Kau menatap lesu tumpukan kertas penuh coretan dari dosenmu. Kau sudah tidak tau mau diapakan lagi kertas kertas itu, kau bahkan sudah tidak tau untuk mengganti mereka dengan apa.
Langkah kakimu yang berat membawamu ke depan pintu apartemen berwarna hitam itu. Menekan nekan passwordnya dengan tanggal lahirmu, lalu memasuki apartemen itu. Ruangan itu hening, seperti biasa. Pilihannya antara sang pemilik diluar, tidur, atau ia sedang bercumbu dengan komputernya.
Saat kau mendekati kamar di apartemen ini, terdengar suara rusuh khas game komputer. Artinya pria bermarga jeon itu sedang berselingkuh dengan komputernya. Kau menaruh tasmu di atas kasurnya, lalu berjalan mendekati pria itu.
"Jeon" panggilmu pelan. Pria yang sibuk dengan keyboardnya itu langsung memencet tombol pause ketika mendengar suaramu. Wajah tampannya mendongak dan memberikan senyum hangat.
"Tumben kau datang" ujarnya, sambil memundurkan kursi gamingnya. Kau tidak membalasnya, mengangkat tangan kekar yang masih menggantung di mejanya, lalu menyelip ke pangkuan kekasihmu itu. Wonwoo terdiam, cukup terkejut akan tingkahmu yang begitu agresif tidak seperti biasanya.
"Bad day?" Tanyanya pelan, sambil menarikmu ke dalam pelukannya. Kau hanya mengangguk, memeluk badan kekasihmu dengan erat. Menyandarkan kepalamu di bahunya, dan memejamkan matamu. Mengistirahatkan pikiranmu sejenak dari apa yang terjadi hari ini.
Wonwoo tak berkomentar ketika kau tidak mengangkat suara untuk menceritakan. Ia memberimu space untuk beristirahat dan mendinginkan kepalamu untuk sejenak. Dengan satu tangan besarnya melilit di pinggangmu, ia memajukan kursinya perlahan dan kembali memainkan komputernya.
Untuk sejenak tidak ada suara apapun, hanya suara klik dari mouse ditangan Wonwoo. Dan elusan ringan di pinggangmu dari tangan besar kekasihmu itu. Matamu bahkan memejam nyaman, mungkin bisa tertidur dalam kehangatan ini.
"Tadi eomma telepon, appa masuk rumah sakit" ujarmu memulai ceritamu setelah merasa tenang. Wonwoo menghentikan kegiatannya, memfokuskan diri pada ceritamu.
"Aku telat datang ke kampus karena kelewatan bis, izin liburku ditolak sama pihak universitas, rapat organisasi juga gak lancar"
"Dan tugas akhir yang aku kerjain siang malem sepenuh hati, penuh semua sama coretan, bahkan gak ada satu lembar yang bebas coretan" ujarmu sebal sambil meninju lengan kekar Wonwoo pelan sebagai pelampiasan kekesalanmu akan apapun yang terjadi hari ini. Wonwoo terkekeh pelan, dan mengusak rambutmu gemas.
"Mungkin dosenmu lagi badmood, jadi ngelampiasinnya sama kamu" canda Wonwoo, membuat kau berdecak, namun tidak memungkiri kau ikut tersenyum. Sedikit terhibur akan ucapan pria itu.
"Kau sudah bekerja keras, kau hebat, aku bangga padamu" ujar Wonwoo sambil memberikan kecupan ringan pada puncak kepalamu. Kata kata sederhana itu mampu membuat dirimu sedikit lebih lega.
"It's okay, kau melakukan segala yang kau bisa untuk hari ini"
"It's okay babe" gumamnya ditelingamu, kau semakin mengeratkan pelukanmu. Pria ini benar benar tau apa yang kau butuhkan. Ia adalah mesin isi ulang energi yang tepat untukmu. Rasanya seluruh semangatmu sudah kembali penuh.
"Hyeong– aish!" Suara pintu terbuka dan suara Dino yang memanggil Wonwoo terdengar, namun langsung terdengar bantingan pintu dalam beberapa detik kemudian.
"Ya! Tolong pasang pemberitahuan jika kalian sedang bermesraan! Kalian merusak pemandangan tau gak?" Dino berujar protes dari luar kamar dengan ngegas. Kau hanya terkekeh, membiarkan teman kekasihmu itu menggerutu sebal diluar.
"Sudah, sekarang kita makan dulu, aku minta Dino mesenin ayam goreng kesukaan kamu tadi, abis itu kita omongin soal jenguk menjenguk" Wonwoo menepuk punggungmu, membuat dengan malas malasan melepas pelukannya. Namun tak bisa untuk tidak tersenyum ketika Wonwoo bahkan mau ikut repot memikirkan masalahmu juga.
"Makasih" ujarmu tiba tiba. Wonwoo menoleh, menatapmu dengan aneh, lalu mengacak acak ponimu dengan gemas.
"Apa? Kau ingin apa lagi? Ice cream? Kau tidak biasanya berterima kasih soal ayam goreng" ujarnya dengan muka menyebalkan, membuat kau mendengus. Pria satu ini, sama sekali tidak tau ya, bagaimana tindakannya itu membuatmu memikirkan berkali kali untuk tidak menyerah dengan mudah.
"Ya! Jeon Wonwoo!"
- END
good night carat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine
Fanfiction- seventeen imagine one shot para member dengan mbak yeen untuk memperlancar halu para carat deul.