43

806 58 0
                                    

  Rizky turun dekat halte sekolah dan melanjutkan jalan kaki bersama kedua cewek itu dari belakang. Pikirannya masih berkecambuk kepada Salsa, jujur saja ia masih mencintai Salsa dengan sangat. Bahkan setelah cintanya ditolak olehnya, rasa cinta itu tidak berkurang sedikit pun dan malah bertambah kuat.

  "Sal, apa rahasia lo?" Batin Rizky menatap ke langit-langit yang hanya berwarna biru cerah.

  Beberapa hari yang lalu sebelum ia mengungkapkan cintanya, ia dengan diam-diam memperhatikan segala tingkah laku Salsa ketika di sekolah. Namun beberapa hari itu juga ia menemukan sesuatu yang aneh namun ia masih tidak memikirkannya, seperti saat Salsa tertidur lalu di gendong Radit namun Elang hanya diam memperhatikan. Saat Salsa memberikan botol air mineral ke Naufal di lapangan itu ia juga tidak  memikirkannya. Namun sekarang, ia rasa semua itu adalah kejanggalan yang aneh. Apa jangan-jangan Salsa.....

  Bruum

  Rizky dengan reflek menutup kedua telinganya saat motor besar melewati dirinya masuk ke gerbang sekolah. Ia bukannya takut, hanya terkejut.

  "Si anak baru?"

  Langit Achillis, dengan motor besarnya memasuki kawasan SMA Galaksi dan memarkirkan sepeda motornya tepat disebelah motor Naufal. Bagaimana Langit tahu jika motor beat ini milik Naufal? Tentu saja kemarin sore ia menunggu Naufal pulang di parkiran tanpa terlihat olehnya.

  "Naufal Alex Saputra, tunggu kejutanmu hari ini," monolog Langit lalu beranjak pergi dengan kedua tangan dimasukkan saku.

•••

Ting

Tong

  Ceklek

  "Kenapa kamu disini?"

  "Asvin, ada apa dengan dahimu? Kenapa terluka?"

  Andreas tidak membiarkan Olivia menyentuh dahinya, ia langsung membalikkan badannya berjalan masuk dan meneruskan kegiatannya memasukkan buku ke dalam tas.

  Olivia tersenyum senang saat mendapati Andreas tidak mengusirnya, ia pun menutup pintu apartemen itu dan ikut masuk ke dalam. Olivia melihat sekeliling apartemen Andreas, dapat dilihat kalau dinding apartemen penuh dengan lukisan yang cantik dan pastinya mahal. Masih seperti dulu, Olivia juga yakin kalau hati Andreas pasti masih sama seperti saat mereka bersama.

  "Kamu sudah mau berangkat? Aku disini untuk membawakan makanan," ucap Olivia menunjukkan paper bag yang ia bawa sedaritadi.

  "Bagaimana kamu mengetahui alamat apartemenku?" Tanya Andreas menatap dalam ke manik mata Olivia. Ia sudah berpindah apartemen sejak kejadian itu agar semua kenangan dengan Olivia juga musnah, dan kemarin ia sudah mengirim Olivia menjauh kenapa masih bisa sampai disini? Jangan-jangan....

  "Orang tuamu yang memberitahu, yuk Asvin kita makan dulu! Aku sudah membuat roti isi kesukaanmu."

  "Aku berangkat," ucap Andreas meraih kunci mobilnya dan berjalan keluar. Melihat itu Olivia tanpa sadar mengikuti dan langsung meraih lengan kiri Andreas agar guru muda itu berhenti." Ayo kita makan dulu, kamu biasanya belum sarapan kan? Aku membawakan sarapan untukmu."
 
  "Kebiasaanku berubah Oliv, jangan samakan dengan yang dulu. Lagipula, kelas akan dimulai 10  menit lagi dan aku bisa terlambat."

  Setelah Andreas keluar, melihat Olivia belum bergerak ia dengan terpaksa mengetuk pintu apartemen agar membuatnya tersadar kalau ia harus pergi. Andreas tidak sedikit pun terbujuk oleh tingkah manis Olivia membawakannya makanan, karena ia tahu kalau sebenarnya wanita itu tidak membuat makanan itu sendiri melainkan membelinya diluar.

LOTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang