Kau menatap rombongan kedatangan pangeran dari negeri sebelah dengan khawatir. Kau dengan cepat keluar dari kamarmu untuk menyambutnya.
"Yang mulia" sapamu pada pria yang sudah lengkap dengan pakaian zirahnya. Pria bernama Jeon Wonwoo itu adalah calon raja dari negeri sebelah. Pria yang menjadi penempat hatimu dari dulu.
"Jung Yn" lirihnya sambil menarik lenganmu, membawamu kedalam pelukan eratnya. Kau menghela napas, tidak bisa menghalau perasaan khawatir dirimu akan perang ini. Namun pria yang mendekapmu ini malah terkekeh pelan.
"Aku tidak akan kalah, Yn-ah" ujarnya sambil mengelus kepalamu. Kau mendelik pada pria satu ini, bisa bisanya dia sesantai itu ketika akan menghadapi perang besar. Kau tidak meragukan kemampuannya, namun lawannya kali ini harus cukup dipertimbangkan.
"Jangan lupa makan oke. Jangan bolos kelas etika lagi" ujarnya sambil melepas pelukan kalian. Ia mengelus pipimu dengan sayang. Kau semakin gusar, Wonwoo tidak pernah berkata seperti itu sebelum ia pergi berperang. Rasanya aneh mendengarnya.
Tiba tiba, anjing kesayanganmu berlari ke arah kami. Hiro. Ia bergerak aktif di dekat Wonwoo. Wonwoo mendengus gemas, dan berjongkok, mengelus kepala anjing jenis toy poodle itu.
"Saat aku tidak ada, pastikan dia tidak dalam bahaya ya" nasehatnya pada Hiro padahal tau anjingmu itu tidak akan paham. "Dia agak ceroboh soalnya, dia suka jalan gak liat depan, nabrak nanti" wonwoo tertawa pelan. Kau mendengus dan memukul bahunya sebal. Sudah mau pergi, masih sempet ngomong gitu.
"Yang mulia" sang jenderal perang sudah angkat bicara mengingatkan calon raja mereka untuk segera berangkat. Terdengar helaan napas panjang dari pria dihadapanmu ini. Ia menggendong Hiro dan membawanya ke dekapanmu.
"Aku pergi dulu" gumamnya dengan senyum tipis. Matamu berkaca kaca, merasa sangat tidak rela akan kepergiannya kali ini.
"Pulanglah dengan selamat" kau memaksakan senyummu. Wonwoo terdiam sejenak, hanya memandangi manikmu dalam. Kau paham, ia sendiri juga khawatir akan perang kali ini, terlihat jelas keraguan di maniknya.
Wonwoo memilih tak menjawab, ia hanya tersenyum manis dan menarikmu mendekat. Mengecup dahimu lama, kau memejamkan matamu, meresapi setiap detik yang terlalui.
"Pulanglah, aku akan menunggu" ujarmu kini dengan senyum yang lebih lega. Wonwoo memandangi wajahmu, sebelum akhirnya tersenyum manis. Ia mengangguk yakin.
Setelah mengusap kepala anjing kesayanganmu itu, ia akhirnya berbalik, menaiki kuda putihnya. Memimpin para pasukannya untuk bersiap ke medan perang. Dia tampak keren, seperti pangeran berkuda putih.
Dan kau, akan setia menunggu pangeran berkuda putihmu kembali.
Berabad abad kemudian
"Sad ending, sang putri berakhir sendiri sampai akhir ayat karena sang calon raja kalah dalam perang" gerutu seorang gadis pelan. Baru pertama kali ia membaca adanya legenda atau bisa dibilang dongeng berakhir sedih begini. Biasanya kan selalu happy ending.
Gadis itu terus mengomentari dongeng unik satu ini tanpa memandangi apa yang ada di depannya. Hingga terdengar gonggongan anjing tak jauh darinya, dan tak lama anjing itu berlari ke arah gadis itu. Dan menahan pergerakan kaki gadis itu.
"Eoh?" Gadis itu cukup terkejut melihat anjing toy poodle di dekat kakimu. Gadis itu melihat ke sekelilingnya, mencari siapa pemilik anjing menggemaskan ini. Membuat ia tersadar, jika saja anjing ini tidak menyadarkannya, ia pasti sudah menabrak tiang listrik di hadapannya, dan membuat dirinya malu gak ketulungan.
"Anak anjing! Oi, tunggu!" Tak lama seorang pria berlari dengan cepat ke arah mereka. Ia tampak begitu kelelahan ketika sampai disamping gadis itu dan anjingnya.
"Ini, anjingmu?" Tanya gadis itu ragu ragu. Pria itu mengangguk, ikut berjongkok dan mengelus kepala anjing itu gemas.
"Kau sudah berlarian seharian, kau tidak lelah?" Gumam pria itu seakan bisa berkomunikasi dengan anjingnya. Gadis itu mendengus geli akan tingkah pria asing yang ia temui.
"Anak anjing, ayok kita pulang, eomma akan mengomeli kita kalau bermain terlalu lama" pria itu memakaikan kembali pengait tali panjangnya dengan kalung di leher anjing itu. Gadis itu mengerutkan dahinya, memandangi interaksi pemilik dan hewan peliharaan itu.
"Dia tidak punya nama?" Tanya gadis itu penasaran. Pria itu mengangguk ringan. Gadis itu memandangi anjing yang sedang bermain main dengan tangan pria itu kasihan.
"Boleh saya namai?" Tanya gadis itu tiba tiba. Sang pemilik memandanginya sebentar, sebelum ia mendengus geli dang mengangguk. Gadis itu bertepuk tangan kecil dengan senang. Apa nama yang lucu untuk binatang peliharaan segemas anjing ini.
"Hiro, namanya Hiro" ujar gadis itu teringat akan dongeng yang ia baru baca. Namun seperti pesutujuan atau sahutan, anjing kecil itu menggonggong balik ke gadis itu. Membuat gadis itu tersenyum lebar. Sang pemilik juga hanya tersenyum tidak masalah akan nama itu.
"Sepertinya kami harus kembali" sang pria akhirnya bangkit setelah menyadari waktu yang berlalu. Gadis itu pun ikut bangkit tidak punya pilihan lain.
Setelah saling berpamitan dengan sopan, pria itu langsung berputar ke arah yang harusnya ia lalui. Namun belum beberapa langkah pria itu pergi, suara sang gadis menghentikan langkahnya.
"Namaku Jung Yn, siapa namamu?!" Tanya gadis itu setengah berteriak, berusaha mengalahkan suara keramaian disekitar mereka.
Pria itu berbalik, kini dengan senyum tipis nan hangat.
"Jeon Wonwoo, nama saya Jeon Wonwoo"
- END
Agak aneh yak alurnya? Aku sendiri juga gak tau ini lagi nulis apaan😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine
Fanfiction- seventeen imagine one shot para member dengan mbak yeen untuk memperlancar halu para carat deul.