresan kukunya.

"Gue benci kehidupan gue!"

•••


"Siapa yang pulangin aku ke sini?"

Slrup

"Mau sarapan dulu atau langsung pulang?"

"Yah, apa Candra yang mengirimku pulang ke sini?"

"Kalau bukan dia siapa? Kamu tadi malam mabuk-mabukkan sama siapa ayah tanya."

Elang tidak menyahut namun langsung berjalan menuruni tangga dan meneguk segelas susu murni yang disedikan bibi-nya diatas meja makan.

Ayah Elang, Rian Sentosa hanya melirik putra semata wayangnya ini dengan malas lalu melanjutkan kegiatannya membaca koran. Jika ia memberikan ceramah saat ini tentu saja tidak ada yang akan masuk ke telinga dan malah membuatnya membuang-buang energi, jadi biarkan ibu-nya saja yang memberi wejangan nanti.

"Yah, ibu dan Cantika mana?"

"Mereka keluar entah kemana, tapi tadi ibu berpesan kalau kamu setelah pulang sekolah harus mampir ke rumah."

"Ada apa? Kalau mau marah-marah aku tidak mau," ucap Elang beranjak pergi untuk berganti tidur di rumahnya Salsa. Kenapa ia ingin berganti tidur? Karena dirumahnya ini jika sudah menginjak pukul 6.00 maka siapa saja akan dibangunkan. Jika tidak mau maka nasibnya akan seperti dia hari ini, disiram air dingin sampai terbangun.

"Sangat tidak tahu sopan santun."



LOTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang