Matamu bergerak tenang, mengawasi pergerakan dua sejoli yang keluar dari sebuah hotel ternama. Keduanya tampak dekat, bahkan terlalu dekat untuk dibilang hanya rekan kerja.
Kau masih ingat senyum tenangnya tadi pagi saat kalian sarapan bersama, dan mengatakan kalau ia akan ada malam makan bersama dengan rekan kerjanya. Cih, rekan kerja mana yang sampai mengharuskan kalian berganti pakaian setelah makan malam hm?
“Kau tidak ingin melabrak mereka?” pandanganmu beralih ke arah pria yang sedari duduk di sampingmu. Ia tampak ikut memerhatikannya dengan seksama dua pasang kekasih, oh maaf, harusnya sepasang selingkuhan. Ya, pria yang ada disana adalah tunanganmu.
“Ya, Kang Yn! Sampai kapan kau akan membiarkan mereka berselingkuh?!” lalu tiba-tiba pria disampingmu meninggikan suaranya, membuat reflek kau melemparkan bungkus keripik ditanganmu ke arahnya.
“Diamlah Kim Mingyu” desismu sinis. Jemari lentikmu mengetuk ketuk stir mobilmu, sedang merencanakan berbagai hal di otakmu. Namun pria bernama Kim Mingyu disampingmu tampak sudah lelah menemani dirimu yang hanya memerhatikan tingkah kurang ajar kekasihmu, atau bisa dibilang soon to be mantanmu.
“Bagaimana bisa aku diam saat aku melihat sahabatku diselingkuhi begitu saja?!” tanyanya tak santai. Kau mendelik, mengapa kau bisa bersahabat dengan manusia cerewet satu ini. Namun tiba-tiba sebuah ide cemerlang muncul di kepalamu. Kau menoleh ke arah sahabatmu, dengan senyum misterius.
“Mingyu-ya, mau berkencan?”
~
“Ya, Kang Yn, kau serius akan melakukan ini?” Mingyu tampak menatap ragu kamarmu. Walaupun sudah berkali-kali bolak balik memasuki kamarmu, niat kali ini membuat langkah pria agak tidak tau malu itu terhenti.
Kau berdecak pelan, mengapa ia kehilangan kepercayaan dirinya di saat seperti ini. Harusnya ia kehilangan kepercayaan diri ketika dirinya sedang membicarakan ketampanannya, bukan di saat seperti ini.
“Katanya kau tidak mau tinggal diam? Ya sudah, bantu aku, pecundang” ujarmu tajam sambil melemparkan handuk ke arahnya, yang ditangkapnya dengan tangkas. Mingyu tampak masih ragu, ia hanya memandangimu yang melangkah mengambil gaun tidurmu.
“Tapi tidak dengan membuat skenario seakan aku baru saja tidur denganmu, bodoh!” ujarnya setengah menjerit, wajahnya tampak begitu pucat. Kau menatapnya sebentar, lalu terkekeh. Kau melangkah dirinya dan mendorong dahinya dengan susah payah, aigo mengapa manusia satu ini sangat tinggi hah?
“Kita tidak benar benar tidur bersama bodoh, kita hanya membuatnya terlihat seperti itu” gumammu santai. Kau melangkah keluar dari kamarmu, meski kau sedikit ragu untuk benar benar menjalankan rencana ini, kau akan tetap melakukannya. Memangnya hanya si bajingan itu yang bisa berselingkuh, kau juga bisa lah.
“Mandilah disini, aku akan keramas di kamar mandi bawah” perintahmu setelah terdiam beberapa saat. Mingyu menghela napas panjang, seakan menyesal telah membantumu untuk melakukan rencana ini. Namun ia tidak berkomentar apapun.
“Keluar saat Hoseung datang, dan buatlah terlihat lebih kentara, kita habis melakukan sesuatu” ujarmu, sambil menatap sahabat baikmu itu naik turun. Berpikir keras ingin menambahkan sesuatu agar menambahkan lebih banyak drama.
“Keluarlah sambil mengenakan atasanmu, atau langsung bertelanjang dada saja” ujarmu sambil mengerling nakal. Mingyu menganga tak percaya, bisa bisanya kau berujar seperti itu dengan percaya. Mungkin ia tidak bisa memercayai sisi nakalmu dibalik sisi tenang dan dewasamu.
“Ya! Kang Yn sialan!!”
~
Kau menata meja makan dengan beberapa masakanmu. Kini kau sudah fresh setelah mandi, bahkan kau niat untuk keramas malam malam begini. Totalitas sekali dirimu jika ingin membalas dendam. Bahkan untuk menambah lebih banyak drama, kau memakai gaun tidur yang memiliki potongan dada lebih rendah, yang bahkan belum pernah dipakai di depan pacarmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine
Fanfiction- seventeen imagine one shot para member dengan mbak yeen untuk memperlancar halu para carat deul.