80

753 52 3
                                    

Flashback On

  Hari ini adalah hari yang paling dinantikan Salsa, hari dimana tabungannya sudah cukup untuk membeli novel incarannya yang ia nantikan selama 3 bulan. Salsa senang tidak terkira, ia pun meraih tas selempang warna pink-nya dan berlari keluar dengan dompet penuh uang. Namun sayang, hari ini tidak ada orang dirumah dan supir satu-satunya dirumah sedang mengantar mommy-nya ke suatu tempat. Salsa mendengus sebal namun rasa semangatnya tidak hilang, ia pun meraih sepeda nya dari garasi dan keluar menuju ke toko buku. Toko buku yang terdekat dari rumahnya letaknya tidak jauh, mungkin hanya 30 menit seharusnya sudah sampai. Jadi, dengan sepenuh hati Salsa mengayuh sepeda itu dibawah terik matahari dengan penuh semangat.

  Mungkin hanya sekitar 5 menit lagi ia sampai dan ia tidak bisa mengontrol perasaan senangnya sendiri, sepedanya ia kayuh dengan sangat cepat hingga tidak bisa mengerem saat seseorang tiba-tiba muncul di depan sepedanya. Alhasil sepedanya ia belokkan ke tiang listrik dan dia terjatuh.

  Salsa terjatuh dari sepeda dan melukai telapak tangannya hingga lecet, seseorang yang tadi muncul tiba-tiba dengan segera menolong Salsa dan membantunya membangunkan sepeda, "kamu baik? "

  Salsa bangkit dengan susah payah dan membersihkan pakaiannya dulu sebelum menunjuk orang di depannya dengan marah, "apa yang lo lakukan dengan muncul tiba-tiba? Untung gue punya kepekaan tinggi tidak nabrak lo! Lihat, gue malah nyungsep disini dan tangan gue lecet, lo tidak ada kata maaf gitu? Bahkan yang ditolongin cuma sepedanya, dasar tidak mempunyai perasaan! "

  Seseorang itu merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa uang kertas 50 ribu, "ganti rugi. "

  Salsa segera menepis uang itu dan berkacak pinggang, "lo pikir semuanya dapat diganti dengan uang? Lo mau pamer kalau lo itu orang kaya ya? Jangan belagu, gue nggak butuh uang lo. Gue bukan pengemis! "

  Seseorang itu menghela nafas panjang, ia sudah panik mencari kakaknya yang hilang tapi malah bertemu perempuan gila yang tidak bisa berhenti bicara, " Mau apa? "

  "Minta maaf dan obati tangan gue dulu, kalau tidak gue aduin lo ke Daddy Gue agar lo dapat pelajaran. "

  Salsa mengulurkan tangan kanannya dan menyambut tangan kiri orang itu menunggunya minta maaf. Orang itu malah gugup, baru kali ini dia berpegangan dengan seorang perempuan dan menuntut maaf padanya. Padahal dia tidak pernah sekalipun meminta maaf pada orang asing selain keluarganya.

  "Kok lo nggak ngomong apa-apa? Lo bisu dadakan? Cepet minta maaf, lo nggak lihat banyak orang lewat ngeliatin kita? "

  "Ma-maaf, " Ucapnya sembari memalingkan wajahnya ke arah lain.

  Salsa melepaskan tangannya dan mengganguk, "oke gue maafin, sekarang obatin lecet ditangan gue. Lo nggak boleh pergi sebelum itu. Lo harus tahu, tanggung jawab sebagai pelaku. "

  Salsa berjalan duluan berniat orang itu mau menuntun sepedanya, namun baru tujuh langkah dia tidak mendengar suara sepedanya dituntun dan dia berbalik, "kenapa lo malah ngikutin gue? Tuntun sepedanya! Lo nggak lihat tangan gue sakit? "

  "Hanya Lecet. "

  "Nggak mau tahu, lo tuntun sepeda gue atau gue akan teriak disini kalau lo seorang penganggu! "

  Orang itu menghela nafas panjang dan mulai menuntun sepeda Salsa, Salsa hanya berjalan riang melihat ke sekeliling apakah ada apotik.

  Setelah tangannya modus diobati, Salsa dengan acuhnya menaiki sepedanya beranjak ingin ke toko buku mengindahkan orang itu yang terduduk di kursi depan apotik sendiri, "Baiklah, lain kali kalau lihat jalan itu hati-hati. Untung gue bukan cewek matre yang porotin duit lo, masih baik lo ketemu gue. "

LOTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang