Episode 43 : Batu Jiwa

108 22 2
                                    

Dua tahun sudah berlalu, para MAGO akhirnya berhasil menyelesaikan pelatihan mereka. Kini mereka telah benar-benar menjadi MAGO sejati yang akan menyelamatkan dunia dari cengkraman para penyihir jahat. Sowon berhasil menjelma menjadi seorang Fire MAGO yang berani dan tangguh sebagaimana sifat asli api yang selalu berani melahap apapun dihadapannya, Eunha berhasil menjelma menjadi seorang Water MAGO yang berwawasan luas dan kreatif sebagaimana sifat asli air yang selalu mencari cara agar dapat memasuki celah sempit diantara bebatuan, Yerin berhasil menjelma menjadi seorang Wind MAGO yang cerdas dan ahli dalam melakukan analisis sebagaimana sifat asli angin yang mampu menjelajahi berbagai celah yang tidak bisa dilewati oleh elemen lain, dan Umji yang berhasil menjelma menjadi seorang Rock MAGO yang kuat dan kokoh sebagaimana sifat asli tanah yang dapat menopang hampir seluruh makhluk di bumi karena kekuatannya.

Mereka akhirnya mengucapkan salam perpisahan kepada para MAGO sebelumnya yang telah mengajarkan banyak hal pada mereka. Akhirnya  mereka pergi meninggalkan altar dan segera menuju ke kota Quito sebagaimana yang telah mereka rencanakan sebelumnya. Namun di tengah perjalanan, mereka mengubah rencana mereka dikarenakan Sinbi diserang habis-habisan oleh para penyihir jahat.

"Sinbi, kami sudah selesai berlatih. Apa kamu sudah mulai pergi meninggalkan altar?" Tanya Eunha.

"Tidak, aku tidak bisa pergi sekarang. Mereka masih mengepung ku untuk mengambil bola kristal ingatan Yuju." Ujar Sinbi yang ternyata masih sibuk melindungi bola kristal.

"Sinbi, apa kamu mau aku bantu?" Tanya Sowon.

"Tidak, jangan kamu. Nanti altar milik suku es hilang karena mencair kena sihir api milikmu." Ujar Sinbi.

"Ah, aku lupa... Maaf." Ujar Sowon.

"Aku yang akan membantu Sinbi, kalian pergilah lebih dulu ke kota Quito!" Ujar Umji.

"Sowon, maukah kamu membantuku sebelum kita pergi ke kota Quito?" Ujar Eunha.

"Ada apa Eunha?" Tanya Sowon.

"Jemput aku di pulau Guam, lalu kita akan pergi ke samudera artik untuk mengambil batu yang menyegel jiwa Yuju." Ujar Eunha.

"Eh, untuk apa batu itu Eunha?" Tanya Yerin.

"Kamu lupa kalau ita harus mengeluarkan Yuju dari batu itu tepat dialtar milik suku petir? Aku akan mengambilnya karena aku satu-satunya yang tahu lokasi persembunyian para penyihir jahat itu. Lagipula Yena dan pasukannya tidak sedang berada di markas mereka." Ujar Eunha.

"Ya, mereka tidak ada di tempat persembunyian, karena hampir semua penyihir jahat sedang menyerangku sekarang. Jadi, tolong!!!" Ujar Sinbi dengan nada yang lucu.

"Sabar lah Sinbi, posisiku jauh banget nih dari gurun Sahara ke kutub Selatan. Dan lagi pula aku pasti sulit muncul disana, karena tidak ada tanah kering seperti disini." Ujar Umji.

"Kalau begitu, biar aku saja yang menolong Sinbi. Kamu bisa langsung pergi ke kota Quito, kalau bisa sekalian beritahu kami apa yang terjadi diluar sana melalui sihirmu." Ujar Yerin bergegas memutar arah untuk pergi membantu Sinbi.

"Kenapa tidak bilang daritadi?!" Ujar Umji kesal.

"Maaf, aku lupa kalau aku lebih dekat menuju Kutub Selatan." Ujar Yerin.

"Mengetahui sifat Yerin yang seperti ini, aku jadi curiga kalau dia berpura-pura latihan saat kita tidak ada didekatnya." Ujar Sowon yang disambut tawa oleh MAGO lainnya.

Mereka segera pergi ke tujuan masing-masing. Sowon menjemput Eunha dengan membawa mobil milik Gfriend Magic School ke pulau Guam yang kemudian berangkat menuju Samudera Artik. Yerin mengubah dirinya menjadi angin dan segera pergi ke Kutub Selatan untuk membantu Sinbi. Sementara Umji menggunakan sihirnya untuk melihat apa yang terjadi di seluruh dunia melalui getaran-getaran di tanah, dan setelah melihat banyak kejadian di seluruh dunia, Umji memberitahukan kepada para MAGO lainnya.

MAGO : The Story Of Gfriend Magic SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang