Seperti malam malam sebelumnya, kau berada di ruang latihan, bersama tiga belas pria tampan yang sudah banjir keringat sepertimu. Malam malam latihan berat untuk menyiapkan comeback yang sempurna untuk fans mereka telah kau lalui bersama. Dan kau sebagai koreografer cukup puas dengan apa yang telah mereka hasilkan.
"Ah, panas!" Erangmu, mengipas kipas wajahmu. Kau duduk dibawah AC bersama Jeonghan yang lebih dulu menempati posisi itu. Kau memeluk lengan kekarnya, menyandarkan pipimu dibahunya. Sedangkan pria itu sama sekali tidak tampak terganggu.
Kau dan Jeonghan sudah kenal jauh lebih dulu sebelum kalian bertemu lagi sebagai teman kerja. Bisa dibilang, Jeonghan itu cinta pertamamu. Teman masa kecilmu ini menjadi alasan kau bersemangat setiap harinya saat sekolah menengah pertamamu dulu. Sebelum akhirnya kau pindah kota.
Bertahun tahun kau berusaha menghilangkan perasaanmu padanya, mulai terbiasa tanpa keberadaannya. Namun saat kau kembali bertemu lagi di ruang latihan ini, pertahananmu runtuh. Jeonghan masih si malaikat kecil yang kau kenal, sikap baik dan lembutnya seakan mengurungmu diperasaan yang sama.
"Dimana handukmu?" Jeonghan berujar sambil menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajahmu. Kau hanya bergumam sambil menunjuk tas ranselmu yang ada disudut ruangan, tidak berniat untuk mengambilnya sama sekali.
"Pemalas" decak Jeonghan pelan, meraih handuk kering miliknya dan mengelap keringat yang ada di dahimu. Lihat, bagaimana kau tidak jatuh cinta pada pria satu ini. Walau ada saatnya dia menjadi jahil, sisi lembut pria itu tidak mungkin tidak membuatmu jatuh hati.
"Noona, coups hyung beli ayam, mau minum juga?" Mingyu bertanya dari balik pintu. Kau langsung tersenyum bersemangat, yey minum minum. Siapa yang tidak suka minun?
"Be-" belum selesai kau berbicara, tangan besar Jeonghan menutup mulutmu, menarik tubuhmu merapat ke tubuhnya. Dasar anak satu ini.
"Cari alkohol rendah buat bocah ini" Jeonghan berujar, dan Mingyu mengiyakan dengan cepat. Matamu membulat, dia baru saja menentukan apa yang kau minum?! Kau ini juga sudah usia legal!
"Jangan banyak protes, besok kau bekerja Ahn Yn" Jeonghan berujar telak. Ah, rasanya menyebalkan ketika kau tidak bisa membalas ucapannya.
***
Ayam goreng dan beer, tentu saja dengan minuman beralkohol rendah untukmu, menemani malam kami. Kini kalian sedang duduk melingkar memainkan permainan klasik. Truth or dare. Atas ide dari sang maknae, kalian mulai menceritakan berbagai hal memalukan atau melakukan ide gila yang dilontarkan satu sama lain. Percayalah, mereka tidak akan bisa dihentikan dengan mudah.
Kini tersisa kau dan Jeonghan yang masih belum terkena putaran botol beer yang telah kosong itu. Kau masih anteng dalam posisi nyamanmu di bahunya, sedangkan pria yang kau senderi juga sama sekali tidak masalah.
Botol kembali berputar kini ujung botol itu benar benar berhenti di depanmu. Membuat sorak sorai dari para member. Ah, pasti mereka sudah menunggu saatnya pembalasan dari tantangan gilamu. Ah, kau sedikit menyesal.
"Oke! Truth or dare, Yn?" Joshua bertanya jahil, kau berdecak. Satu satunya pilihan adalah truth, kau tidak bisa menebak apa yang ada dalam otak otak licik mereka.
"Truth" ucapmu acuh. Desahan kecewa lolos dari beberapa member yang tampaknya sudah menunggu saatnya pembalasan.
"Arraseo, jadi kau beneran suka Jeonghan?" Pertanyaan diluar ekspetasimu meluncur dengan bebas dari mulut leader mereka, Seungcheol. Matamu membulat, detak jantungmu mulai bergerak terlalu cepat, matamu melirik pria yang sedari tadi memerhatikan dirimu. Jeonghan hanya menatapmu dengan alisnya yang terangkat sebelah. Ah sial, kenapa sih.
"S-siapa yang bilang aku suka bocah ini?!" Tanyamu berusaha membantah, pipimu rasanya sudah terbakar habis, mungkin sudah memerah. Beberapa member tampak tersenyum geli, seakan jawabannya sudah jelas.
"Tanpa ada yang memberi tahu, juga sudah kelihatan" Minghao berujar dengan tenang, senyum kecil yang terlihat menyebalkan itu terbit di wajahnya. Kau berdecak, ah ini akan sangat merepotkan.
"Ani-" belum sempat kau kembali mengelak, Jeonghan mengangkat suaranya lebih dulu.
"Jadi kau juga menyukaiku?" Tanyanya dengan santai, namun ada keseriusan ditatapannya. Tapi sebentar, 'juga'? Itu artinya dia juga menyukaimu begitu? Lagi lagi sebelum kau mengatakan apapun, Jeonghan memajukan wajahnya. Mempertemukan bibir kami tanpa peringatan.
Terdengar sorak sorai disekitar kami, seluruh member tampak mulai menyoraki tontonan live ini. Namun kau tidak bisa mendengarnya dengan baik, pikiranmu terfokus pada pria yang sibuk melumat lembut bibirmu.
Saat bibir kalian terlepas, Jeonghan hanya menatapmu dalam, tersenyum manis. Kami menatap cukup lama, mengagumi satu sama lain, dan berusaha mengatakan apapun yang tidak bisa terucap oleh kata kata.
"Ayo kita berkencan" dan Jeonghan mengakhiri kontes tatap-tatapan kami dengan kata kata yang berhasil membuat dirimu henti jantung sejenak.
- END
Mian lama banget updatenya, terlalu banyak imajinasi sampe bingung buat yang mana. Hayo itu yang diajakin date, gimana jawabannya? Ditunggu vommentnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine
Fanfiction- seventeen imagine one shot para member dengan mbak yeen untuk memperlancar halu para carat deul.