Tiga hari setelah Umji berpisah dengan Sowon dan SinBi, akhirnya ia berhasil sampai ke gurun Sahara. Umji segera mencari keberadaan altar milik suku tanah, untuk mempercepat pencarian ia juga menyewa seekor kuda sebagai kendaraannya. Panasnya gurun udara di gurun membuat Umji gerah, namun ia tidak berani membuka mantelnya dikarenakan pasir-pasir gurun yang dapat memasuki pori-pori kulit dan juga sinar ultraviolet matahari yang dapat membakar kulit.
"Kondisi ini benar-benar berbeda dari apa yang aku rasakan dalam mimpiku." Ujar Umji.
Umji terus berjalan mencari sebuah celah sempit yang menjadi satu-satunya jalur untuk menuju ke altar milik suku tanah. Ditengah perjalanan, ia melihat sebuah oasis dan juga sebuah perkampungan. Dia mendatangi perkampungan tersebut, dan ia terkejut ketika sampai di perkampungan tersebut. Bagaimana tidak, ia melihat mayat-mayat bergelimpangan dan banyak wanita serta anak-anak menangis. Umji pun mengikat kudanya pada sebuah pohon dan mencoba mendekati seorang wanita yang sedang menangisi seonggok mayat laki-laki.
"Maaf, apa yang terjadi disini?" Tanya Umji merunduk.
"Dia yang melakukannya..." Ujar perempuan itu masih terus menangis.
"Dia siapa?" Tanya Umji penasaran.
"Dia... Pemilik tanda petir dikening, Thunder MAGO yang melakukannya." Ujar Perempuan itu lagi.
Sontak Umji terkejut, sebab ia tahu siapa orang yang dimaksud oleh perempuan itu, namun ia memilih untuk diam saja. Umji lantas pergi melihat keadaan disekitarnya.
"Bagaimana bisa seorang MAGO melakukan ini pada kita?" Ujar seorang laki-laki yang sedang mengumpulkan mayat bersama dengan laki-laki lainnya.
"Iya, aku pikir MAGO adalah penyihir yang baik. Ternyata mereka sama saja dengan Yena, si Penyihir jahat." Ujar laki-laki lain menyahuti perkataan laki-laki sebelumnya.
Mendengar perkataan para laki-laki itu, Umji jadi sedikit geram, namun ia tidak bisa melakukan apa-apa karena ia harus menyembunyikan identitas dirinya dari orang lain. Umji terus memperhatikan keadaan di sekitar perkampungan tersebut, hingga kemudian dirinya dipanggil oleh seseorang.
"Hey kamu, wanita berjubah yang berdiri disana. Bisa kemari sebentar?" Ujar seseorang yang sedang mencoba memperbaiki rumahnya.
"Aku? Baiklah." Ujar Umji menghampiri orang yang memanggilnya.
"Ah, sepertinya kamu orang baru. Bisa tolong pegang kayu ini? Aku akan ke atap untuk mengambilnya dari atas." Ujar orang tersebut.
"Baik." Ujar Umji segera memegangi kayu seperti yang dicontohkan orang tersebut.
Orang tersebut segera naik ke atas rumahnya untuk mengambil kayu yang sedang Umji pegang. Namun kecelakaan kecil terjadi dimana batu yang menjadi pondasi rumah tiba-tiba rubuh sehingga membuat orang tersebut terjatuh dan hampir tertimpa batu besar tersebut. Beruntung Umji segera mengeluarkan sihirnya dan membuat batu tersebut melayang sehingga orang itu selamat dari maut. Umji segera menurunkan batu itu ke tempat yang aman, namun tanpa Umji sadari tanda batu di keningnya menyala dan matanya pun berubah menjadi cokelat. Orang yang melihat tanda batu pada kening Umji mendadak ketakutan, ia pun berlari menjauhi Umji sambil berteriak.
"Ada MAGO, ada MAGO?!" Ujar orang tersebut.
"Eh, tidak... Tunggu dulu!" Ujar Umji mencoba mengejar.
Masyarakat yang mendengar teriakan orang tersebut segera melihat ke arah Umji, sontak mereka menjadi marah. Kemudian mereka mengambil peralatan, seperti tali dan senjata tajam untuk menangkap Umji lalu membunuhnya karena dianggap sebagai pengganggu kedamaian.
Umji yang melihat masyarakat disana marah berusaha menenangkan mereka dan mengatakan bahwa ia tidak memiliki niat jahat kepada mereka, namun hal itu sia-sia saja sebab masyarakat sudah kecewa dengan apa yang Thunder MAGO lakukan kepada mereka, padahal mereka tidak tahu jika Thunder MAGO yang mereka lihat bukanlah Thunder MAGO asli, tetapi ia adalah Yena yang berhasil mengambil alih tubuh Yuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGO : The Story Of Gfriend Magic School
FantastikTulisan ini mengisahkan enam orang remaja yang merupakan keturunan dari enam orang penyihir terhebat di dunia. Mereka adalah Sowon, Yerin, Eunha, Yuju, SinB, dan Umji. Di awal kisah mereka tidak mengenal satu sama lain, dan mereka saling bertarung u...