ICHIGO

4.8K 527 69
                                    

.

Ichigo

AU! MPreg!
Nanami Kento x Itadori Yuuji

Jujutsu Kaisen by Gege Akutami

Picture source : Pinterest

.


Nanami Kento memperbaiki posisi kacamatanya yang merusut turun. Lampu merah masih bersinar terang di ujung jalan. Mobil hitam miliknya belum bergerak sama sekali dari lima belas detik yang lalu.

Maniknya bergulir ke pergelangan tangan. Jarum jam disana menunjukkan pukul delapan malam. Sudah dua jam yang lalu jam pulang kantornya.

Lampu rambu berubah warna. Nanami tidak menyianyiakan setengah detik pertama untuk segera menginjak gas. Ia sangat lelah dan ingin cepat sampai di rumah.

Kuda hitam itu di tepikan di kanan jalan. Nanami turun dari mobil dan membuka gerbang di sebuah rumah tingkat dua disana. Pagar ditutup setelah ia memarkirkan mobilnya.

"Selamat datang."

Kegiatannya melepas sepatu tertunda. Dihadapannya, sang istri menyambutnya dengan celemek berwarna biru muda menempel.

"Aku pulang." Jawab Kento tersenyum kecil.

Tangan kecil itu melaksanakan tanggung jawabnya. Ia membantu sang suami melepas jas juga membawa barang-barangnya masuk.

"Aku akan mandi dulu."

Sang istri mengangguk paham.

Tak lama, suara shower  terdengar dari kamar mandi di ujung koridor rumah. Nanami menyelesaikan mandinya cepat. Air masih menetes di surai pirangnya.

"Keringkan rambutmu dengan benar, anata," Rambut Nanami diusap lembut menggunakan handuk. "Nah, sudah."

Tangan kecil itu ditarik lalu dikecup lembut, "Arigatou."

Nanami berjalan sebentar ke meja depan, tempat dimana tas kerjanya juga satu kantong belanja diletakkan.

"Ini, kau bilang ingin makan stoberi kan ? Aku mampir ke supermarket tadi." Kantong kertas disodorkan. Buah kecil berwarna merah terlihat memenuhi sebagian isinya.

"Astaga, bukan maksudku ingin sekarang. Ah, bukan itu yang harus kukatakan, maaf. Terima kasih, Kento-san." Senyum lembut merekah menggantikan wajah terkejut yang muncul sebelumnya.

Kepala merah jambu diusap, "Tidak masalah. Tapi jangan makan terlalu banyak, sejak seminggu lalu kau sakit kan ? Bagaimana kata dokter ?"

Jangan heran, bisa saja seorang Nanami Kento seorang pribadi yang diam, irit bicara, tegas dan berwibawa tinggi menjadi seseorang yang cerewet, mudah khawatir dan lemah lembut apabila dihadapkan dengan istri tercinta.

"Te-tentang itu..." Suara sang istri mengecil. Kepalanya tertunduk dan jari-jarinya meremat celemek biru yang masih terpasang.

"Ada apa ?" Jantung kepala keluarga Nanami itu sekarang berdebar kencang. Pikiran-pikiran buruk membayangi otaknya. "Yuuji, tatap aku. Katakan ada apa."

Tangan kekar itu ditarik lembut menuju ke depan kabinet di dalam kamar mereka. Sebuah file berlapis amplop cokelat diserahkan.

Jari-jari besar itu mulai membuka dan membaca tulisan disana. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum membola membaca satu pernyataan di kotak paling bawah. Tatapannya membatu.

"Yu-Yuuji, ini—"

Cup!

Bibir Yuuji telah terlebih dahulu menutup kalimat Kento. Cengiran secerah mentari pagi kembali menghiasi wajah manisnya. "Kejutan!"

Tubuh kecil itu didekap erat. Kuning keemasan itu bersembunyi dibalik ceruk leher. Mulutnya terbuka, "Terima kasih. Sungguh.."

Yuuji—sang istri—membalas dengan ikut melingkarkan kedua tangannya mengelilingi punggung lebar sang suami. "Terima kasih kembali." Tidak ada percakapan lagi setelah itu, tapi mereka berdua, ah tidak, bertiga menikmati saat-saat hangat itu.

"Benar-benar mengejutkan kan ? Aku juga terkejut tadi di rumah sakit." Pelukan pertama dilepas oleh si lelaki manis. Kepalanya ditadahkan ke atas, menatap balik manik pasangannya.

"Pantas saja kau tiba-tiba ingin stroberi.."

Yuuji terkekeh, "Maaf-maaf, tapi yang ingin bukan hanya aku kan ?"

Pucuk kepala di kecup.

"Apapun untuk kalian."

Kepala Kento turun untuk mengecup perut Yuuji. "Delapan bulan lagi, kau akan bertemu tou-san."

"Kau ingin perempuan atau laki-laki ?"

"Apapun tidak masalah. Aku akan tetap menyayangi kalian." Kento berdiri lagi untuk mengecup lembut bibir Yuuji. "Mari makan. Sekarang kau harus makan dengan teratur. Akan ku belikan apapun saat kau mengidam. Kau tinggal bilang saja."

Rahang Kento dicium sayang. "Siap-siap kerepotan, ya."

Senyum tercetak di wajahnya. Kento menggendong sang istri ke meja makan. "Repotkan aku kapan saja."

Makan malam itu berlangsung dengan suasana hangat dan diakhiri oleh Nanami Yuuji yang hampir menghabiskan separuh isi stoberi dalam kantong.




End



Pojok curcol :

Oh TO..
Oh tugas..
Oh uprak..

Oh zoom..
Oh Gmeet..

Oh portofolio..

Oh asw..

'Oh' by Mia


Mind to vote guys ?

Bite Size - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang