Matamu memandangi hujan yang turun mengguyuri bumi, membuat jalanan sore ini basah. Dirimu masih berada di halte bus tempat biasa kau turun sepulang kuliah, terjebak lebih tepatnya, kau tidak membawa payung dan kau tidak mungkin menembus hujan, laptopmu bisa menjadi korban.
Dari kejauhan terlihat seorang pria mempercepat langkahnya dengan payung ditangannya. Tak lama ia sampai di halte yang tengah kau duduki.
"Yn-ah, kau tak apa? Apakah kau kedinginan?" kekasihmu, Jiwon, bertanya dengan wajah yang khawatir. Kau hanya menggeleng sambil tersenyum menahan gemas. Dengan terburu buru ia melepaskan jaketnya dan memakaikannya di tubuh mungilmu. Untuk sesaat sekelebat bayangan datang ke kepalamu.
"Ya! Oh Yn!" orang yang kau tunggu-tunggu akhirnya datang, pria pecinta coca cola yang berstatus kekasihmu itu datang dengan payung di tangannya. Kau langsung berdiri dengan senyum senang, sedangkan kekasihmu itu menunjukkan ekspresi yang berbeda.
"Sudah berapa kali aku bilang, huh? Bawa payungmu jika sudah musim hujan!" pria itu bukannya mengkhawatirkanmu, ia malah mengomelimu dengan segala kecerewetannya.
"Lee Jihoon~ dingin" ujarmu manja, memotong ucapannya. Jika kau tidak melakukan itu, ia bisa mengomelimu panjang lebar persis seperti ibumu.
"Baru kerasa dinginnya, huh? Kemana aja kemarin aku suruh bawa jaket?" tidak menyerah, kekasihmu yang kerap dipanggil Woozi itu kembali mengomelimu panjang lebar. Namun ia ikut melepaskan jaketnya dan memakaikannya ditubuh mungil.
"Dasar bikin khawatir saja" gumamnya pelan, namun bisa tertangkap jelas di telingamu. Kau mendongak dengan senyum menahan gemas, dasar pria tsundere satu ini, ngomel ngomel gak jelas, padahal gampang tinggal bilang khawatir.
"Eiii, kau khawatir padaku?" godamu jahil, sedangkan pria itu merona, terlihat jelas warna kemerahan diwajah putih susunya. Kau terbahak melihat tingkah malu-malunya itu, mana Woozi yang menyebalkan yang kau kenal huh?
"Ani"
"Bohong!"
"Ani!"
"Chagiya, kamu gak apa-apa?" matamu mengerjap setelah tersadar dari lamunan sejenakmu. Dengan cepat kau menggeleng dan tersenyum, menenangkan kekasihmu.
"Aku melamun tadi, hehe" kau akhirnya bangkit dan memeluk lengannya, berjalan beriringan di bawah hujan.
Kalian bercerita panjang lebar tentang apa yang terjadi hari ini. Hingga sebuah toko menarik perhatianmu. Sebuah toko tteokbokki yang tampak ramai dengan tatanan yang baru. Sebenarnya toko itu sudah berdiri sejak lama, sepertinya renovasi kali ini menarik lebih banyak pengunjung.
"Kamu mau makan disana?" kekasihmu yang sedari tadi memerhatikanmu, ternyata menyadari apa yang sedari tadi kamu perhatikan. Kau terdiam sejenak, lalu akhirnya mendongak dan tersenyum manis.
"Eo"
Kau menatap restoran tteokbokki yang baru dibuka itu, ada banyak pengunjung yang mengunjunginya, sepertinya cukup recommended. Rasanya tidak salah untuk mencoba tteokbokki yang dijual disana. Perlahan kau mencuri-curi pandang pada kekasihmu yang sama sekali tidak menyadari dirimu yang sedang mengode dirinya.
"Aish, tidak peka" decakmu pelan. Woozi menoleh, memerhatikan gadisnya yang membuang muka. Lalu ia memerhatikan apa yang sedang kau perhatikan.
"Pegang sebentar, aku mau beli sesuatu" tiba tiba Woozi menyerahkan payung yang ia pegang padamu, lalu ia menembus hujan menuju deretan ruko. Aish, benar benar jahat, mengapa kau bisa berpacaran dengan orang yang sama sekali tidak peka begitu?
Tak lama akhirnya kekasihmu itu, dengan kantung plastik putih ditangannya. Tanpa mengatakan apapun, ia kembali mengambil payung yang tadi dititipkan padamu, dan melanjutkan langkahnya. Kau semakin memajukan bibirmu, Lee Jihoon menyebalkan!
Namun wangi sedap tak asing tercium di indra penciumanmu, asalnya dari kantung plastik yang dibawa Woozi. Wanginya mirip dengan wangi toko tteokbokki tadi. Jangan-jangan...
"Ya Lee Jihoon, jangan bilang-" ujarmu menggantung sambil menatap tak percaya pada kekasihmu.
"Em, kita makan di rumah aja, disana gak ada tempat duduk" ujarnya tanpa menatapmu. Kau melotot tak percaya, jadi sebenarnya ia tau kalau kau menginginkan tteokbokki itu tadi? Astaga, tau begini kan kau tidak perlu memaki makinya dulu. Dasar tsundere satu ini, tinggal bilang begitu saja susah.
"Halmeoni, kami pesan dua cheese tteokbokki ya!" Jiwon memesankan untuk kami, sedangkan aku bertugas untuk mencari tempat duduk untuk kami. Namun matamu bertemu dengan mata sipit dengan tatapan tenang. Mata yang membangkitkan seluruh memori dan mengingatkanmu dengan seluruh deja vu tadi.
Pria yang dulu sempat mengisi hari-harimu dengan warna dan kebahagiaan. Pria yang sempat merajai hatimu, dan membuat dirimu merindukan keberadaannya jika ia tidak disekitarmu. Atau mungkin, saat ini ia masih merajai ruang kecil di hatimu. Lee Jihoon, mantan kekasihmu yang kerap dipanggil Woozi. Pria dengan seluruh memori yang ia ciptakan yang masih melekat dimemorimu.
"Sudah lama ya, Oh Yn" ujarnya dengan senyum manis yang khas.
- END
kalau kalian beneran ada diposisi itu, kalian bakal milih mantan yang masih menempati ruang kecil hati kamu atau kekasih dengan seluruh cintanya yang tulus?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine
Fanfiction- seventeen imagine one shot para member dengan mbak yeen untuk memperlancar halu para carat deul.