Kikuk

2.1K 151 5
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

-

Lapak makin sepi handshootಥ‿ಥ
-
Absen dulu lah!
-Jamal
-Toto
-Endang
-Warto
-Karto

(Apasi gak jelas)

-

Happy reading ♥️


Sore ini Rafa berniat berkunjung ke rumah Ai, matanya ta lepas dari paper bag yang dibawanya, dia pikir Ai akan menyukainya. "Semoga pas". Batinnya.

Rafa menatap pintu di depannya dengan senyum yang ta luntur dari wajah berseri nya, satu kali mengetuk ta ada jawaban, dua kali masih ta ada jawaban, sampai yang ketiga kalinya dia hendak mengetuk kembali, tiba-tiba pintu terbuka lebar, menampakan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik di usianya yang sudah menginjak kepala 5.

"Malem ma". Sapanya sopan sambil menyalami tangan Sarah.

"Waalaikummusalam". Jawab Sarah ketus.

Rafa menggaruk tengkuknya saat menyadari lupa mengucapkan salam. Aish memalukan_batinnya

"Assalamualaikum". Ulangnya.

"Ada apa malem-malem?". Tanya Sarah ta lupa masih dengan ekspresi datarnya.

"I-ni ma, s-saya mau nganterin ini". Ujar Rafa sambil menjunjung tinggi-tinggi paper bag yang di bawanya.

"Owh, yaudah sini, biar saya yang ngasih nanti". Jawab Sarah masih ketus.

"Eh! Iya ma". Jawab Rafa kikuk saat mama mertuanya merebut paksa paper bag dari tangannya.

Sarah menyelidik Rafa dari atas sampai bawah. "Terus ngapain masih di sini?". Tanyanya lagi.

"It-u ma, hmm" Rafa benar-benar bingung harus ngomong apa, apalagi Sarah mentapnya dengan tatapan tajam seakan mengulitinya hidup-hidup.

"Hmm apa?".

"S-saya mau liat Ale, sebentar... aja".ujarnya dengan suara yang ia pelankan di akhir kalimatnya.

"Ale udah tidur". Jawab Sarah ketus.

"Oh..., kalo gitu Rafa permisi dulu ma, assalamualaikum". Pamitnya sambil menyalami tangan Sarah.

"Waalaikummusalam".

Beberapa kali Rafa menengok ke belakang, berharap Ai keluar dan mencegahnya pulang. Namun buru-buru dia membuang mukanya saat di tatap menyelidik oleh Sarah dari sebrang sana. Ternyata mama mertuanya sangat galak jika sedang serius. Rafa sampai bergidik ngeri membayangkan ekspresi datar Sarah tadi.

Sesampainya di dalam mobil Rafa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tanda pamit pada Sarah dengan kikuk.

Akhirnya Rafa pasrah dia memilih menancap gas mobilnya. Mungkin malam ini Tuhan ta merestuinya bertemu dengan sang putra, akh tidak apa masih ada hari esok kan.

"Siapa ma?". Tanya Ai yang batu saja keluar dari kamarnya.

"Tukang paket". Jawab Sarah singkat sambil memberikan paper bag di tangannya pada Ai.

Ai hanya manggut-manggut sambil mengambil paper bag tersebut, menutup pintu kembali dan menguncinya. Lalu ikut masuk ke dalam mengingat hari sudah mulai senja. Katanya gak baik magrib -magrib pintu di biarkan terbuka.

Crazy doctor (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang