kembali

2.3K 152 11
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

-

Happy reading ♥️

"Mama kecewa sama kamu mas, kamu tuh beruntung banget dapetin Ai. Tapi kamu malah nyakitin perasaan Ai. Dan karna ulah kamu mama bisa kehilangan menantu kesayangan mama. Dan satu hal yang perlu kamu tau mas...kalau semisal kamu cerai dari Ai dan nikah sama Aliza mama gak bakal anggap dia sebagai menantu mama sampai kapanpun". Ujar Fatimah sambil menyeka air matanya yang keluar.

"Rafa tau Rafa salah ma, tapi Rafa bener-bener gak bisa milih di antara mereka ma". Ujar Rafa tertunduk lesu.

"Kamu tuh bodoh apa gimana si mas? Jelas-jelas Ai istri kamu! Harusnya kamu pilih dia bukan Aliza".

"Tap-" ucapan Rafa terpotong

"Udah mas, terserah kamu! Mama cape, terserah kamu mau gimana sekarang". Setelah mengatakan hal itu Fatimah melenggang pergi meninggalkan Rafa seorang diri.

Rafa termenung memikirkan perkataan mamanya. Rambutnya ia acak-acak. Sekarang dia seperti orang gila yang sangat bodoh. Tidak dapat berdiri pada pendiriannya dan bergantung pada kebingungan. "Mas". Sebuah suara mengagetkannya.

Rafa menoleh ke arah Aliza yang tengah berdiri dengan senyum manisnya. "Za". Jawabnya ta lupa dengan senyum manisnya.

"Sebelumnya aku minta maaf kalau aku lancang, aku udah denger semua pembicaraan kamu sama Tante Fatimah mas, aku minta maaf kalau kehadiran aku jadi beban buat kamu, aku juga minta maaf gara-gara aku rumah tangga kamu sama Ai berantakan mas". Ujarnya sambil terisak.

Tangan Rafa terulur untuk mengusap Surai rambut Aliza. "Kamu gak salah Za, yang salah di sini saya. Saya gak bisa milih antara kamu dan Ai. Saya yang egois!". Ujarnya lembut sambil terus menenangkan Aliza.

"Tap-i tetep aja aku yang salah mas". Ujarnya sambil terus terisak.

"Ssstttt". Rafa menarik Aliza ke dalam pelukannya. Mengusap punggung Aliza yang bergetar akibat menangis.

Sementara itu di balik tangisnya Aliza tersenyum tipis. Ya ada yang tau arti dari senyum itu apa?.

***

Sejak hari dimana dia pergi dari rumah ta ada sedikitpun niatan Rafa mencarinya. Dia tersenyum getir, setidak penting itukah dirinya dalam hidup Rafa? Sampai-sampai Rafa ta mencarinya sama sekali. Apakah laki-laki itu ta merindukannya?.

"De?". Ujar Revan sambil ikut bergabung bersama adiknya di ayunan yang berada di halaman belakang rumahnya. "Mikirin apa hmm?". Tanyanya.

"Ah ngga mikirin apa-apa ko". Ujar Ai.

"Beneran? Kamu gak lagi bo'ong kan?". Revan memicingkan matanya curiga.

Ai menatap Revan dengan senyum manisnya. "Ngga Ai gak bo'ong ko".

"Syukur deh kalo gitu, awas aja kalo bo'ong". Ancamnya.

"Bang Ai tiba-tiba kepengen sesuatu deh". Ujarnya tiba-tiba.

Revan menatap Ai waspada, takut-takut adiknya meminta hal yang tidak-tidak. "Apa?".

"Ai lagi pengen lontong sayur lodeh nangka".

Revan menghela nafas kasar. "Yaudah ntar abang cariin".

"Jangan ntar sekarang bang".

"Ntar de".

"Sekarang ih". Ujarnya merengut kesal.

"Iya-iya oke".

"Yes!" Ai berjingkrak senang lalu langsung memeluk Revan. "Makasih bang".

Crazy doctor (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang