Langit tidak jadi ditahan di polsek melainkan menjadi tahanan rumahan yang masih harus melapor dan tidak diperbolehkan meninggalkan Jakarta. Bukti-bukti sebelumnya yang ditemukan tim forensik sebagian besar digelapkan seseorang dan beberapa lainnya rusak secara sembunyi. Kejahatan Langit tidak bisa dilanjutkan ke pengadilan dan mereka harus menunggu lagi untuk menemukan siapa dalang yang menyembunyikan dan merusak bukti-bukti itu. Tapi Langit juga akan dijemput polisi lagi untuk investigasi lebih lanjut.Malam pukul 23.00 Langit pulang kerumah dan langsung mendapat tamparan ayahnya. Ayahnya marah dan mengaku malu mempunyai anak sepertinya, ibunya juga mengumpatinya dengan berbagai macam jenis nama binatang dan mengusirnya dari rumah. Langit tentu tidak bisa menerima, jiwa memberontak mulai ia tunjukkan dan dia menendang kursi yang ada disampingnya hingga rusak. Karena kalut amarah, ia memukul kedua orang tuanya dan setelahnya pergi dari rumah dengan motor hitamnya.
"Semuanya anjing, bajingan!"
Motor hitam besar itu melaju dijalanan Jakarta dengan ugal-ugalan, tempat pertama yang ia tuju adalah sebuah klub malam yang biasa menjadi tempat tongkrongan malamnya. Setelah masuk, dia dengan segera bertemu dengan seseorang yang sudah dipesan untuk jadi bonekanya minggu lalu dan menariknya menuju ke sudut sofa dengan segelas alkohol berdosis tinggi yang baru di beli.
"Puasin gue, kalau sampai gue nggak puas gue hukum lo," racau Langit membuat wanita itu memutar bolanya malas dan menarik Langit untuk memasuki sebuah kamar kecil.
"Langit, gue nggak jadi terima tawaran lo itu. Gue nggak mau berurusan lagi sama yang namanya Salsa, lo mau gue hadepin dia kan? Gue nggak mau," ujar wanita itu mendorong Langit hingga terlentang diatas kasur.
"Kenapa? Lo takut? Bukannya karena dia lo ada?"
Wanita itu bersmirk dan berjalan kearah jendela dan membukanya,"ya, karena dia gue ada. Karena dia gue sudah kuasain tubuh gue sepenuhnya, tapi gue nggak mau mengenal dia lagi. Feeling gue, gue yang akan kalah kali ini."
Langit bangkit dari tidurnya dan berjalan menghampiri wanita itu," Diva, Diva, hanya seorang gadis lemah sepertinya membuat lo takut? Lo berani bunuh orang tua lo sendiri tapi hadepin dia lo menyerah sebelum mulai?"
Diva, alter ego rival Salsa Mitha yang menjadi pemenang tubuh itu pada akhirnya. Mitha sang pemilik awal tengah terperangkap di kegelapan diri Diva dan tidak pernah keluar sejak satu tahun yang lalu. Dia tidak tahu apa yang terjadi, bahkan dia tidak tahu kalau kedua orang tuanya yang kejam itu tidak ada. Setengah jiwa Mitha asli telah hilang, mungkin hanya menunggu waktu lagi untuk Diva menghilangkan jiwa asli Mitha yang tidak berguna.
Diva terkekeh dan memandang keluar dengan tatapan kosong," hanya gadis lemah sepertinya mampu membuat lo kalut akan obsesi dan membuat lo sekarang berstatus tersangka. Lo pikir gue nggak tahu? Lo baru mulai Ngit, dan lo sudah mendapat kartu kuning."
Langit memukul dinding disampingnya hingga jari jemarinya berdarah," Jangan ungkit itu, gue kira cowok cupu itu mudah digertak."
Diva menoyor kepala Langit dengan keras" lo bodoh, goblok, sebelum lakuin sesuatu cek keluarganya dulu. Lo pikir putra pemilik perusahaan real estat nomor satu itu mudah diganggu?"
"Gue sudah cek jalang, gue juga sudah nyuruh bokap gue buat minta om dari jauh untuk melengserkan perusahaannya namun ternyata gagal. Perusahaannya minta bantuan bokapnya Radit."
Diva bersmirk dan mulai mengelus rahang Langit dengan sensual dan dengan perlahan membuka kancing Langit satu persatu dengan lambat," gue punya ide bagus buat lo, solusi cepat mendapatkan Salsa itu. Temukan rival-nya disekolah, kerjasama dengannya agar mau membantu lo."
Ingatan Langit tiba-tiba saja tertuju ke Queena yang jelas-jelas membenci Salsa, Jika dia bisa bekerjasama dengan Queena dan berhasil mendapatkan Salsa maka otomatis Reihan akan menghindar dari Salsa, bagus bukan?
"Kerjasama seperti apa?"
Kemeja itu sudah terlepas dan sekarang Langit bertelanjang dada," jebak Salsa, buat Salsa hamil anak lo. Setelahnya hidupnya akan hancur, dan Rivalnya pasti akan puas."
"Salsa akan membenci gue."
"Bukannya sudah? Buat saja seolah-olah lo dijebak sama rivalnya Salsa itu, mudah bukan?"
"Diva, lo pintar."
"Gue memang pintar, gue puasin lo malam ini."
Disisi malam lainnya Queena tidak nyenyak dalam tidur karena dia melihat dibawah balkon ada beberapa orang berpakaian hitam yang mencuri-curi melihat ke arah kamarnya dilantai dua. Queena sudah membujuk kedua orang tuanya untuk pergi ke Jawa Timur sebentar kerumah neneknya dengan alasan berlibur namun kedua orang tuanya menolak. Satu bulan lagi ujian kenaikan kelas dan Queena dituntut untuk belajar keras dirumah, bahkan waktu keluar rumahnya juga dibatasi hanya 2 jam per hari selain pergi Sekolah. Sungguh, sangat menyiksa baginya setiap kali akan ujian.
"Gue jangan tidur, kalau gue nggak tidur. Gue bisa langsung teriak dan kabur."
Namun baru lewat 15 menit, Queena sudah tertidur dengan posisi duduk diranjangnya. Queena tidak mengetahui, kalau 3 orang berpakaian hitam sudah memasuki jendela balkonnya dengan membawa karung.
Satu orang diantara mereka mengeluarkan sapu tangan dari dalam sakunya dan langsung membekap mulut dan hidung Queena yang langsung pingsan karena menghirup obat anestesi. setelah pingsan orang itu memasukkan Queena kedalam karung dan dengan bantuan teman satunya mereka keluar jendela lagi meninggalkan satu orang lainnya untuk membersihkan jejak dan menutup jendela itu dengan rapi dan seolah-olah tidak ada yang terjadi sebelumnya.
Queena tidak tahu berapa lama dia pingsan, saat seseorang mengguyur air kearahnya ia terkejut ketika mendapati dirinya tengah diikat diatas kasur dengan posisi terlentang dan sekitar 9 orang pria mengelilinginya tanpa memakai atasan. Queena ingin menjerit, namun langsung ditampar seorang pria disebelahnya" diam jalang, simpan suaramu untuk mendesah dibawah kami."
Ini adalah malam terburuk yang Queena alami, entah sudah beberapa kali dia pingsan dan sudah beberapa kali dia dipaksa bangun untuk melayani kesembilannya. Queena sakit fisik dan batinnya, ia tidak bisa kabur dan hal ini membuatnya merasa trauma dan rasa benci ke Salsa semakin dalam. Dia tidak lagi menginginkan Reihan atau Arvin, dia hanya menginginkan kehancuran Salsa yang sama sepertinya.
"Setelah ini gue akan jadi hantu setiap malam lo Sal, setelah ini tidak ada yang namanya mimpi indah bagi lo. Mimpi lo akan selalu buruk, dan gue yang akan buat mimpi buruk itu."
Sammy kejam, ia berencana membuat Queena digilir ke beberapa tempat di beberapa markas miliknya untuk jadi cicipan teman-temannya. Queena juga hanya pasrah, tapi tiap harinya kebencian Salsa dihatinya semakin besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOTUS
Teen Fiction# Judul awal Secret husbands in school Tidak perlu dipercaya,hanya perlu dibaca untuk hiburan semata