Bite Size - JJK

CHOCOLATE WAFFER

.

Chocolate Waffer

Ice Cream sequel

AU!

Fushiguro Megumi x Itadori Yuuji

Jujutsu Kaisen by Gege Akutami

Picture souce : Pinterest

Warn! Typos

.

Pik pik pik!

Suara ketukan antara ujung jari dan ponsel milik seorang pemuda dengan surai hitam terdengar sedikit nyaring. Hembusan napas pelan dikeluarkan kemudian. Kakinya menggantung dari atas jembatan. Satu tangannya di letakkan di besi pembatas. Angin semilir berhembus melewatinya, mengibarkan rambut kelam sedikit panjang.

'Selesaikan segera hari ini. Aku mungkin tidak akan datang.'

Pesan itu sudah terkirim beberapa detik yang lalu. Kabar kematian ayahnya mungkin sudah tersebar luas sekarang. Kemarin, saat ia baru saja kembali dari taman ini, Fushiguro Toji menghembuskan napas terakhirnya di atas ranjang di kamar pribadi miliknya.

Megumi yang baru saja datang memerintahkan untuk segera memberitahu kerabat dan lain-lain, mempersiapkan semuanya dengan tenang. Hari ini seharusnya peti ayahnya dikebumikan, tapi ia sama sekali tidak berniat datang. Ia tidak menangis. Ia sudah diajarkan untuk siap kehilangan kapan saja.

Manik hijau itu menatap jauh. Langit itu akan berubah oranye sebentar lagi.

"Halo ?"

Sebuah suara halus masuk ke gendang telinganya. Kepalanya bergerak ke atas, ingin melihat pemilik nada sejernih angin musim semi.

Seorang laki-laki berdiri disana, ia terlihat lebih muda beberapa tahun darinya. Rambutnya merah muda cerah dengan sedikit gradasi hitam pada bagian bawahnya, sedikit lebih panjang apabila dibilang cepak. Maniknya cokelat cerah. Terdapat sepasang garis di bawah matanya, mungkin tanda lahir. Senyum yang terbuat dari bibir yang sama merah mudanya seperti surainya melengkung lembut.

Megumi merasakan dadanya berdesir hangat.

"Kau sedih ? Boleh aku duduk disini ?" Tanyanya lagi sambil ikut duduk di sebelah Megumi. Sang lelaki hitam menggeser duduknya, mempersilahkan secara tidak langsung untuk bergabung dengannya.

"Ayahku baru saja meninggal." Jawab Megumi datar. Pandangannya ia arahkan lagi ke arah depan. Terlalu lama menatap sang lelaki manis tidak baik untuk jantungnya.

Lelaki—yang menurut Megumi—manis itu sedikit berjengit. "Maaf, aku turut berduka." Lelaki manis itu menyodorkan sesuatu. "Cokelat membantu memperbaiki mood. Maaf aku hanya punya waffer dengan perisa itu sekarang."

"Terima kasih." Ucapnya sambil mengulas senyum tipis. Tangannya menerima camilan itu dengan senang hati dan memakannya sedikit demi sedikit. Mereka berdua makan dalam diam.

Megumi melirik. Lelaki di sampingnya ini mengingatkannya pada Itadori—Fushiguro—Yuuji, ibu ke-duanya. Ada sebuah rasa yang tertarik ke permukaan dadanya.

"Ada apa ?" Lelaki muda itu bertanya mengetahui Megumi terus memperhatikannya.

Megumi mengalihkan pandangan. Bisa-bisanya ia ketahuan melirik. "Tidak apa, kau hanya mengingatkanku pada seseorang."