Matamu terbuka, menatap samar layar ponselmu yang menampilkan jam terkini. Jam dua pagi. Kamar mu masih gelap, begitupun langit di luar. Kau memilih kembali memejamkan mata, berusaha kembali tidur mengabaikan dada mu yang sesak.
Dirimu terus terbatuk batuk. Mungkin ini dikarenakan beberapa terakhir kau terus lembur. Dan tidak punya waktu untuk mengurus dirimu sendiri.
Ditengah suara batukmu yang tertahan, terasa pergerakan dari sebelahmu. Tak lama terasa tangan besar menyelinap memeluk pinggangmu. Juga tumpuan dagu di puncak kepalamu.
"Sudah kubilang jangan lupa makan vitaminmu" suara serak dan mengantuk itu terdengar. Minghao, kekasihmu. Kau hanya tersenyum tipis, tidak membantah.
"Mian membangunkanmu, uhuk tidurlah" kau menepuk ringan tangan besarnya. Tidak ingin mengganggu tidurnya pria itu yang baru saja kembali sekitar jam 12 malam tadi.
"Kenapa kau meminta maaf? Kau ini kekasihku pabbo" ia bergumam sarkas sambil meninggalkan kecupan singkat di pelipismu. Tak lama ia bangkit dan menghidupkan lampu tidur di meja kecil sebelah ranjangmu. Lalu mengecek suhu tubuhmu.
"Demam" gumamnya sambil mentap tajam dirimu. Kau hanya bisa menyengir ketika mendapat pelototan itu. Harusnya kau tidak mengabaikan berbagai celotehannya tentang memakai jaket dan minum vitamin.
"Biasanya juga aku gak papa" gumammu ngeyel. Minghao yang baru saja kembali dari mengambil air hangat dan pereda demam, melirikmu tajam.
"Ngeyel terus, napas aja udah susah masih ngeyel" sinisnya, dan kau hanya bisa membalas dengan cengiran. Ia duduk di atas kasur, lalu menepuk pahanya dengan sukarela.
"Sini" kau tersenyum senang, dan menaiki pangkuannya. Bersandar di dada bidang pria itu. Enak juga ya sakit, tumben tumbenan ini cowok mau manjain kamu kayak gini.
Minghao tidak lagi berkomentar, ia membantumu untuk menelan cairan pahit itu. Dan memastikan kau nyaman dalam dekapannya. Ia menyandarkan dagunya di kepalamu.
"Hao-ya, dingin" rengekmu sambil menarik narik kaos hitamnya. Terdengar decakan darinya.
"Kemaren kemana aja, baru kerasa dingin hm?" Sarkasnya lagi membuat kau merengut dalam diam. Ya memang kemarin saat kau pulang terlambat, dan harus terkena angin malam pun, kau tidak merasa dingin.
"Batu sih jadi orang" gumamnya sebal sambil menyentil dahimu, setelah memutar posisi tubuhmu menghadapnya. Kau hanya bisa mendengus sebal, dibully mulu perasaan.
Minghao menarikmu ke dalam pelukannya. Lalu secara perlagan menurunkan badannya hingga ke posisi rebahan, dan mulai mengelus punggungmu dengan perlahan. Ia mengecup keningmu lama.
"Tidur" gumamnya merasakan dirimu masih menatapnya. Kau terdiam sejenak, menyadari, sejudes apapun minghao, dia melakukan itu untuk dirimu. Dan kau berterima kasih untuk itu.
"Love you" gumammu sambil menutup mata. Hao membuka sedikit matanya, tersenyum tipis.
"Too"
- END
sorry being not update for loooong time:) lupain isu yg ad skrg ini yuk, halu dulu ajaa😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine
Fanfiction- seventeen imagine one shot para member dengan mbak yeen untuk memperlancar halu para carat deul.