2 : 4

14.3K 970 59
                                    

Tangis Reygan dan Amanda tidak ada hentinya saat Alana yang sudah dalam keadaan lemah masuk bersama kedua suster kedalam ruangan UGD.

"Gan, Lo nggak papa?" Tanya Bima setelah berhasil memapah Reygan yang oleng karna luka luka di tubuhnya.

Reygan hanya menggeleng."Ala..." Ujarnya dengan wajah lemah.

"Tenang, Gan. Alana pasti baik baik aja," ujar Bima mencoba menenangkan Reygan sekaligus Amanda.

Amanda terisak dengan wajah penuh amarah menghampiri Raka yang berdiri tidak jauh darinya. Gadis menatap penuh amarah papanya yang menampilkan wajah sedih penyesalan yang mendalam.

"Kalau sampai Alana kenapa napa!" Amanda menunjuk tepat di depan wajah Raka."Gue nggak akan maafin lo! Lo ayah paling brengsek tahu!" Desis Amanda yang mengakibatkan amarah Raka mendidih.

Plak!

"Kurang ajar kamu!" Geram Raka setelah melayangkan tamparan ke wajah Amanda."SAYA INI PAPA KAMU! KEADAAN ALANA YANG SEPERTI ITU BUKAN SALAH SAYA!"

tatapan tajam Raka langsung terarah kearah Reygan yang kini hanya menatap Alana dari balik kaca pintu ruangan UGD.

"Yang patut disalahkan itu adalah dia!" Reygan yang merasa dirinya lah yang dimaksud menoleh kearah Raka."pembunuh ini yang telah melukai putri saya!"

Reygan dengan nafas memburu karna tatapan Raka yang ia tunjukkan pada dirinya saat ini mengingat Reygan kejadian di masa lalu. Dan hal itu membuat rasa trauma yang dulu sempat hilang kini datang kembali.

"Jangan berani-beraninya kamu menyalahkan putra saya dengan kesalahan yang tidak ia perbuat lagi!"

Semua orang langsung menoleh kearah Ridwan yang datang bersama tiga bodyguard nya termasuk Dani. Dengan tatapan penuh perintah yang dilayangkan Ridwan untuknya membuat Dani dengan cepat menahan Raka yang hendak kabur.

"Mau kemana kamu, hah?" Tanya Dani dengan seringai tipisnya pada mantan sahabatnya itu.

"Lepaskan saya Dani!" Titah Raka memberontak tapi tenaganya tidak akan sebanding dengan empat orang yang saat ini tengah mengunci pergerakannya.

Ridwan menyeringai mendekati Raka menatap rendah pria paruh baya itu."Bawa dia kembali ketempat yang semula!" Titah Ridwan yang langsung diangguki tegas oleh keempat bodyguard nya.

"Jangan!" Reygan berdiri menghalangi jalan Dani."Jangan bawa dia ke penjara lagi. Biarin dia bebas karna itu Alana bahagia. Jangan buat, Alana sedih lagi!" Ungkap Reygan dengan wajah sendu.

"REYGAN!" Bentak Ridwan."Saya susah payah menemukan orang ini selama tiga tahun dan kamu malah membebaskannya! Jangan bodoh kamu hanya karna cinta!"

Reygan menatap nyalang papanya itu."Gue nggak mau lagi ada masalah dengan Alana. Gue mau hidup bahagia sama dia." Ujar Reygan yang memang tujuan membebaskan Reka hanya untuk kebahagiaan Alana agar gadis itu juga tidak berfikir mengenai masalah dendam masa lalu.

Ridwan berjalan menghampiri putranya itu dengan emosi."Jangan bodoh kamu! Ingat dia ini yang sudah membunuh mama kamu!"

"Bunuh?" Raka terkekeh sinis menatap Reygan dan Ridwan secara bergantian."Siapa yang ngebunuh dan siapa yang jadi korban itu hanya saya dan Reygan yang tahu!"

Reygan menghela nafas kasar karna tragedi kelam itu tiba-tiba saja melintas di pikirannya."Lupain itu, om. Saya dan Alana saling mencintai. Kita lupain soal masa lalu. Biarin Alana dan saya bahagia."

Raka tertawa sumbang mendengar hal itu."saya sampai mati pun tidak akan rela menyerahkan putri saya pada pria iblis seperti kamu!"

"Kalau begitu! Siap siap pintu penjara akan menyambut kamu lagi!" Balas Ridwan.

REYGAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang