syukuran

2.4K 166 22
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
-

" Pergi dan datang seenak jidatnya".

-Ai

"Ada apa si ribut-ribut?". Ai mematung di tempat saat melihat Rafa di depannya. Awalnya dia hanya ingin mengecek kebisingan di luar tapi kini dia merutuki dirinya sendiri.

Sial! Kenapa gue keluar si_batinnya.

"Ini Ai, dia gak mau pergi, padahal udah gue usir". Ujar Saras sambil menunjuk Rafa.

"Loe boleh pergi, gue mau ngomong sebentar sama dia". Ujar Ai pada Saras.

"Loe yakin Ai?". Tanya Saras.

"Iya". Pandangan Ai lurus ke depan menatap Rafa yang kini juga tengah menatapnya.

"Oke, gue masuk, loe ati-ati ya, kalo dia macem-macem loe teriak aja". Ujarnya sambil melangkahkan kakinya menjauh.


-

Kini Ai dan Rafa berada di taman depan . Sudah hampir 20 menit hanya ada keheningan di antara keduanya, ta ada yang berniat membuka suara.
Sampai akhirnya Ai mematung saat tiba-tiba Rafa memeluknya erat, ta selang berapa lama, ai merasakan punggung Rafa bergetar menandakan bahwa laki-laki itu menangis.

Dia dibuat semakin bingung saat Rafa menenggelamkan wajahnya di cekuk lehernya. Menangis sejadi-jadinya di sana. Ingin rasanya dia ngusap punggung Rafa dan menanyakan kenapa laki-laki itu menangis, tapi egonya menahan itu semua. Dia ta mau terlihat lemah hanya karna tangisan laki-laki itu, cukup sudah Ai merasakan sakit hati selama ini.

"Cukup". Ujarnya berusaha mengurai pelukan Rafa.

"Biarin gini Ai, saya mohon". Lirih Rafa.

"Tapi ini gak bener mas". Kilah Ai.

"Saya mohon".

Akhirnya Ai pasrah, dan membiarkan Rafa memeluknya, karna menolak pun rasanya percuma tenaga Rafa sangat kuat dan ta sebanding dengannya. 10 menit Rafa masih memeluknya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Membuat Ai geram sendiri. "Sebenernya kamu tuh kenpaa si mas?". Tanyanya bingung.

"Maaf". Satu kata yang keluar dari mulut Rafa.

"Lep_". Ucapannya terpotong

"Maaf".

"Mas".

"Maaf Ai maaf in saya, saya tau, kata maaf aja gak cukup setelah apa yang saya lakuin ke kamu dan anak kita, tapi jujur Ai saya benar-benar menyesal. Maaf in saya Ai, saya minta maaf".

"Maaf mas, a-ku belum bisa". Ai berusaha tegar, mati-matian dia menahan air matanya.

"Ai tatap saya". Pintanya. "Apa gak ada lagi kesempatan untuk saya? Saya bener-bener minta maaf sama kamu".

"Maaf mas".

Buru-buru Ai membalikkan badannya, berlari kencang meninggalkan Rafa di sana, memasuki rumah dan langsung menutup pintu dengan kencang, detik berikutnya Ai beringsut di balik pintu, menumpahkan tangisnya yang sedari tadi ia tahan.

Ai memukul-mukul dadanya yang terasa sakit. Kenapa setelah semuanya terjadi Rafa baru menyesali perbuatannya sekarang. Ai benar-benar bingung di posisi sekarang.

Seseorang yang sedari tadi memperhatikan keduanya menatap lurus ke bawah. "Gara-gara satu orang hubungan kalian jadi kaya gini, papa yakin secepatnya akan bongkar kelicikan mereka, dan kalian akan hidup bahagia kembali seperti dulu". Ujar Hermawan dengan senyum devilnya.

Crazy doctor (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang