Malam harinya dirumah.....
"Rei, apa Queen diskors?" Tanya Salsa pada Rei disebelahnya yang sedang membuat teh, vibes nya itu lho tidak bisa diacuhkan.
"Hem....3 hari," jawab Rei seadanya.
Salsa menghentikan adukan cokelat panasnya, berpikir sejenak. Melihat mimik wajah Salsa yang langsung berubah Reihan menghentikan adukan teh nya dan langsung menghadap Salsa dengan tangan bersedekap dada.
"Nggak, cuma kepikiran aja yang dulu," Salsa langsung duduk dipantry menyesap cokelat panasnya dengan pelan.
"Nggak sopan lo duduk situ," ujar Rei dingin, namun ia langsung mengalihkan pandangannya ke lain arah kemanapun asal objeknya bukan Salsa.
"Emang kenapa sih?"
"Lo cewek, lagian lo ngapain pakai hotpants malam-malam?"
"Gue dirumah dulu biasanya juga kaya gini," ujar Salsa acuh dan sibuk menscroll ponselnya tanpa melihat wajah putih Rei sudah memerah.
"Gue cuma mau bilang awas pas lo tidur ada yang tiba-tiba nerkem gue udah ngingetin."
"Kok ambigu sih," Salsa memukul lengan Rei keras namun Rei malah tertawa yang membuat Salsa termangu ditempat, bahkan tangannya yang terkepal mengantung di udara.
"Lo ketawa? Yeaaay....Reihan bisa ketawa juga ternyata!" Seru Salsa sambil bertepuk tangan dengan keras, Rei yang menyadari itu langsung menghentikan tawanya dan kembali memasang wajah datar.
"Muka lo kok dimiripin triplek terus sih?gantengan ketawa kaya tadi," keluh Salsa menyesap cokelat panasnya membuat salah satu alis Reihan terangkat.
"Beneran?"
Salsa melirik Rei yang sedang menatapnya serius lalu meletakkan gelasnya kembali, dengan anggukan yang antusias ia langsung meminta Rei untuk tersenyum sebagai langkah pertama. "Bener, coba deh senyum."
Rei mendadak ragu, sangat jarang ia tersenyum kecuali pada keluarganya sendiri. Padahal Salsa sudah menjadi keluarganya kan? Tapi ia sudah lama tidak senyum dengan tulus setelah kejadian itu.
"Ih lama, begini nih."
Salsa turun lalu dengan tangan kecilnya dengan perlahan menyunggingkan kedua sudut bibir Rei hingga membentuk senyuman. Kedua mata itu bertemu dalam jarak yang cukup dekat. Entah perasaan aneh apa, rasanya jantung Rei berdegup sangat kencang dalam posisi seperti ini.
"Salsa tepung bumbu, makanannya mana?" Teriakan cempreng Radit berhasil membuyarkan lamunan keduanya hingga Salsa menurunkan tangannya dan bergerak canggung.
"Bentar lagi," jawab Salsa melirik ponselnya sebentar.
"Lo delivery lagi?" Tanya Rei yang menyesap tehnya dingin dengan suara datar.
"Menurut lo? Masakan gue kan gak enak," ujar Salsa melirik Radit yang duduk di meja makan.
"Yaelah, gitu aja baperan dasar cewek," ejek Radit dengan tangan kirinya menyangga kepala memandangi Salsa yang mencibikkan bibirnya.
"Lain kali masak sendiri, lebih sehat," celetuk Rei berlalu keluar.
"Serba salah gue tuh."
"Lo hidup aja udah salah," Timpal Radit tanpa dosa.
Tuk
●●●
Keesokan paginya suasana rumah yang damai dikejutkan oleh teriakan Elang yang menggelegar.
"Heiiii......apa ada yang lihat seragam gue?" Teriak Elang diruang tamu.
"Berisik goblok, udah tau suara lo 3 oktaf pagi pagi buta udah teriak gak jelas. Lo pikir hutan ha?" Tanya Arvin sambil mengucek matanya yang sedikit memerah, baru jam 2 dia tidur dan sekarang si burung sudah membuat keributan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOTUS
Teen Fiction# Judul awal Secret husbands in school Tidak perlu dipercaya,hanya perlu dibaca untuk hiburan semata