2 : 2

16.5K 1.1K 55
                                    

Reygan menggenggam tangan Alana disaat gadis itu tiba-tiba saja meremas pakai rumah sakitnya. Reygan merasa Alana sedikit aneh saat Devan dan seorang cowok menghampiri mereka.

Reygan lama menatap cowok yang berjalan disebelah Devan. Mungkinkah itu Eldan, tapi kenapa wajah cowok itu terlihat aneh. Tidak seperti seorang pria yang baru saja menyelingkuhi pacarnya.

Reygan berfikir begitu karna ia sudah terbiasa melakukan apa yang dilakukan Eldan terhadap Alana. Wajah bangga dan rasa percaya diri yang tinggi akan dilakukan seorang cowok saat ia sudah memduakan pacarnya. Itu lah yang Reygan rasakan.

"Al, Eldan nih," ujar Devan saat ia dan Eldan berdiri berhadapan dengan Alana juga Reygan.

"Tau gue." Alana membuang muka enggan menatap Eldan."Suruh dia pergi, Dev."

Devan berdecih menatap nyalang Reygan."Kenapa, Al? Lo mau berduaan sama nih orang? Mau lanjut ciuman, hmm? Sialan! selesain masalah lo sama Eldan sekarang. Lo berdua yang ada masalah, kenapa gue yang harus mikirin!" Ungkapnya.

"Gue nggak pernah minta lo mikirin masalah gue! Gue minta dia pergi bukan untuk lanjut ciuman seperti yang lo tuduh!" Balas Alana yang tidak suka dengan ucapan Devan barusan.

"Oh yah?" Devan tersenyum miring mengarahkan pandangan pada tangan Alana yang digenggam erat oleh Reygan."Lepas tangan sahabat gue!"

Reygan mendengar itu reflek melepaskan tangan Alana. Namun yang dilakukan Alana justru membuatnya syok. Gadis itu dengan berani menarik kembali tangan Reygan lalu ia genggam dengan hangat.

"Apa salahnya dia megan tangan gue, Dev?" Tanya Alana pada Devan tapi pertanyaan itu sebenarnya ia tujukan untuk Eldan yang dari tadi hanya diam saja.

"Pacar lo ada didepan lo, Al! Hargain Eldan disini!"

Devan menatap tidak percaya sahabatnya itu. Ia dengan susah payah membawa Eldan untuk menemui Alana. Untuk menjelaskan dan membersihkan masalah mereka bersua. Tapi apa yang ia lihat sekarang.

"Dia bukan pacar gue lagi!"

Devan dan Alana juga Reygan kompak menatap Eldan yang ahkirnya angkat bicara.

"Lo dengar, Dev!" Alana tersenyum getir."Gue bukan pacar dia lagi! DIA UDAH TUNANGAN, DEV. DIA LEBIH MILIH CEWEK ITU DARI PADA GUE!" teriak Alana yang sudah terisak menangis.

"Maaf, Al. Maafin aku," ujar Eldan dengan mata berkaca-kaca."kita emang nggak jodoh. Maafin aku. Kita akhiri aja semuanya."

"Lo kenapa sih, El! Jangan sampai lo gue hajar!" Desis Devan."Gue kira dengan gue ngomong Alana udah punya pacar disini lo bakal datang balik kesini lagi buat rebut Alana dan jadiin sahabat gue pacar lo lagi! Gue berharap kalian nikah, El!"

Eldan tersenyum tipis."Alana udah punya pacar! Alana cocok sama dia! Gue nggak mau ganggu hubungan Alana! Dan gue minta Alana juga ngelakuin hal yang sama ke hubungan baru gue."

Plak!

Dengan amarah yang sudah memuncak melayangkan tamparan keras ke wajah Eldan. Gadis itu mencengkram erat kerah baju yang dikenakan Eldan."Enak banget kamu ngomong! Kemana janji yang kamu ucapin itu, hah?"

Eldan hanya diam tapi mata cowok itu masih berkaca-kaca menatap sayu Alana."maaf, Al. Kamu bahagia kalau kita menjauh!"

Alana memajukan wajahnya menempelkan keningnya di dada Eldan."Salah aku apa, El? Kamu jahat banget! Kita baik baik aja sebelum kepergian kamu!"

Tubuh Alana perlahan merosot kebawah. Gadis itu tidak kuat lagi menahan kesedihannya.

"Ala," Reygan ikut berjongkok bersama Alana."Jangan gini! Kamu buat aku sedih, Ala." Reygan menarik Alana untuk berdiri lalu membawa gadis itu pergi dari hadapan kedua cowok itu.

REYGAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang