Reygan berjalan menelusuri kampus dengan angkuhnya seperti kampus ini adalah milik bapaknya saja. Tapi memang benar kampus ini dan seluruh isinya adalah milik papanya dan sekarang Reygan lah yang memegang kampus ini.
Dikampusnya Reygan mengambil jurusan manajemen bisnis ya walaupun reygan ingin sekali mengambil jurusan kedokteran karna dia yang bisa melihat darah setiap hari tanpa harus mengotori tanganya untuk membunuh seseorang. Dikampusnya tidak ada yang akan berani menantang perintah nya bahkan dosen atau dekan kampus ini. Menantang reygan sama saja mencari kesengsaraan.
Pria tampan tinggi 188 cm itu dan sikap dingin dan misterius sudah menjadi ciri khas seorang Reygan. Tapi sikap itu membuat gadis gadis di kampusnya banyak yang memuji dirinya. Tapi itu sama sekali tidak disukai Reygan. Banyak gadis gadis kampung secara terang terangan menyatakan perasaannya pada Reygan. Tapi kalau Reygan sudah mulai risih dengan sikap gadis gadis itu ia tidak akan segan segan berbuat kasar pada gadis gadis itu.
Padahal Reygan sama sekali tidak pernah berpacaran dengan gadis manapun dia hanya bersenang-senang semalam saja dengan gadis gadis bodoh yang rela memberikan tubuhnya untuk dijajah oleh Reygan. Tapi entah kenapa orang orang mengenal dirinya sebagai playboy. Hal itu juga membuatnya heran sampai sekarang.
Reygan memiliki dua sahabat akrap yang selalu bersama dengannya. Hampir lima tahun mereka bersahabat, tapi kedua sahabat Reygan sama sekali tidak mengetahui Reygan yang seorang psikopat.
Kegiatan mereka bertiga sehari hari diisi oleh kuliah di pagi dan siang hari dan malam akan bersenang-senang dengan wanita. Baik itu wanita Clup atau kampus mereka sendiri.
"Kenapa lo pulangnya cepat banget kemaren?" Tanya Bima saat Reygan sudah duduk disebelahnya.
Mereka bertiga sekarang berada di ruangan pria khusus didalam kampus ini. Hanya mereka bertiga lah yang berhak memasuki ruangan ini tidak boleh orang lain walaupun orang itu adalah dosen atau dekan sekalipun.
"Kayaknya dia udah dapat cewe deh, makanya pergi duluan," tebak Mizan.
"Hmm" jawab reygan dengan dinginya dengan pandangan menatap langit-langit ruangan sembari bersandar di sofa empuk
"Wih, cepat amat ya. Padahal baru nyampe kita," ujar Bima merasa kagum dengan sahabatnya ini.
"Gimana? Mantap nggak?" Tanya Mizan penasaran. Walaupun ia tahu pertanyaan itu tidak akan dijawab Reygan. Hal itu juga membuatnya bingung entah kenapa setiap Reygan berhubungan dengan wanita Clup malam pasti setelah itu kabar wanita itu tidak terdengar lagi. Dan Reygan juga enggan membahas masalah itu lagi.
"Gue heran deh, pas lo lagi sama cewe cewe dikampus ini pasti lo bakal cerita gimana enaknya lo waktu main cewe itu. Tapi beda sama cewek di Clup. Jangankan cerita enaknya. Kabar tuh cewek pasti udah nggak ada lagi," ujar Bima yang sepemikiran dengan Mizan.
Bukan jawaban yang diterima Bima tapi tatapan dingin nan tajam yang diberikan Reygan pada dirinya.
Bima yang melihat tanda bahaya langsung berdalih membuang muka kearah pintu dan itu membuat mizan terkekeh melihat wajah Bima yang ketakutan.
"Malam ini kita pergi lagi, gimana?" Tanya Mizan meminta persetujuan dari kedua sahabatnya ini.
"Nggak bisa Zan, gue sore ini ada janji sama cewe baru gue," ujar Bima membuat Mizan kecewa tapi sahabat yang satunya lagi terlibat cuek.
"Yah, nggak asik Lo"
"Maaf Zan, oh iya Lo bedua kalau nggak ada kegiatan mau nggak ikut gue?" Tawar Bima.
"Pasti nolak gue, enak aja lo ya! masa gue disana jadi obat nyamuk lo bedua!" Protes Mizan kesal.
"Kan ada Rey" kekeh Bima dan sekali lagi reygan menatap nya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYGAN (SUDAH TERBIT)
General Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) SUDAH TERBIT DI PENERBIT EL-FRANSISCO_ PUBLISHER Tentang Reygan pria misterius. Hidupnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu bersenang-senang. Membunuh adalah candu baginya. Bermain dengan gadis gadis adalah kebutuhan untukny...