Bahasa amburadul maklumi, penulis amatir😌🙏
_____
_____
Bekerja di sekolahan calon istrinya ta pernah terbayangkan oleh Rafa.
~~
Bertemu dengan dokter UKS yang notabenenya sebagai calon suaminya ta pernah diinginkan oleh Ai.
-Kalian suka cerita kon...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa pakai masker gys👍
-
Happy reading ♥️
Dengan langkah lebar, Revan, Gio, Sarah dan Hermawan menelusuri koridor rumah sakit. Satu jam yang lalu mereka mendapatkan kabar kalau Ai mengalami kecelakaan. Revan terus merapalkan doa untuk adik tercintanya, berharap dia tidak apa-apa begitupun dengan Gio. Sementara Sarah sudah menangis dari tadi. Berbeda dengan Hermawan, laki-laki itu nampak tegar di luar tapi tidak tau di dalamnya seperti apa.
Sesampainya di ruang UGD mereka langsung di sambut oleh Rendi. "Apa kalian keluarga Ai?". Tanyanya.
"Iya saya kakak nya, gimana keadaan adik saya?". Tanya Revan.
"Ai lagi di tanganin dokter bang".
"Ya Allah nak, kamu kenapa bisa kaya gini si?". Ujar Sarah berhambur kedalam pelukan Hermawan.
Sementara Hermawan yang setia di sampingnya terus menenangkan sang istri dan meyakinkan nya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
30 menit kemudian, dokter keluar dari ruangan UGD. "Keluarga Ai?".
"Iya dok". Jawab Hermawan sambil berdiri menghampiri dokter tersebut.
"Mari pak ke ruangan saya, saya mau menyampaikan beberapa hal pada bapak". Ujar dokter tadi sambil mempersilahkan Hermawan untuk mengikutinya.
Setelah kepergian Hermawan dan dokter tadi, Revan, Gio dan Sarah kembali duduk di kursi tunggu.
Cklek!
Pintu UGD terbuka lebar, menampakan seorang suster dengan peralatan medis di tangannya.
"Sus, kita boleh masuk?". Tanya Gio
"Boleh, tapi berhubung keadaan pasien masih belum stabil, saya sarankan yang menjenguk hanya boleh 2 orang, dan untuk yang lainnya silahkan bergantian".
"Baik sus trimakasih".
"Iya, saya permisi". Pamitnya.
Sarah dan Revan yang mendapat giliran pertama langsung masuk ke dalam ruangan. Sarah menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, ta kuat menyaksikan putri semata wayangnya harus terbaring lemah di banker rumah sakit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
