Sinar matahari yang masuk lewat celah tirai kamar membangunkanmu. Matamu menyipit, menyesuaikan cahaya saat kau membuka ponselmu. Jam 10 lewat. Lalu akhirnya kau menoleh ke sampingmu, pada pria yang masih asik dengan mimpinya, dan menjadikanmu guling semaleman.
Dengan perlahan kau melepaskan tangan besarnya yang melilit pinggangmu, membuat sang empu tangan terbangun. Matanya mengerjap, menyesuaikan cahaya, astaga dia menggemaskan sekali.
"Ayo bangun, udah siang" ujarmu sambil menepuk nepuk lengan kekarnya, sedangkan pria keturunan korea amerika itu tidak bergeming kembali memejamkan matanya.
Karena tidak ada tanda tanda manusia tampan satu itu untuk membuka matanya, kau memilih bangkit dan menguncir rambutmu. Bersiap menyiapkan sarapan yang sudah seperti brunch bagimu.
"Aku bikin sarapan dulu ya" ujarmu pelan ditelinga kekasihmu itu, dan meninggalkan kecupan ringan di pipinya. Vernon hanya mengangguk pelan, tidak begitu mengindahkan perkataanmu.
Kau menyikat gigimu, lalu bersiap dengan peralatan masakmu. Menyalakan kompor, dan memasukkan telur, omelet untuk sarapan pagi ini. Tak lupa untuk membuat kopi untuk kekasihmu itu.
Tak lama terdengar pintu terbuka, dan langkah kaki berat mendekatimu. Pria itu meninggalkan kasurnya juga akhirnya. Terasa tangan besarnya menyelip di pinggangmu, melilitnya dengan erat. Ia juga meletakkan dagunya di bahumu, membuat kau menaikkan bahumu merasa geli.
"Morning" gumamnya sambil mengecup pelipismu. Kau hanya tersenyum melihat tingkah manisnya. Tanganmu tak berhenti bekerja memindahkan masakanmu ke atas piring, dan pria yang sudah seperti koala dibelakangmu itu tetap mengikuti pergerakanmu tanpa melepaskan pelukannya.
"Apa scedulemu hari ini?" Tanya Vernon setelah sekian lama terdiam. Bukannya menjawab kau menyodorkan kedua piring di tanganmu. Tanpa disuruh, Vernon mengambil piring dari tanganmu dan membawanya ke meja makan yang tak jauh dari kau berdiri.
"Tidak ada, mungkin aku akan ada di rumah seharian" jawabmu sambil membawa dua gelas kopi ditanganmu, menatanya di atas meja. Vernon yang mendengar itu langsung ceria.
"Ya! Let's go!" Ujar Vernon ambigu, membuat dirimu yang sudah lebih duduk, menatapnya bingung.
"Date!" Ujar Venon dengan senyum merekah. Kau terdiam sejenak, lalu terkekeh pelan. Dia punya caranya sendiri untuk mengatakan sesuatu.
"Arraseo, duduklah, habiskan sarapanmu dulu"
- END
singkat sekali sister, maapkeun, tapi hope you enjoy your weekend carat 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine
Fanfiction- seventeen imagine one shot para member dengan mbak yeen untuk memperlancar halu para carat deul.