"Wonwoo ya, lihat aku" kau menangkup pipi pria tinggi yang sudah menjabat sebagai kekasihmu sejak awal sekolah menengah. Pria itu masih enggan menatap matamu, ia hanya terdiam memandangi keramaian disekitarmu.
"Ini adalah mimpimu, dan aku tidak akan menjadi penghalang untuk itu. Berpetuanglah, jelajahi dunia, dan ceritakan padaku saat kau kembali. Aku akan tetap disini" ujarmu meyakinkannya, namun masih tidak ada respon. Membuat akhirnya tanganmu meraih tangan besar nan hangat miliknya.
"Kau lihat cincin dijarimu? Bawa dia berpetualang, hingga nanti sampai saatnya kau melepas cincin ini, datang padaku dengan cincin lainnya, dan ajak aku untuk berpetualang, berdua" ujarmu dengan senyum lembut, mengelus cincin di jari kelingkingnya. Wonwoo menatapmu lama, hingga akhirnya ia menarikmu kedalam pelukan hangatnya.
"Aku tidak ingin meninggalkanmu, Yn" gumamnya, pelukannya mengerat, membuktikan seberapa tidak relanya ia meninggalkan dirimu disini, selagi ia mengejar mimpinya.
"Gwaenchana, aku akan tetap menjadi rumah untukmu, kau tak perlu khawatir" ucapmu yang terdengar tak jelas karenga kau berada didekapannya. Hingga akhirnya setelah helaan napas panjang ia melepaskan pelukannya, kini matanya penuh tekat yang besar.
"Tunggu aku pulang sayang, saranghae" ujarnya, lalu bersiap menggeret kopernya, namun ia lebih dulu mencium dahimu lama. Meresapi waktu yanh berjalan.
"Nado" gumammu, setelah ia melepaskan ciumannya. Dengan senyum tipisnya akhirnya ia berbalik dan menggeret kopernya menjauh.
Meninggalkanmu disini, namun kau tak khawatir, ia telah berjanji untuk kembali, dan kau tau ia tidak akan mengingkari itu. Dan sekarang tugasmu adalah mensupport debutnya dari sini, dan menunggu dengan sabar kapan ia kembali kepelukanmu.
-
5 tahun kemudian...
Bullshit. Semua itu bullshit. Lihat sekarang kau ada dimana? Konser Seventeen di Seoul. Haha, mana ucapanmu saat kau bilang akan menunggunya disana dengan sabar Yn? Kau kini berada di konser mereka, hanya untuk melihat priamu.
Baiklah, kau tidak bisa berbohong soal bagaimana kau merindukan pria pendiam bermarga Jeon itu. Dan satu satunya cara untuk memandangnya adalah dengan cara ini. Kini kau hanya bisa berharap Wonwoo tidak menyadari kalau dirimu ada disini, menonton seluruh performance-nya.
Konser dimulai. Sorakan dan teriakan terdengar dimana mana, bersaing dengan suara musik yang sangat keras. Kau bersyukur ada banyak orang yang mencintai mereka. Kau juga bersyukur dapat melihat Wonwoo yang tampak bahagia dikelilingi 12 teman teman se timnya yang juga sudah terlihat seperti saudara baginya.
Dan tak terasa, konser berakhir. Rasa kekecewaan merayap dihatimu, tak rela hanya melihatnya sebentar. Namun ketika orang orang mulai bergerak keluar, dengan terpaksa kau juga harus turun.
Namun tiba tiba seseorang dengan seragam tim Seventeen mendatangimu, dan menahanmu. Kau menatapnya kebingungan.
"Seseorang menunggumu di backstage, Nona Park" ujarnya dengan sopan, dan membuka jalan untukmu. Membuat dirimu kebingungan, siapa yang menunggumu? Kau tidak mengenal siapa siapa disini.
Hingga setelah akhirnya kau terpisah dari keramaian, matamu bertemu dengan pria tinggi dengan kaos hitam juga jins hitamnya. Bahkan kaca mata ungunya masih ada di hidungnya. Ia berdiri menyender di dinding menuju backstage.
Kau terdiam. Tak percaya dengan apa yang baru kau lihat. Dia disana. Pria yang baru saja kau lihat di atas stage ada disana. Jeon Wonwoo. Kekasihmu. Matanya yang terpejam kini terbuka setelah staff memberitahu keberadaanmu disini. Mata tajamnya yang tenang menyorotmu dengan hangat, masih sama, tak terganti.
"J-jeon-" belum sempat kau mengucapkan seluruh perkataanmu, tangan panjangnya melilit pinggangmu, menarikmu kedalam dekapannya. Menyandarkan kepalamu di dada bidangnya. Selagi ia menyandarkan dagunya di atas kepalamu.
"Kau pikir kau bisa kabur semudah itu, hm? Setelah mengacaukan pikiranku sepanjang performance, membuat diriku hampir tidak bisa menahan diri untuk memelukmu, kau pikir kau bisa kabur secepat itu Park Yn?" Ia bergumam, hampir ngerap, mengutarakan seluruh pikirannya. Membuat hatimu menghangat, ada perasaan bahagia mengetahui ia tetap merasakan hal yang sama sepertimu.
"Mian" gumammu pelan. "Mian aku tidak menepati janjiku untuk menunggumu, mian aku malah menemuimu disini karena aku terlalu merindukanmu" lanjutmu pelan, tidak menahan diri untuk mempererat pelukanmu, tidak ingin melepaskan dirinya.
"Harusnya kau melakukan ini dari dulu, agar aku tidak tersiksa terlalu lama" gumamnya setengah menggerutu. Membuat dirimu terkekeh pelan, kekasihmu ini tidak pernah berubah.
"Jadi kau juga merindukanku Jeon-ssi?" Tanyamu jahil sambil mendongakkan kepalamu, menatap wajah tampannya. Ia terkekeh pelan, sambil mengangguk pelan. Matanya menatapku dalam, hingga tanpa tau siapa yang bergerak duluan, wajah kami kini hanya berjarak beberapa senti dari satu sama lain, kau bisa merasakan hembusan napas hangatnya.
"Jeoseonghamnida!" Suara berisik dari seorang staff yang tampaknya terkejut akan keberadaan kami, ia bahkan menjatuhkan peralatan ditangannya. Secara otomatis kami menjauhkan diri dari satu sama lain, bedanya kini kau merasa malu, sedangkan Wonwoo mungkin merasa kesal, terdengar dari decakan pelannya.
"Jangan terlalu emosi, aku masih disini, sayangku" gumammu lembut, membuat atensinya kembali padamu. Kini ia bergerak lebih dulu memajukan wajahnya, namun kau tak menolak, ikut memajukan wajahmu.
Sebelum teriakan heboh terdengar dari ujung lorong. Member seventeen keluar setelah berganti pakaian. Mereka semua menyoraki Wonwoo yang hampir berciuman denganku jika saja mereka tidak menghentikannya.
"Aish, jebal" gumamnya kesal. Ia tampak begitu frustasi, kau terkekeh pelan, kasihan sekali kekasihmu ini.
Hingga dengan gerakan cepat saat ia lengah, kau menarik tengkuknya dan mempertemukan bibirmu dan bibirnya, melumat pelan bibirnya, menyalurkan rasa rindu yang tertahan selama lima tahun ini. Wonwoo yang awalnya terkejut, kini mengambil alih keadaan, melumatmu selagi memperat lilitannya di pinggangmu. Mengabaikan teriakan histeris member Seventeen mendapat tontonan live ini.
Kau melepaskan ciumanmu sejenak, mengambil napas sebanyak mungkin, setelah pergulatan lidah yang cukup intens itu. Wonwoo menatapku lama, ada banyak makna yang terkandung ditatapannya. Hingga kau menarik senyuman manis untuknya.
"Saranghae" gumammu, mampu membuat senyum terbit dibibirnya.
"Nado, saranghaeyo Yn" gumamnya sebelum kembali menarik tengkukmu, menyediakan kembali tontonan gratis bagi para member dan staff yang berada disekitar kami. Namun siapa peduli.
Untuk saat ini, kau hanya ingin menikmati detik yang terlewat. Dan setelah ini kau tidak ingin menunggu, kau ingin berjalan kedepan, bersama Wonwoo dan berpetualang bersama.
- END
Hai hai! Gimana gimana? Chapt kali ini bikin kalian baper gak? Sebenernya uthor juga ragu, ni chapt bagus apa gak. Tapi up aja lah. Btw, uthor open request! Silahkan komen jika ada halu yang ingin direalisasikan. Eaaa. Udah lah, 바이 바이
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine
Fanfiction- seventeen imagine one shot para member dengan mbak yeen untuk memperlancar halu para carat deul.