lamaran

4.6K 290 17
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

*
*
*

Enjoy, and happy reading ✨

Nikah?

Satu kata yang mampu membuat Ai gelisah, dia masih terlalu muda untuk itu. Masih banyak keinginan nya yang belum tercapai, cita-cita nya, berlibur ke Korea dan masih banyak yang lainnya.

"Pokonya gw gak mau nikah". Teriaknya prustasi.

"Joon, liat mama minta aku buat nikah". monolognya sambil menatap poster berukuran 20x10. Mungkin jika ada yang melihatnya sekarang akan menganggapnya gila, karna berbicara dengan sebuah poster.

"Aku gak mau joon, aku gak mau poliandri, aku gak mau kamu harus di madu, ngga pokonya, Joon bawa aku ke korea sekarang, Joon jawab dong jangan cuma senyum doang". Ai benar-benar terlihat seperti orang gila.

"Apa lu chim? Mau ketawa Luh liat gw nangis, ketawa aja chim" ujarnya bergantian menatap poster Jimin yang tengah tersenyum bahagia.

"OPPAAAAAA"

Flashback on

"Ai sayang, jadi kedatangan Rafa ke sini buat lamar kamu sayang". Hampir saja Ai menyembur kan makanan di mulutnya.

"Lamaran?".

"Iya, sebenernya Tante Fatimah dan mama udah ngomongin ini dari jauh-jauh hari, dan kedatangan Tante Fatimah kemarin ke sini untuk melihat kamu sayang".

"Mama ko gak bilang-bilang sama Ai, mama juga kenapa ambil keputusan sendiri, tanpa konfirmasi sama Ai?". Ujar Ai sedikit meninggi.

"Ay, yang sopan". Peringatan Revan membuat Ai menunduk.

"De, mama sama papa ambil keputusan ini buat kebaikan kamu sayang". Timpal Gio

"Papa minta maaf sebelumnya, papa emang salah gak ngasih tau kamu dulu, tapi ini sudah menjadi keputusan papa sama Mama sayang".

"Pokonya Ai gak mau nikah". Ujarnya lalu berlari menaiki anak tangga.

Sementara Rafa hanya menatap kepergian Ai, terlihat jelas jika gadis itu tidak mau di jodohkan dengannya, entah kenapa rasanya sakit saat melihat Ai menolak perjodohan ini.

"Nak, maaf in Ai ya, meskipun dia nolak tapi perjodohan ini akan tetap berlanjut, om akan meyakinkan dia".

Rafa hanya tersenyum sekilas, lalu kembali menatap ke lantai atas.

Flashback end

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar, namun Ai seakan menulikan pendengarannya.

"Ai ini Abang".

Masih ta ada jawaban dari si pemilik kamar, akhirnya Revan memutuskan untuk masuk saja, kebetulan pintu juga ta dikunci.

"Lihat Joon, bahkan abang mendukung pernikahan ini, Joon patahkan saja tulangnya, pasti dia akan memaksaku untuk menerima perjodohan ini, dia meminta ku untuk ber poliandri darimu".

Crazy doctor (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang