0 : 3

29.9K 2K 31
                                    

"Hobi banget lo ngintilin gue! Laknat lo jadi adek!" Amanda menyentakan kasar tangan adiknya setelah mereka berdua sampai di parkiran.

"Nggak ada otak lo!" Alana meringis karna punggung gadis itu terkena pintu mobil kakaknya."Siapa juga yang ngintilin lo!" Balas Alana memukul lengan Amanda.

"Lo ngapain kerja disana, hah?" Amanda meremas lengan adiknya kesal karna hal tadi.

"Terserah gue!" Alana mendorong kasar kakaknya."Gue disana kerja dan dapat uang yang halal. Apa salahnya?"

"Lo gak boleh kerja lagi mulai besok!" Amanda membuka pintu mobil supaya adiknya bisa masuk."Kita udah kaya jadi untuk apa lo kerja!"

Alana menahan tubuhnya yang di dorong masuk kedalam mobil oleh kakaknya."Kaya dari para cowok yang udah diporotin! Gak sudi gue!"

"Maksud lo apa?" Amanda meraih kasar dagu Alana."Hmmm?"

Alana terkekeh sinis menatap nyalang kakaknya."Lo pacaran sama cowok abis itu lo porotin kan? Sama aja lo kaya mama!"

Plak!

"Jangan kurang ajar lo yah!" Sentak Amanda setelah menampar Alana."Gue sama mama kaya gini juga buat lo dan Abim! Kita juga nggak morotin para cowok itu. Jangan asal ngomong lo!"

Alana berdecih pelan seraya mengusap pipinya."Nggak morotin? Tapi terima bayaran setelah tidur sama mereka!" Setelah mengatakan hal itu Alana berlalu pergi.

"MAU KEMANA LO?" Teriak Amanda.

"Kerja lah!" jawab Alana tanpa berhenti dan melihat kakaknya itu.

............

"Besok kamu ajak kemari pacar baru kamu itu."

Alana melirik sekilas Dian mamanya yang barusan bersuara. Gadis itu menghela nafas tidak habis pikir."Ajak abis itu porotin!" Gumam Alana yang sengaja ia besarkan supaya mama dan kakaknya mendengar.

"Alana!" Tegur Dian pada anaknya itu."Jaga bicara kamu! Jangan asal ngomong!" Dian melirik Jaka pacaranya yang sedang makan dengan lahap disampingnya. Takut pacarnya itu risih dengan ucapan putri bungsunya itu.

"Tau nih orang!" Sahut Amanda yang juga merasa tidak enak."Mau, pacar aku itu anaknya om Bram yang punya perusahaan mobil itu loh mah." Amanda tersenyum pada mamanya merasa bangga.

"Oh iya, makanya besok aja dia kemari. Mama pengen kenalan," jawab Dian lalu menggenggam tangan pacarnya."Iya kan sayang."

"Iya," jawab Jaka sekilas lalu melanjutkan makanya.

"Mama dengar kamu kerja di cafe dekat kampus itu? Iya, Ala?" Tanya Dian yang mendapatkan info dari Amanda.

Alana menatap malas sang kakak."Aduan lo! Bocah!" Cibir Alana yang dibalas acuh oleh Amanda.

"Alana, jawab mama?" Tegas Dian. Wanita paruh baya itu menatap marah Alana.

Alana menghela nafas kasar."Iya."

"Besok jangan kerja lagi! Mama ngelarang!" Tegas Dian yang hendak melanjutkan acara makanya tapi melihat Alana yang tiba-tiba saja berdiri membuatnya sedikit kaget.

"Saya kerja disana untuk membiayai kebutuhan saya...."

"Alana! Kebutuhan kamu itu mama yang tanggung," ucapan Alana terhenti saat Dian ikut-ikutan berdiri.

Alana melirik Jaka sekilas."Mama atau dia yang tanggung?"

Jaka yang merasa disindir pun tanpa basa basi pergi tanpa mengucapkan satu patah katapun. Tapi pria yang cukup berumur itu menyempatkan untuk melirik Alana.

REYGAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang