2

5.1K 327 23
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Kalian jangan berharap lebih ya sama cerita ini.
Maaf kalo misal penulisan masih berantakan dan kata-kata nya kurang jelas, pokonya aku mau minta maaf banget, kalo ini di luar ekspektasi kalian.

Aku juga sadar kalo cerita ini jauh dari kata sempurna, masih banyak yang harus di perbaiki dari cerita aku ini.

Karna ini cerita pertama aku, jadi masih aga bingung nyusun kata-katanya, untuk kedepannya aku bakal perbaiki semuanya.

Thanks buat kalian yang udah mau mampir dan vote.

*
*
*

~Berurusan dengan rasa memang susah, susah mengembalikan, melupakan, dan mengendalikan~

Hari ini adalah hari kedua bagi Rafa bertugas. Dia berharap semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Dengan langkah lebar dia menyusuri koridor, suasana sekolah yang masih lumayan sepi, membuatnya bernafas lega. Setidaknya dia bisa terhindar dari para siswi dan guru yang mengajar nya.

Setelah sampai di depan pintu ruang UKS, Rafa langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Namun, seketika langkahnya terhenti saat melihat punggung seseorang.

Rafa menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas apa wanita yang dilihatnya itu manusia atau sejenis......
Buru-buru Rafa menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran negatif nya. Mana mungkin ada hantu jam segini. Perlahan Rafa mendekat, dengan pandangan yang ta pernah lepas dari wanita tadi.


POV Ai

"Sial banget gw, pagi-pagi dah keringetan kaya gini, ini semua gara-gara dokter gila itu" gerutunya sambil terus mengepel lantai.

Ai memang sengaja berangkat pagi hanya untuk membereskan ruang UKS sesuai permintaan Rafa kemarin. Bisa saja Ai ta mempedulikan permintaan Rafa, tapi dia malas jika harus berurusan dengan kepala sekolah, yang ujung-ujungnya melibatkan orang tua, hmm menyebalkan.

Ai menghela napas berat, lelah rasanya mengerjakan semua sendirian, apalagi dia ta pernah beberes sebelumnya. Di rumahnya dia sangat di maja oleh kedua orang tuanya, terlebih lagi dia anak bungsu dari 3 bersaudara.

Setelah selesai, Ai kembali membereskan alat-alat pel dan hendak menaruhnya kembali ke dalam gudang. Namun saat membalikan badan, betapa terkejutnya dia ketika melihat seorang laki-laki yang tengah berdiri tepat di belakangnya.

"Saya kira kamu gak bakal lakuin permintaan saya" ujarnya sambil tersenyum.

"Gak usah ge'er deh pa, saya kaya gini juga terpaksa kali" sewot Ai sambil cemberut.

"Gpp terpaksa juga alhamdullilah, yang penting kamu udah menyelesaikan tugas kamu dengan baik" ujar Rafa sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

Sepersekian detik Ai terpaku melihat senyum manis Rafa, sebelum akhirnya dia menggelengkan kepalanya, menyangkal semuanya.

"Udah kan pa, permisi" ujar Ai judes lalu melangkahkan kakinya keluar ruangan UKS.

Crazy doctor (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang