terbongkar

2.5K 162 25
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

-

"Sekuat apapun tekhnologi yang di buat manusia akan kalah dengan kekuatan alam yang di ciptakan sang pencipta"

-

Happy reading!!!


Saras menitikkan air matanya saat melihat sahabatnya terbaring lemah di rumah sakit. "Kenapa loe bisa kaya gini si Ai?" Ujarnya lirih. "Ayok bangun Ai... gue tau loe kuat". Saras benar-benar ta sanggup berkata-kata lagi. "Pliisss bangun". Lanjutnya.

Sarah yang sedari tadi berada di samping Saras mengusap Surai rambut gadis itu. "Kamu yang tenang ya, doa in Ai biar dia cepet sadar".

"Apa yang di bilang mama bener Ras lebih baik kamu bantu doa semoga Ai cepet sembuh". Timpal Revan.

Saras mendongak menatap keduanya seraya menganggukkan kepalanya. "Iya Tan,iya bang".

Drrrrtt... drrrrtt

Panggilan ponsel Revan mengalihkan perhatian ketiganya. "Hallo assalamualaikum". Ujarnya sambil mengangkat telpon tersebut.

"....."

"Oke terimakasih". Revan memutuskan sambungannya sepihak, lalu memasukan ponselnya kembali ke dalam saku jaketnya.

"Ma Revan pamit pulang sebentar gpp kan?". Tanyanya.

"Iya gpp, lagian mama di sini udah ada Saras ko, ya kan sayang".

"Iya Tan, kalo bang Revan mau pulang, pulang aja biar Ai, aku sama Tante yang jaga".

"Yaudah Revan pamit dulu ya, assalamualaikum".

"Waalaikummusalam". Jawab mereka serempak.

Kini hanya tersisa Sarah, Saras dan Ai. Gio pun sudah pulang sejak sore tadi karna ada urusan mendadak, sementara Hermawan pergi sebentar untuk mengusut tuntas tentang kecelakaan Ai. Awalnya dia berfikir ini murni kecelakaan, tapi setelah menemukan beberapa kejanggalan dia memutuskan untuk menyelidiki kasus tersebut.

***

"Bagaimana?" Tanya seorang pria paruh baya pada seorang scurity sambil terus mengamati layar cctv di komputer milik salah satu toko di dekat tempat kejadian kecelakaan Ai.

"Sebelumnya pengendara mobil yang menabrak Putri bapak sudah 10 menit berada di lokasi sebelum Putri bapak keluar dari toko itu". Jelas scurity tadi. " Dia juga sepertinya sudah merencanakan penabrakan ini dengan matang". Lanjutnya.

"Boleh di perjelas wajah si pelaku, saya ingin melihat siapa pelaku tersebut". Pinta Hermawan.

"Boleh pa sebentar". Scurity tadi kembali mengotak-atik keyboard komputernya memutar lalu mem pause Vidio dan men zoom wajah si pelaku.

Setelah melihat muka si pelaku Hermawan menunjukkan smirk nya. "Oke, saya bakal ikutin drama kamu sampai mana". Gumamnya.

"Trimakasih pa, ini uang untuk bapak". Ujarnya sambil menyodorkan sebuah amplop pada scurity tadi lalu langsung melenggang pergi dari sana, sebelumnya dia sudah memindahkan Vidio berupa barang bukti jika suatu saat si pelaku mengelak.

Crazy doctor (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang