Karna Ridwan melarang banyak orang untuk berkumpul diruangan Reygan dikarenakan cowok itu sedang dalam masa penyembuhan semua orang memilih keluar termasuk Reygan sendiri.
Cowok itu bersikeras untuk mengikuti Alana yang dibawa Devan ke area kantin untuk menceritakan kronologi kejadian di Bandara tadi pagi.
Ditemani oleh kedua sahabatnya Reygan dengan serius mendengarkan cerita Alana yang duduk tidak jauh dari tempatnya duduk. Walau tidak sepenuhnya terdengar jelas cerita gadis yang sedang menangis itu, tapi Reygan tetap berusaha mendengarkannya secara jelas.
"Lo udah berubah, Gan." Reygan menoleh sekilas kearah Mizan yang sedang memegang tiang infusnya.
"Berubah gimana?" Tanya Reygan seraya fokus pada Alana.
"Lo beneran cinta sama tuh cewek?" Tanya Mizan lagi menunjuk Alana dengan telunjuknya tapi langsung ditepis oleh Reygan.
"Jangan tunjuk, Ala gue. Gue nggak suka!" Sentak Reygan menatap tidak suka sahabatnya itu.
"Anjing! Bucin lo!" Cibir Mizan.
"Gue bukan bucin. Tapi gue cuma nyesal bukan cuma tapi nyesal banget sama tingkah dan tujuan gue buat dekatin, Ala." Reygan menghela nafas menjulurkan lidahnya untuk membasahi bibirnya yang kering."Gue beneran cinta sama dia. Gue sayang beneran sama dia," lanjut Reygan.
"Gue juga nyesal putusin Manda. Gue cinta sama dia. Anjing!"
Mizan dan Reygan kompak menoleh kearah Bima. Mereka berdua langsung syok saat melihat mata Bima yang berkaca-kaca seperti melihat kearah sesuatu.
"Anjing!" Umpat Mizan saat melihat apa yang dilihat Bima. Diujung pojok kantin terdapat Amanda dan seorang cowok sedang melakukan adegan suap-suapan romantis.
"Itukan Dino," ujar Reygan yang sama syoknya dengan Mizan.
"Bener-bener yah si Manda. Cewek top gampang move on. Baru putus seminggu dari lo udah dapat yang baru lagi," ujar Mizan terkekeh geli namun saat melihat wajah sedih Bima ia langsung terdiam tapi tertawa dalam hati.
"Gue pengen balikan sama dia!" Ujar Bima dengan suara seraknya seperti menahan kesedihan.
"Balikan sama dia atau kangen sesuatu!"
Bima langsung menatap tajam Reygan karna omongan sahabatnya itu terdengar ambigu.
"Gue emang kangen dia, tapi nggak dengan yang itu. Gue mau seriusin Manda. Manda cewe terakhir gue," jawab Bima.
Reygan tersenyum lalu kembali pada Alana."Gue juga. Alana cewek terakhir gue!"
Mizan berdecih."BUCIN LO BERDUA ANJING!" teriak Mizan.
Disisi lain Alana yang entah sudah beberapa kalinya mengusap air mata yang membekas di pipi indahnya. Gadis itu masih mengingat jelas dua tamparan yang ia layangkan untuk Eldan saat pacarnya itu lebih membela wanita yang Alana baru ketahui adalah tunangan Eldan.
"Dia nggak jelasin kenapa dia lakuin hal itu?" Tanya Devan dengan wajah sedih. Tapi dalam dirinya sudah membara menahan amarah pada Eldan.
"Nggak, Dev." Alana menggeleng menundukkan kepalanya."Cuma dia bilang kita putus karna dua bulan lagi dia mau nikah. Itu aja. Gue udah kaya apaan. Diputusin gitu aja, gue udah setia nunggu dia tapi..."
Devan langsung memeluk Alana." Lo nggak pantes tangisin cowok bangsat kaya dia. Jangan keluarin air mata lo lagi, Al!"
Bukanya berhenti Alana malah semakin menjadi-jadi menangis. Tangisan yang awalnya tidak mengeluarkan suara malah kini terdengar tersendat-sendat.
"Dia janji mau nikahin gue, Dev. Tapi kenapa dia malah nikah sama orang lain?" Alana memeluk erat tubuh Devan.
Devan menutup matanya menahan sesuatu yang ingin keluar dari mata cowok itu. Mendengar dan melihat gadis yang ia cintai menangis karna cowok lain membuat hatinya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYGAN (SUDAH TERBIT)
General Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) SUDAH TERBIT DI PENERBIT EL-FRANSISCO_ PUBLISHER Tentang Reygan pria misterius. Hidupnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu bersenang-senang. Membunuh adalah candu baginya. Bermain dengan gadis gadis adalah kebutuhan untukny...