Episode 17 : Pencarian Jejak Legenda Part 5

105 17 2
                                    

Sementara itu Eunha yang sudah kembali ke kamarnya segera merebahkan tubuhnya. Ia mengingat bagaimana Yuju terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Matanya yang berwarna merah seakan-akan menandakan kalau dia memiliki dendam yang amat mendalam kepada orang lain. Itu juga yang membuat Eunha mengingat moment ketika dirinya masuk kedalam alam bawah sadar Yuju, bagaimana Yuju tidak dihormati dan dihargai sebagai manusia oleh kedua orang tuanya sendiri sama seperti dirinya, mungkin dirinya lebih beruntung daripada Yuju yang hingga saat ini tidak pernah ditengok oleh orang tuanya sendiri padahal mereka tinggal di tempat yang sama.

Beberapa saat ketika Eunha sedang melamun, tiba-tiba ia dikagetkan oleh suara ketukan pintu. Eunha langsung bergegas untuk mendekati pintu dan bertanya siapa orang dibalik pintu. Ternyata orang yang dibalik pintu adalah Yuju, dia kembali setelah menenangkan dirinya sendiri. Eunha segera membukakan pintu, namun tanpa mengucapkan sepatah kata pun Yuju langsung masuk ke kamar dan membersihkan dirinya di kamar mandi. Eunha hanya bisa melihat Yuju dan kemudian kembali menutup pintu.

Eunha kembali merebahkan tubuhnya dikasur sambil membaca sebuah buku. Yuju pun yang selesai berganti pakaian segera keluar dan merebahkan tubuhnya di samping Eunha. Tidak ada yang saling bicara satu sama lain, dan keduanya terlihat sangat canggung. Sesekali Eunha melirikkan matanya ke Yuju dan melihat Yuju sedang memejamkan matanya sejenak untuk melakukan releksasi. Namun perasaan canggung ini tidak disukai oleh Eunha, akhirnya ia memberanikan diri untuk menyapa Yuju terlebih dahulu.

"Yuju..." Sapa Eunha.

"Ya?"  Sahut Yuju.

"Ah, tidak apa-apa." Ujar Eunha sambil melanjutkan membaca.

"Apa kamu masih takut dengan ku?" Tanya Yuju.

"Ya, kamu menyeramkan." Ujar Eunha jujur.

"Bagus, teruslah seperti itu sehingga kamu bisa menjauhiku dan tidak memiliki alasan lagi untuk dekat denganku." Ujar Yuju sambil membalikkan badannya membelakangi Eunha.

"Apa maksudmu?" Tanya Eunha.

"Tidak ada." Ujar Yuju.

Eunha kemudian terdiam membisu, kemudian dia bangun dan duduk di sofa.

"Kamu tau, saat pertama kali kita bertemu, aku merasa cukup bahagia karena akhirnya ada orang yang mau menjadi temanku. Walaupun kamu membentakku, dan sering mengacuhkan ku, tapi aku tidak bisa membencimu sama sekali." Ujar Eunha tentang perasaannya.

"Jujur, aku tidak bisa melihat kamu membawa bebanmu sendiri seperti ini. Perasaan benci dan dendam yang kamu simpan, perasaan yang tidak pernah kamu bagikan kepada siapapun. Aku ingin menghapus itu darimu, aku ingin menjadi sahabat yang setia untuk mendengarkanmu." Ujar Eunha lagi sambil menangis.

Yuju yang mendengar perkataan Eunha segera bangkit dan menghampiri Eunha. Dia bersimpuh dihadapan Eunha, dan memperlihatkan apa yang ia sembunyikan dari Eunha. Eunha yang melihat Yuju dengan matanya yang berwarna merah pun makin bersedih.

"Aku tidak ingin membunuhmu." Ujar Yuju.

"Aku ingin melindungimu sebagai teman, dan sahabat." Ujar Yuju lagi.

"Tapi aku tidak bisa, aku bukan Yuju yang dulu. Aku akan segera berubah menjadi jahat. Kamu harus mengerti itu." Ujar Yuju berkeluh kesah pada Eunha.

"Aku akan menghentikanmu. Berapa kali kamu ingin membunuhku, berapa kali pun kamu ingin melakukan sesuatu yang buruk, aku akan menghentikanmu." Ujar Eunha.

Yuju bangkit dan akan kembali ke tempat tidurnya, namun Eunha menahan Yuju dengan memeluknya.

"Ayo kita angkat beban ini bersama-sama! Jangan ada lagi jarak antara kita. Aku akan selalu mendukungmu." Ujar Eunha sambil menangis.

MAGO : The Story Of Gfriend Magic SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang