2 : 0

17.4K 1.2K 138
                                    

Kedua tangan Alana melingkar manis dipinggang Devan yang tengah mengendarai motornya menuju Bandara. Kedua orang itu bersiap-siap  menyambut kedatangan Eldan. Pacar sekaligus sahabat mereka berdua.

"Gue senang banget, Dev, hari ini," ujar Alana memberitahu seraya tersenyum sumringah.

"Hmm," jawaban singkat Devan yang sudah muak Alana dengar. Setiap kali bercerita disepanjang perjalanan Devan hanya bergumam tidak jelas.

"Lo kenapa sih, Dev?" Tanya Alana sedikit kesal."ini kenapa lagi jalan motornya lambat banget? Rusak motor lo?" Tanyanya lagi.

Devan menghela nafas."Gue mau ngantarin cewek yang gue cinta ke cinta sejatinya. Gue butuh waktu dan nggak mau diganggu!" Jawabnya yang langsung dipahami oleh Alana.

"Berhenti, Dev!" Titah Alana tapi Devan tetap saja menjalankan motornya itu."Berhenti gue bilang!" Desis Alana.

"Udah mau dekat, Al. Berhenti di tujuan aja!" Jawab Devan yang merasa Alana marah maka dari itu ia sengaja mempercepat laju motornya.

"Gue lompat kalau lo nggak mau berhentiin nih motor!" Ancam Alana.

Devan berdecak kesal dan takut dengan ancaman Alana. Ia langsung menghentikan motornya itu dipinggir jalan."Udah mau nyampe di suruh berhenti, kocak!" Celetuk Devan saat Alana perlahan turun dari motornya.

"Lihat gue!" Alana meraih dagu Devan yang tidak mau melihatnya padahal dirinya sudah berdiri disamping cowok itu."Lo kenapa?" Tanya Alana.

"Gue kenapa?" Tanya Devan balik."Kenapa gue?" Tanyanya yang kini terkekeh geli.

"Gue serius, nyet!" Seru Alana."Maaf.."

"Kenapa minta maaf?" Tanya Devan menarik Alana agar dekat padanya."Lo nggak salah kali."

Alana terdiam sejenak memandangi wajah Devan yang sudah akan salting karna tatapan Alana untuknya itu.

"Jangan tatapan gue, Al!"

"Kenapa?" Tanya Alana yang semakin intens menatap Devan.

"Entar gue makin cinta. Lo nggak mau kan gue culik. Gue nikahin paksa?" Tanya Devan dan itu malah membuat Alana kesal.

"Nggak lah!" Alana memukul pelan bahu Devan."Gue nggak mau sahabat gue jadi kriminal!"

"Sahabat." Devan tersenyum tipis."Gue sahabat lo, iya... Gue cuma sahabat lo.."

"Maaf yah. Nggak bisa balas perasaan lo! Rasa sayang gue ke lo itu cuma sebatas sahabat. Gue nggak bisa kasih lebih.. maaf.." Alana menunduk seraya memainkan jari jemarinya.

"Al," panggil Devan dan Alana langsung mendongak menatap cowok itu."Gue nggak papa cinta gue nggak terbalaskan. Tapi tolong izinin gue buat cinta sama lo. Itu aja, Al." Kedua telapak tangan Devan menempel di pipi Alana.

"Gue yakin cewe yang bakal jadi pasangan lo pasti bahagia. Karna lo cowok yang paling tulus dan baik yang pernah gue kenal."

Devan tersenyum."Kalau tulus kenapa lo tolak cinta gue?" Tanya Devan membuat Alana terdiam.

"Al, gue nggak akan pacaran sebelum lo nikah sama  cowok yang menurut gue terbaik. Dan Eldan orangnya," Devan tersenyum lalu perlahan memajukan wajahnya untuk mengecup singkat kening Alana."Makasih udah buat gue tahu apa artinya cinta."

"Emang apa itu cinta yang lo tahu?" Tanya Alana.

Devan tertawa singkat."Cinta itu adalah kebahagiaan seseorang yang kita cintai. Kalau orang itu bahagia berarti kita sukses mencintainya. Walau kebahagiaan itu bukan sama kita."

Setelah mengatakan hal itu Devan membawa Alana untuk melanjutkan perjalanan. Tidak ada lagi kecanggungan diantara keduanya karna masing-masing telah mengungkap unek-unek yang mereka tahan.

REYGAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang