[DK] Little Box

1.3K 132 3
                                    

"Dokyeom-ah! Kardus ini mau ditaruh dimana?!" Kau berteriak sambil kesusahan membawa kardus berat berisi barang barang milik sahabatmu itu. Tak lama pria berhidung mancung itu muncul di balik pintu.

"Sudah kubilang kau lihat lihat saja, jangan sentuh apapun" decaknya sambil mengacak rambutmu. Membuat dirimu mengerucut sebal. Ia mengambil kardus ditanganmu melangkah memasuki apartemennya. Diikuti dirimu di belakang.

Sahabatmu satu ini mulai hari ini akan pindah ke unit apartemen yang tak jauh dari unitmu. Katanya ia mau belajar mandiri dan mempersiapkan diri untuk melamar wanita. Huh, ternyata dia sudah move on darimu.

"Wah lihat barang barang ini, mengapa kau tidak membuangnya saja" kau berdecak melihat barang barang tidak jelas yang jelas sudah tua. Mulai dari pesawat mainan, pemutar kaset tua, hingga bola kempes ada disana. Ia menatanya dengan rapih di sudut kamarnya.

"Ini berharga tau, jangan beri tau eomma, aku sudah menyimpannya sangat lama tanpa ketahuan dirinya" ujarnya sambil menunjukku memperingati. Kau hanya mengangguk angguk mengambil posisi duduk bersila disebelahnya. Ikut mengeluarkan barang barang harta karun pria disampingmu ini.

Perhatianmu tertarik pada kotak pink garis garis berbentuk hati. Dengan penuh penasaran kau membawa kotak itu kepangkuanmu dan membukanya. Kotak itu berisi cokelat cokelat yang masih terbungkus rapih. Namun terlihat jelas sekali itu bukan cokelat baru, beberapa sudah terlihat berjamur.

"Ya! Kau menyimpan makanan juga?! Ini sudah berjamur" kau setengah menjerit, tidak paham akan tingkah sahabatmu satu ini. Dokyeom yang melihat itu langsung merebut kotak itu dari tanganmu.

Ia membawa kotak itu menjauh darimu. Tampak malu dalam diam.

"Itu kan hadiah pertama darimu, jelas aku simpan" gumamnya pelan yang masih tertangkap jelas ditelingamu. Kau mengerutkan dahimu tidak paham.

"Mwo? Dariku?" Tanyamu agak bingung. Dokyeom hanya mengangguk pelan.

"Katamu dulu kau mendapat terlalu banyak cokelat, jadinya kau memberikan padaku. Tapi tetap saja itu hadiah pertama darimu" jelasnya tanpa menatapku. Kau berusaha mengingat ingat apa yang dikatakan Dokyeom itu.

Dulu kau memang terkenal dan disukai orang orang. Saat valentine ada banyak orang orang yang meninggalkan cokelat atau bunga di lokermu. Namun seingatmu, cokelat yang diberikan pada Dokyeom itu bukan pemberian pria lain. Kau jelas membeli sendiri cokelatnya dan menghiasnya sendiri di rumah.

Jadi selama ini ia sungguh mengira alasan itu sungguhan? Kau menahan tawamu, aigoo Dokyeom-ah.

"Wae?" tanya Dokyeom yang bingung akan reaksimu. Kau semakin tertawa melihat wajah polosnya itu.

"Kau sungguh berpikir itu alasan sesungguhnya?" Tanyamu tak percaya. Dokyeom lagi lagi hanya mengangguk polos. Tawamu semakin kencang. Pria disampingmu itu semakin kebingungan.

"Ya! hari itu adalah valentine day, hari kasih sayang. Dimana orang orang sedang berusaha mengungkapkan perasaannya. Apapun alasan orang itu memberikan sesuatu padamu, itu bukan alasan sebenarnya!" Kau menjelaskan sambil tertawa. Dokyeom masih mengerjap tidak paham, namun akhirnya tatapannya berubah serius.

"Jadi maksudmu?" Tanyanya menggantung. Ia menatapmu dalam, menjelajahi manikmu. Kau merasa pipimu bersemu merah, dengan segera kau mengalihkan pandanganmu ke sembarang arah. Dan berusaha melarikan diri darinya.

"Aku akan ambil kotak di depan kesini" jawabmu gugup dan dengan cepat bangkit dari posisi dudukmu. Namun tangan Dokyeom lebih dulu menangkap lenganmu, menariknya agar kembali terduduk disampingnya.

Dan tanpa disangka, saat kau menolehkan kepalamu karena terkejut. Bibirmu tanpa sengaja bertemu dengan bibir Dokyeom. Pria itu sama terkejutnya dengan dirimu, namun ia dengan cepat menguasai keadaan. Ia memejamkan matanya, meresapi kecupannya. Kecupan singkat tanpa hal yang berlebihan.

"Y-ya!" Kau mendorong bahunya pelan berusaha menjauhkan dirimu. Rasanya wajahmu sudah terbakar, memerah semua. Haduh ini muka sama sekali gak mau diajak kerja sama.

"Jadi sekarang, kita official hm?" Gumamnya pelan dengan senyum manis sambil menatapmu dalam. 

— END

Terinspirasi dari salah satu scene di Abyss. Btw maapkeun lama apdet, ide lagi seret bat dikepala, makanya jadinya juga cuman segini ㅠㅠ

Seventeen ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang