3 : 2

11.2K 817 202
                                    

Alana tertegun menatap Reygan tanpa arti. Gadis itu sudah sangat jelas sekali mendengar apa yang Reygan katakan, namun ada dorongan dari dalam dirinya seolah olah ia salah mendengar ucapan cowok itu.

"Hei." Reygan menjentikkan jarinya kearah Alana."Ngapain lo ngelamun?" Tanyanya seraya tersenyum miring.

Air mata Alana tertahan lalu gadis itu meraih tangan Reygan dan ia genggam."Kamu bercanda kan? Ini nggak benar kan?" Tanya Alana dengan wajah berharap.

Mendengar hal itu Reygan dan Ajeng tertawa atau lebih tepatnya mentertawakan Alana. Apalagi saat melihat wajah bodoh gadis itu membuat mereka senang karna sandiwara yang mereka lakukan selama ini seratus persen sukses.

"Nggak! Ini nggak benar." Alana menggeleng dengan senyuman getir."Kamu bercanda! Bercanda kamu nggak lucu, sayang. Aku nggak suka!" Air mata Alana langsung tumpah saat melihat wajah Reygan yang masih tersenyum miring seolah mengejek kebodohannya selama ini.

"Alana! Alana!" Ajeng menepuk bahu Alana tapi dengan cepat Alana menyentakan bahunya."Kakak sama adek! Sama aja! Sama sama murahan!" Cibirnya.

Alana tidak menghiraukan ucapan Ajeng ia lebih fokus menatap Reygan yang juga menatapnya."kak Reygan.." Alana tersenyum tipis dengan linangan air mata meraih tangan Reygan tapi dengan cepat cowok itu menjauhkan tangannya.

"Jangan sentuh gue jalang!" Ujar Reygan menatap tajam Alana."Jijik gue disentuh anak pembunuh kaya lo!"

Perkataan Reygan itu bagaikan berlatih yang menusuk hati Alana secara berkali-kali. Sakit dan sakit adalah hal yang Alana rasakan saat ini.

"Sayang," panggil Ajeng pada Reygan."Aku ke mobil kamu dulu yah! Kamu selesain dulu masalah kamu, oke."

"Iya, sayang," jawab Reygan lalu mengecup bibir Ajeng tepat didepan Alana yang terdiam membisu Setelah itu Ajeng berlalu pergi.

"Kak, kamu kenapa gini?" Alana mulai terisak."Salah aku apa? Kenapa KAMU BERUBAH?" Jerit Alana yang begitu frustasi.

"Salah lo? Gue berubah?" Tanya Reygan seraya terkekeh sinis."Biar gue jelasin!"

Reygan mencengkram erat tangan Alana lalu ia arahkan ke dadanya."Di hati ini cuma ada kebencian buat lo! Karna apa? Karna lo anak dari seseorang yang udah buat gue trauma akan kehidupan!"

Reygan menghempas tangan Alana."Lo masih tanya salah lo apa? LO PUNYA OTAK NGGAK, ANJING?"

Alana menutup matanya karna bentakan Reygan."Tapi lo..." Alana menerjabkan perlahan matanya sambil terisak menangis."Tapi lo bilang waktu itu..."

"Gue lupain dendam gue?" Tanya Reygan seraya tertawa."Nggak Segampang itu! Papa lo udah buat hidup gue hancur! Dan kehidupan lo yang bentar lagi bakalan hancur adalah balasannya!"

"Kak.." Alana ingin memeluk Reygan tapi cowok itu malah menjauh.

"Lo bodoh banget Alana!" Reygan kembali mentertawakan Alana."Dengan hanya kata kata manis gue! Badan lo bisa gue nikmatin!"

Alana langsung mengingat dua malam panjang yang ia lalui bersama Reygan.

"Tapi lo yang paksa gue! DAN LO BILANG MAU NIKAHIN GUE! MANA JANJI LO ITU?" teriak Alana yang sudah sangat putus asa.

Mendengar teriakan itu membuat Reygan kembali tertawa."Paksa! Tapi cuma sekali! Yang kedua?" Tanya Reygan pada Alana yang hanya bisa diam saja.

"Lo nyerahin diri lo sendiri! Walaupun ada campur tangan fotografer sialan itu! Tapi nggak papa lah! Yang penting gue dapat enak!" Ujar Reygan seraya menyeringai.

"Tubuh lo! Pikiran lo!" Reygan mendorong dorong bahu Alana menggunakan telunjuknya."udah gue kuasain! Dan gue puas!"

Alana terdiam membisu ia sama sekali tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Jiwanya dan tubuhnya seakan berada di tempat yang berbeda. Jiwa Alana yang seakan-akan pergi ke masa dimana sikap manis Reygan yang selalu Cowok itu tunjukkan padanya.

REYGAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang