orang misterius

2.2K 148 11
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

-

Gimana-gimana?
Gantung ya? Yaudah nih aku kasih asupan lagi.

-

Happy reading ♥️

Ekhm_semua pasang mata tertuju padanya, setelah banyak mempertimbangkan, akhirnya dia memutuskan untuk datang ke rumah sakit. Masalah di terima atau tidaknya itu terserah nanti, yang terpenting dia sudah usaha bukan.

"Rafa". Ujar mama

"Saya ke sini gak lama, saya cuma mau masti in apa Ai masih hidup atau mati".

Mendengar perkataan Rafa yang tidak sopan membuat darah Revan naik, tangan-tangannya mengepal kuat, rahangnya mengeras memperlihatkan urat-urat wajahnya. "JAGA UCAPAN LOE". sargah nya.

Plak!

Satu tamparan berhasil mendarat sempurna di pipi mulusnya. Bukan dari Revan, Sarah, ataupun Hermawan, melainkan dari Fatimah mama nya sendiri. Fatimah menatap ta percaya pada putra semata wayangnya. Dia ta menyangka Rafa akan mengatakan kata-kata biadab seperti itu.

"Kalo kedatangan kamu cuma mau memperkeruh suasana, lebih baik kamu pergi dari sini...PERGI!". Teriaknya dengan air mata yang sudah mengalir deras.

"Oke! saya pergi, lagipula ngapain saya buang-buang waktu kaya gini, gak penting!". Setelah mengatakan hal tersebut, Rafa langsung berbalik dan pergi dari sana.

Hermawan yang melihat setiap gerak-gerik Rafa hanya terdiam penuh arti, tidak ada yang tau apa yang di pikirkan pria dewasa tersebut.

Revan masih mengepalkan tangannya, rasanya ia ingin meninju wajah Rafa yang kurang ajar seperti tadi. Tapi mengingat ini rumah sakit, ia menahan emosinya yang meluap, karna tidak mau menciptakan keributan di sini. Biarkan saja nanti urusannya dengan Rafa akan ia selesaikan di luar secara gentle.

Di sisi lain!

"Sampai kapan loe mau kaya gini de? Bangun! abang, mama sama papa kangen". Ujar Gio lirih sambil menggenggam tangan Ai.

Memang semenjak keributan di luar tadi Gio ta mengetahuinya, karna dia sedari tadi berada di samping Ai, jika Gio sudah ada mungkin laki-laki itu sudah memukul Rafa.

Belum ada pergerakan sedikitpun dari Ai bahkan mata cantik itu enggan terbuka sedikitpun.

***

Rafa memasuki apartemennya dengan langkah lebar, saat memasuki ruang tamu dia ta menemukan siapapun di sana, ta ada Gevan yang selalu menyambutnya pulang, bahkan Aliza pun ta kelihatan batang hidungnya.

Tangannya merogoh saku, mengambil ponsel miliknya. Sedikit mengotak-atik untuk mengirimkan pesan pada seseorang.
Setelah mengirim pesan, dia langsung melempar ponselnya asal. Menyandarkan kepalanya pada sopa mpuk miliknya.

"Maaf". Lirihnya beriringan dengan terlelapnya dia ke dunia mimpinya.

Ta selang berapa lama, Aliza dan Gevan datang sambil menenteng kresek besar yang di dalamnya terdapat barang belanjaan miliknya.

Crazy doctor (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang