3 : 0

14.4K 758 60
                                    

Alana yang awalnya tersenyum saat melihat Devan berjalan menghampirinya langsung berubah masam karna sahabatnya itu tidak sendirian melainkan bertiga dengan Eldan dan tunangan mantan pacarnya itu.

"Kita boleh gabung 'kan?" Tanya Eldan pada Alana.

Alana menatap malas Eldan lalu mengangguk singkat. Hal itu membuat tunangan Eldan tersenyum lalu memilih duduk disamping Alana.

"Kita belum kenalan yah?" Tanya Wulan tunangan Eldan pada Alana.

"Belum, " jawab Alana dengan ketus."Nggak penting juga," gumamnya yang hanya ia sendiri yang bisa mendengar.

"Katanya udah move on!" Sindir Devan tersenyum jahil kearah Alana.

Kedua alis Alana menaut tajam menatap penuh kekesalan pada Devan."Udah move on kok," ujar Alana yang tidak terima dengan ucapan Devan lalu tanpa sepertujuan dari Wulan ia langsung menarik tangan gadis itu.

"Alana," ujar Alana memperkenalkan diri tapi matanya fokus pada Devan yang saat ini tengah terkekeh geli.

"Wulan, tunangannya Eldan," balas Wulan membuat Alana berdecih pelan menarik kasar tangannya.

"Tunggu." Alana yang sadar akan sesuatu kini melihat wajah Wulan dengan serius seolah mengingat sesuatu."wajah lo kayak nggak asing buat gue.." Alana meletakan telunjuknya tepat ditengah bibir.

"Yang di foto waktu itu," ujar Devan yang berhasil mengingatkan Alana tentang kejadian tiga tahun yang lalu.

Disaat Alana dan Devan juga kedua sahabat cewe Alana berkunjung ke rumah Eldan. Disana mereka sempat melihat foto kecil Eldan dengan seorang gadis yaitu Wulan.

Saat itu Eldan mengatakan kepada mereka berempat kalau Wulan adalah sepupu dekat Eldan. Maka dari itu Alana saat itu yang ingin mundur untuk mendekati Eldan jadi bersemangat lagi karna gadis yang ia cemburui adalah sepupu bukan saingannya.

Tapi apa yang Alana dan Devan lihat saat ini, Wulan yang nyatanya sepupu kini telah menjadi tunangan resmi dari Eldan.

"Pembohong handal!" Sindir Alana tersenyum miring ke arah Eldan. Entah mengapa rasa benci dan cinta Alana makin berkurang pada Eldan atau bisa dikatakan sudah hilang. Hanya ada rasa kesal saja yang dirasakan Alana untuk mantannya itu karena sudah membohongi dirinya dan juga tiga sahabatnya.

Merasa tersindir pun Eldan hanya bisa menunduk."Maaf, Al. Aku salah.."

"Udah nggak papa," jawab Alana membuat Eldan mendongak menatapnya."Kita Lupain apa yang udah kita laluin dulu. Gue rasa cinta gue udah hilang buat lo! Gue sekarang udah punya Reygan dan gue cinta sama dia."

Mendengar hal itu membuat wajah Eldan berubah sendu."Kamu beneran udah lupain aku?" Tanya dengan suara serak seperti menahan tangisan.

Alana mencibik seraya mengangguk."Yup! Gue udah gak cinta lagi sama Lo!"

Alana dan Eldan saling tatap. Tapi tatapan kedua orang itu menggambarkan dua hal yang berbeda. Alana yang tampak biasa saja, dan Eldan yang menatap Alana dengan wajah dan pandangan yang sulit diartikan.

"Ehh, udah tatap-tatapnya!" Devan mengayunkan tangan kanannya ditengah-tengah Alana dan Eldan."Entar CLBK lagi!"

Alana terkekeh singkat."Nggak lah! Tapi kita tetap jadi kaya dulu lagi! Sahabatan!"

Eldan masih menatap Alana dengan tatapan seperti tadi. Namun genggaman tangan Wulan berhasil menyadarkannya.

"bukanya ini yang kamu mau..." Ujar Wulan tanpa suara hanya gerakan bibir yang bisa dipahami oleh Eldan.

"Makasih udah lupain aku," ujar Eldan membuat Alana juga Devan bingung."Itu hal yang harus kamu lakuin agar kamu bahagia.."

Eldan menarik tangan Wulan lalu beranjak pergi dari hadapan Devan juga Alana yang kini memasang wajah bingung.

REYGAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang