Langit hari itu biru bersih, dengan beberapa awan yang menggumpal lembut. Dirimu memerhatikan langit itu tanpa lelah, seperti menunggu seseorang. Tunggu, dia bukan seseorang, karena kalau dia orang dia tidak mungkin jatuh dari langit dan tidak mati.
"Hai" kau menoleh, memerhatikan seorang pria dengan jas putihnya, yang menarik perhatianmu adalah sayap putih bersih yang perlahan menghilang. Pria itu satu kelompok dengan orang itu.
"Dimana dia? Dia menghilang terlalu lama, bukannya dia harus menjagaku?" Dumelmu pelan, pria itu hanya tersenyum, senyum yang terasa tidak benar. Senyum itu tampak sedikit sendu.
"Aku yang bertugas menggantikannya" jawaban yang keluar dari mulutnya tidak seperti apa yang kau bayangkan, atau bahkan yang terpikirkan olehmu. Kau menegakkan tubuhmu, menatap tak percaya pada pria itu.
Pria itu hanya menatapmu lurus, namun kau teringat satu hal. Kau tau alasan dia pergi. Tidak, menghilang.
–
Kau menendang nendang kaleng di jalanan, mulai kesal akan keadaan yang tak kunjung membaik. Hutang, biaya kuliah, belum lagi orang orang bermuka dua di sekitarmu. Memuakkan.
"TUHAN! KALAU MAU NGASIH MASALAH SATU SATU! AKU CUMA SUKA DISKON MAKANAN, BUKAN MASALAH!" Teriakmu secara tiba tiba di tengah taman yang sepi itu.
Namun apa yang kau harapkan, balasan? Haduh, seperti orang gila saja. Namun saat akan beranjak dari posisi mu berdiri, tiba tiba terdengar teriakan seperti orang terjatuh dari ketinggian.
BRUK!!
Kau melongo ketika seseorang beneran terjatuh di dekat kakimu. Seorang pria dengan pakaian putih putih. Kau mendongak panik, gila ini orang bunuh diri atau gimana. Tapi gimana caranya bunuh diri? Tidak ada gedung tinggi di sekitarmu, hanya beberapa pohon, ya kalau jatuh pun cuma patah tulang.
Kau melangkahkan kakimu ragu ragu, menghampiri pria yang tergeletak seperti orang tak bernyawa. Matamu tertarik akan sayap besar berwarna putih bersih yang tampak kokoh. Orang ini gak mungkin nyoba nyoba jadi burung terus berakhir sial kan.
"Ya" panggil mu sambil menyentuh badan pria itu dengan jari telunjuk mu ragu ragu. Tidak ada respon, membuat panik menyerang mu. Kalau pria ini mati, kau bisa tertuduh membunuhnya.
"Ya! kau sungguhan mati?" Kini kau menggerakkan jarimu lebih agresif. Berharap pria itu tidak mati. Kalaupun dia mati gimana caranya gak ada darah setelah jatuh dari langit.
Namun tiba tiba sayap besar tadi menghilang, bukan menghilang seperti terserap, terserap kedalam tubuh pria itu. Matamu membulat, apa yang baru saja terjadi?
Belum selesai keterkejutan mu, badan pria itu bergerak sedikit, sebelum akhirnya ia benar benar bergerak dan mengangkat wajahnya. Wajahnya terlihat sangat tampan, membuat dirimu terlena sejenak.
"Anyeong, miss client" sapa pria itu dengan senyum merekah, matamu melebar, baru tersadar, dia masih hidup?
"AAKKHH!"
–
Kau memandangi bahan bahan yang tertata rapih di dapurmu. Menarik napas panjang, sebelum akhirnya melangkah mendekat. Mengambil pisau dan mengeluarkan daging dari tempatnya, bersiap untuk memotong.
"Ya! Stop!" Pria itu kembali muncul secara tiba tiba, tangan besarnya menghentikan pergerakan tanganmu yang memegang pisau.
"Kau sungguhan mau masak? Kamu tuh gak bisa masak, namanya bunuh diri tau gak!" Omelnya langsung, seperti biasanya. Dia ini Jun, seorang malaikat, katanya mirip mirip sama malaikat pelindung gitu. Dan ini sudah minggu kesekiannya bertugas di sampingmu. Maksud di sampingmu disini adalah yang muncul tiba tiba gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine
Fanfiction- seventeen imagine one shot para member dengan mbak yeen untuk memperlancar halu para carat deul.