0 : 1

79.3K 3.1K 64
                                    

Reygan Dewantara atau akrap disapa Rey itu kini sedang duduk disebuah kursi didalam bar yang tengah menopang satu tangannya di dagunya dan satu tangan lagi menggenggam minuman. Dan tiba-tiba saja seorang wanita mendekati pria itu dengan tangan yang bergelayut manja di bahu pemuda itu dengan centilnya wanita itu langsung duduk diatas meja dan mencondongkan tubuh atasnya.

"Sendirian aja, mau gue temenin?" Tanya wanita itu dengan suara manjanya.

Reygan menyeringai melihat wanita jalang yang ada dihadapannya ini, dengan sedikit menggoda tangan pemuda itu merangkul pinggang wanita itu dengan nakalnya membuat sang wanita tersenyum.

"Boleh," jawab Reygan menyeringai menatap wanita itu dari atas sampai bawah."Jalang!" Gumamnya dengan nada mengejek.

Wanita itu tentu saja mendengar gumaman Reygan. Marah? Tentu saja tidak. Karna apa yang dikatakan Reygan itu memang benar.

"Mau pesan kamar?" Tawar wanita itu berdiri dan menarik tangannya untuk berdiri pemuda itu tapi pemuda itu tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya.

"Kenapa?" Tanya wanita itu karna Reygan hanya diam saja atas tawarannya tadi.

"Gue gak mau ngelakuin disini."

"Memang bukan disini tapi didalam kamar bar ini, ayolah gue tahu lo udah gak sabar 'kan?" wanita itu kembali merangkul bahu Reygan.

"Gue nggak mau di dalam bar ini." Tekan Reygan yang sedikit emosi.

"Jadi lo mau dimana?" Tanya wanita itu dengan merangkul kuat leher pria itu seraya bersuara manja.

Reygan mengeluarkan seringainya lagi dan membisikkan ketelinga wanita itu"Gimana? Kalau di Apartemen gue?" Tawar Reygan dan menarik wajahnya kembali lalu menatap wajah wanita didepannya dengan dingin tapi bisa membuat wanita didepannya sangat tergoda.

Reygan melepaskan kasar rangkulan wanita itu lalu berdiri menarik tangan wanita didampinginya dengan kasar.

Tanpa menjawab wanita itu mengikuti langkah Reygan membawanya ke parkiran bar dan memasuki mobil Reygan.

Selama perjalanan wajah wanita itu selalu tersenyum dia membayangkan betapa puasnya dia malam ini mendapatkan mangsa seperti pemuda disamping nya, dia Pastika bahwa pemuda ini sangat kaya dan dia akan mendapatkan bayaran yang sangat mahal.

Setelah setengah jam perjalanan mobil mereka berhenti disebuah gedung tinggi,dan salah satu dari ruangan gedung ini adalah apartemen Reygan . Pemuda itu keluar disusul dengan wanita yang ada dibelakang nya. Saat telah sampai didalam kamar wanita itu langsung membuka pakaian nya dan menyisakan dalaman nya saja.

"Wow lo buru-buru sekali, padahal kita baru sampai?" ujar Reygan dengan mendekati wanita itu.

Pemuda itu menyeringai dan mendorong tubuh wanita itu sehingga terlempar ke ranjang cukup keras tapi tidak membuat wanita itu kesakitan tapi sebaliknya dia merasa senang.

"Lo pasti udah gak sabar 'kan? Makanya gue gerak cepat!" Ujar wanita itu yang terlentang diatas kasur sembari mengulurkan kedua tangan seperti meminta dipeluk.

"Memang gue nggak sabar, tapi tunggu sebentar. Ada sesuatu yang harus aku persiapkan" Reygan berjalan menuju lemari nya

wanita itu melihat sekilas kearah pemuda dan kembali melihat keatas langit-langit kamar untuk membayangkan berapa bayarannya nanti pasti banyak karna dia melihat apartemen pemuda ini sangat mewah dan pasti dia sangat kaya

"Sudah siap untuk ini?"

Wanita itu langsung tersadar dari lamunannya dan melihat kearah pemuda itu dan seketika dia duduk. Takut dan cemas itulah yang dirasakan wanita itu sekarang karna dia melihat seorang pemuda yang ada didepannya ini memegang dua senjata yang satu belatih kecil dan yang satu tang besar.

"Lo...lo.. lo mau apa?" Wanita itu takut dan beransur mundur.

Pemuda itu menyeringai dan melangkah maju mendekati wanita itu."Ada apa? Lo takut? Kemana wajah jalang yang lo tadi yang dengan beraninya tersenyum genit dan juga tangan kotor lo itu yang dengan lancangnya ngerangkul bahu gue! SIALAN!" Reygan dengan suara dingin dan menyeramkan yang dirasakan wanita itu sekarang.

"Maafin gue, oke. Gue bakalan pergi. Lo gak perlu bayar gue," ujar wanita itu dan langsung berdiri berniat kabur tapi dia terlambat belatih yang ada ditangan Reygan dia lemparkan sehingga mengenai mata wanita itu .

"AKHHH!" jerit wanita itu yang kini sudah terlentang di atas kasur.

"Sakit?" Tanya santai Reygan yang sudah berdiri dan menindih wanita itu.

"Ma-maafin gue, maaf tolong ampunin gue, akhh!"

"Kenapa lo nangis? Oke, gue bakal mengakhiri penderitaan lo sekarang," ujar Reygan dengan wajah sedihnya. Tapi kemudian berganti dengan wajah menyeramkan.

Pemuda itu dengan tanpa belas kasih mencabut belatih dari mata wanita dan menusuknya kembali kemata yang satunya

"AKHHH" jerit sang wanita

"Jangan teriak karna gue semakin bernafsu untuk hal ini," Reygan terkekeh sinis seraya menyeringai menatap bagaimana menderitanya wanita dibawah kuasanya itu.

Tanpa basa-basi lagi tang yang ada ditangan Reygan langsung diarahkan kelidah wanita dan mencabut lidah wanita itu dengan satu tarikan saja. Suara lidah yang putus itu akan membuat siapa saja akan menjerit dan merinding kalau mendengar dan melihatnya.

"Bagus, sekarang lo udah nggak bisa berteriak lagi. Kita lanjutkan dan pasti ini akan seru!"

Belatih yang ada Dimata ia cabut dan langsung menusuk kepipi wanita itu dan satu hentakan dia mengoyakkan pipi sebelah kiri dengan satu tarikan nafas. Wanita yang tengah ada di bawah kukungan Reygan itu sudah terkulai lemas dengan darah yang sudah mengotori diseprai kasur.

Setelah habis mengoyak wajah wanita itu, Reygan yang tidak lagi melihat pergerakan dari sang wanita ahkirnya berhenti.

"Sial! kenapa lo matinya cepat banget? Gue baru aja memulai permainan," ujar Reygan yang sedikit kesal.

Pemuda itu turun dari ranjang dan berjalan keluar apartemen,setelah berada di dalam mobil. Dia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana lalu menghubungi seseorang menggunakan ponselnya itu.

"Lo urus yang ada didalam apartemen gue, besok pagi semuanya harus beres. Kalau nggak kalian bakal bernasib sama seperti yang ada didalam apartemen gue itu!" tegas Reygan.

"Baik tuan,"ujar yang ada di sebrang telepon sana dengan suara bergetar.

Setelah itu dia pergi dari tempat ini dan menuju rumahnya. Diperjalanan sekarang pemuda yang diketahui bernama Reygan ini menyeringai senang ya walaupun dia belum sepenuhnya senang karna tadi mangsanya itu cepat sekali meninggalkan kesenangan nya tadi. Tapi tidak apa yang terpenting hasrat nya yang terpenuhi dengan melihat darah segar yang mengalir tadi.

Sampai dirumahnya Reygan masuk dan melihat kedua orang yang sedang bermesraan dia sebuah sofa membuat Reygan memutar bola matanya malas seraya mengeram marah.

"Baru pulang jam segini?" Tanya Ridwan papa Reygan yang kini tengah menindih tubuh wanita sangat Reygan benci.

"Bacot!" jawab Reygan melirik sekilas papanya."Lo urus aja tuh jalang! Jangan ikut campur urusan gue!" lanjutnya mengeram marah.

"Siapa yang kamu bunuh tadi hah?" Tanya Ridwan."Dani yang memberitahu saya!" Lanjutnya yang sudah berdiri lalu berjalan menghampiri putranya itu.

"Oh itu, jalang sialan Sampah masyarakat! Kaya istri lo itu!" jawab santai Reygan dengan wajah tanpa dosa nya.

Mendengar hal itu membuat emosi Ridwan langsung mendidih. Apalagi saat melihat wajah putranya itu yang dengan santainya padahal baru saja membunuh seseorang. Tangannya terkepal kuat diiringi oleh kedua matanya yang terpejam untuk menahan emosi yang sudah hampir meledak.

"Udah 'kan pertanyaan?" Tanya Reygan yang masih enggan melihat sang papa."Gue ngantuk! Mau tidur!"

Setelah mengatakan hal itu Reygan langsung menaiki tangga tapi sebelum itu ia sempat melirik wanita tadi yang hanya diam dengan wajah sedih menatap dirinya.

REYGAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang