Satu Minggu kemudian, Yuju dan Umji sudah diizinkan kembali mengikuti kelas sihir mereka masing - masing. Umji kembali ke kelas sihir tingkat menengah bersama dengan Yerin, sementara Yuju kembali ke kelas sihir tingkat atas bersama Sowon dan Eunha, akan tetapi Yuju juga memiliki satu kewajiban tambahan, yakni ia wajib mengikuti pemeriksaan sihir secara berkala sebab efek samping dari sihir jahat itu masih ada dalam diri Yuju sehingga ia tidak bisa mengingat apapun yang terjadi pada dirinya. Eunha yang juga mengtahui hal itu berjanji akan menemani Yuju untuk melakukan pemeriksaan sihir kapan pun itu.
Sementara itu, Sinbi yang sudah membangkitkan kekuatannya tiba - tiba dipanggil oleh kepala sekolah Gfriend Magic School. Disana ia diminta untuk meninggalkan kelas sihir tingkat rendah, sebab ia akan dipindahkan ke kelas sihir tingkat menengah. Namun sebelum itu, ia akan mengikuti pelatihan sihir selama satu bulan ditempat yang berbeda dari siswa lainnya, sehingga ia tidak akan tinggal di asrama. Sinbi kemudian menceritakan kepindahannya ke kelas sihir tingkat menengah kepada Umji, Umji merasa bahagia sebab ia akan tidak akan sendirian lagi berangkat ke kelas, sebab ia akan selalu bersama Sinbi. Akan tetapi Umji juga merasa sedih, sebab Sinbi tidak akan menemani dirinya di asrama selama satu bulan lamanya, yang itu berarti Umji akan merasa sendirian di kamar. Melihat wajah Umji yang murung, Sinbi memeluk Umji dan berjanji akan selalu berkirim surat agar Umji tidak merasa kesepian selama Sinbi melakukan pelatihan sihir.
Singkat cerita, tiba waktunya Yuju harus mengikuti pemeriksaan sihir. Eunha dan Sowon mengantar Yuju ke ruang pengobatan untuk melakukan pemeriksaan. Mereka bertiga kemudian berjalan bersama - sama ke ruang pengobatan. Diperjalanan Yuju banyak berbincang - bincang tentang perasaannya, dimana ia khawatir dengan pemeriksaan sihir yang akan ia jalani, ia juga khawatir jika ingatannya tidak akan kembali lagi seperti sedia kala. Akan tetapi Sowon menenangkan Yuju, ia mengatakan bahwa ia siap membantu Yuju mendapatkan ingatannya kembali bagaimana pun caranya. Mendengar Sowon berkata seperti itu, Yuju hanya bisa terseyum dan berterima kasih. Sesampainya diruang pengobatan, Yuju segera masuk untuk melakukan pemeriksaan, sementara Sowon dan Eunha menunggu diluar.
"Sowon, aku melihat Yuju begitu ketakutan. Apa benar ia akan baik - baik saja?" Ujar Eunha yang ternyata ia juga memikirkan hal yang sama dengan Yuju.
"Apa yang kamu pikirkan? Yuju itu wanita hebat, calon penyihir dengan gelar 'MAGO' yang berbakat. Dia pasti bisa melewati hal ini dengan mudah." Ujar Sowon menyemangati.
"Benar sih, tapi kamu ingat tidak dengan perkataan Yerin sebulan yang lalu mengenai legenda penyihir itu?" Tanya Eunha yang tiba - tiba teringat perkataan Yerin.
"Kenapa kamu tiba - tiba menanyakan hal itu?" Tanya Sowon.
"Begini, Yuju sudah dua kali menjadi sasaran dari kekuatan sihir jahat. Yang pertama adalah serangan sihir jahat yang mengendalikan diriku, lalu ia juga sudah ditransferkan serangan sihir jahat sehingga ia hampir kehilangan nyawanya." Ujar Eunha.
"Lalu?" Tanya Sowon penasaran.
"Apa Yuju merupakan salah satu keturunan dari penyihir legendaris yang bergelar 'MAGO'?" Tanya Eunha.
"Mengapa kamu bisa menyimpulkan hal itu?" Tanya Sowon penasaran.
"Coba kamu pikirkan, dari sekian banyak kejadian, hanya Yuju yang menerima serangan lebih dari satu kali. Dia sudah seperti ditargetkan untuk dibunuh oleh penyihir jahat." Ujar Eunha.
"Kau benar. Aku pernah mendengar salah satu guru menceritakan tentang penyihir jahat yang telah disegel oleh enam penyihir legendaris. Namun, walaupun ia telah disegel, energi sihirnya akan selalu bangkit setiap beberapa ratus tahun kemudian. Dan setiap sihir jahat itu kembali, akan muncul pula penyihir - penyihir hebat yang memiliki energi sihir melebihi penyihir biasa. Penyihir - penyihir itulah yang dikatakan sebagai garis keturunan dari penyihir legendaris 'MAGO'." Ujar Sowon.
"Tapi, apa yang aku pikirkan tidak seperti itu." Ujar Sowon lagi.
"Apa? Bukannya sudah jelas kalau Yuju merupakan target yang harus dilenyapkan agar penyihir jahat bisa bangkit kembali?" Ujar Eunha kebingungan.
"Tidak, bukan begitu. Bagaimana kalau target mereka adalah kamu? Dan Yuju hanyalah tumbal agar mereka bisa membunuhmu dengan mudah tanpa perlawanan?" Ujar Sowon yang menyampaikan hipotesisnya.
"Aku? Bagaimana bisa?" Tanya Eunha.
"Iya, mereka berusaha menghancurkanmu perlahan - lahan. Dan hal itu dimulai dari hatimu terlebih dahulu. Ketika hati seseorang hancur, maka akan semakin mudah bagi orang jahat untuk mengendalikan orang tersebut, bahkan menghancurkannya." Ujar Sowon.
Eunha yang mendengar perkataan Sowon tiba - tiba terkejut. Eunha terkejut sebab semua yang Sowon katakan terkait penyerangan terhadap Yuju sangat masuk akal. Eunha kemudian termenung memandangi pintu ruang pengobatan. Otaknya kali ini benar - benar diselemuti rasa takut dan khawatir. Sowon yang melihat Eunha tiba - tiba termenung pun berusaha menyadarkannya.
"Eunha, hey!" Ujar Sowon sambil melambaikan tangannya diwajah Eunha.
"EUNHA!" Teriak Sowon di telinga Eunha.
"Ah! Ada apa Sowon?" Ujar Eunha terkejut.
"Kenapa kamu termenung? Apa aku salah bicara?" Ujar Sowon.
"Tidak, aku hanya memikirkan kata - katamu." Ujar Eunha.
"Kata - katamu terkait penyerangan Yuju sangat masuk akal." Ujar Eunha.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita mencari tahu lebih lanjut tentang legenda tersebut?" Ajak Sowon.
"Sekalian kita mencari enam orang keturunan penyihir legendaris tersebut sebelum penyihir jahat yang menemukan mereka dan memusnahkannya." Ujar Sowon lagi.
"Tapi darimana kita akan memulai?" Tanya Eunha.
"Belum lagi kita harus mengikuti banyak kelas tambahan dimalam hari." Lanjut Eunha.
"Bagaimana kalau kita mulai dengan mencari RoA?" Ujar Yerin yang tiba - tiba datang menemui Sowon dan Eunha.
"Yerin!" Ujar Sowon dan Eunha secara bersamaan.
"Apa? Ada yang salah?" Ujar Yerin.
"Bagaimana kamu tahu kalau kami sedang merencanakan sesuatu?" Ujar Sowon.
"Angin - angin yang berhembus memberitahuku, dan aku tertarik dengan tujuan kalian sehingga aku ingin bergabung bersama kalian untuk mencari tahu perihal penyihir legendaris itu." Ujar Yerin menjelaskan.
"Sepertinya lain kali kita mengobrol didalam air saja agar tidak ada yang menguping pembicaraan kita." Ujar Eunha menggoda Yerin.
"Oh begitu!" Ujar Yerin yang tiba - tiba mengeluarkan sihirnya sehingga tubuh Eunha menajdi melayang.
"YERIIIINNNNN!!!!" Teriak Eunha.
Akhirnya Sowon, Yerin, dan Eunha membuat sebuah misi untuk mencari jejak - jejak legenda penyihir legendaris yang sering diceritakan oleh guru mereka. Terlebih lagi masih banyak ruangan - ruangan di Gfriend Magic School yang belum tersentuh oleh calon penyihir seperti mereka sehingga mereka dapat dengan leluasa mengelilingi sekolah untuk mencari petunjuk terkait penyihir legendaris 'MAGO'. Dan bukan hanya itu saja, mereka juga berencana untuk mencari enam keturunan penyihir legendaris sebelum keturunan penyihir tersebut diketahui keberadaannya oleh penyihir jahat dan dimusnahkan sehingga penyihir jahat dapat bangkit dan menguasai dunia dibawah cengkraman kejahatan.
Bersambung >>>>>>>>>> Episode 14 : Pencarian Jejak Legenda Part 2 <<<<<<<<<<
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGO : The Story Of Gfriend Magic School
FantasyTulisan ini mengisahkan enam orang remaja yang merupakan keturunan dari enam orang penyihir terhebat di dunia. Mereka adalah Sowon, Yerin, Eunha, Yuju, SinB, dan Umji. Di awal kisah mereka tidak mengenal satu sama lain, dan mereka saling bertarung u...