Devan berlari dengan kayu ditangannya menuju Reygan. Cowok itu menatap penuh dendam cowok yang sudah ia percayakan untuk menjaga dan membahagiakan sahabatnya. Tapi apa, Cowok itu malah membuatnya kecewa sekaligus marah.
Bugh!
"ANJING! BANGSAT!" teriakan Devan setelah berhasil menumbangkan Reygan.
Reygan terkekeh sinis mengusap darah di pelipisnya."Masih ada yah yang belain tuh Jalang! Atau..." Reygan perlahan bangkit menatap remeh Devan."Lo belum kebagian tubuhnya?"
"BANGSAT!" bentak Devan ingin menyerang Reygan lagi. Tapi dengan cepat Reygan menghindar dan membalikan keadaan dengan menendang perut Devan hingga cowok itu tersungkur.
"Jangan karna gue diam selama ini sama lo! Itu artinya gue takut sama bocah kaya lo!" Desis Devan mencengkram erat kerah baju Devan yang sudah dalam keadaan meringis kesakitan.
Semua orang hanya diam seraya fokus pada apa yang mereka lihat. Bahkan mereka menikmati setiap adegan yang ada. Apalagi para gadis yang berteriak heboh saat mereka melihat dengan kerennya Reygan bertengkar dengan Devan.
"KENAPA LAKUIN HAL ITU SAMA ALANA BANGSAT? DIA CINTA SAMA LO!" teriak dengan mendorong Reygan dari hadapannya.
Bugh!
"Oh iya? Tapi gue nggak cinta sama dia! Dia cuma mainan buat gue!" Balas Reygan kembali memukul Devan. Reygan memberikan kode kepada semua cowok yang ada disekitarnya untuk mengeroyok Devan.
Dan dengan senang hati semua cowok itu dengan semangat empat lima menghampiri Devan lalu mengeroyoki cowok itu dengan brutal.
"YANG PALING KENCENG MUKUL! BISA MAKE SAHABATNYA!" Teriak Reygan pada semua orang seraya melirik Alana dengan senyuman miringnya.
Alana yang sudah tidak tahan lagi melihat Devan yang berteriak meminta semua orang berhenti pun menolong sahabatnya itu. Namun saat hampir sampai didekat Devan para wanita di sana malah mendorong Alana lalu melempari gadis itu dengan makanan yang mereka pegang.
Devan dengan tangan yang memegang kepala menatap sendu Alana. Ingin membantu tapi keadaannya lebih mengenaskan dari Alana.
Reygan tersenyum bahagia melihat adegan didepannya. Bahkan cowok itu dengan santai meraih kursi lalu duduk menikmati setiap adegan."Baru awal! Lo lihat aja adegan selanjutnya, Raka!"
Namun senyuman bahagia Reygan langsung pudar saat seseorang yang ia kenal tiba-tiba datang dan langsung memeluk Alana. Menjadi tameng untuk gadis itu dari lemparan makanan yang semakin brutal saja.
Seseorang yang sangat Reygan kenal, Eldan. Reygan sampai berdiri dengan wajah penuh amarah. Matanya menyorot ke arah tangan Eldan yang dengan gampang dan beraninya memeluk Alana.
"BERHENTI NGGAK!" Teriak Wulan pada semua cowok yang mengeroyoki Devan dengan membawa apart," kalau nggak gue tembak lo semua!" Ancamnya.
Wulan mendekati Devan seraya waspada dengan kokoh mengarahkan semprotan apard itu ke semua cowok tadi."Lo nggak papa, nyet?" Tanya menarik Devan untuk berdiri.
"Nggak papa," jawab Devan dengan wajah meringis menatap ke arah Alana yang sudah aman di tangan Eldan. Untuk itu ia tersenyum tipis.
Eldan memeluk Alana mengurungkan gadis itu diantara tubuhnya dan tembok."kamu nggak papa?" Tanyanya.
Alana hanya diam saja. Tangannya gemetar hebat. Kejadian seperti tadi sudah pernah ia lalui bersama Devan dan Saras. Traumanya di masa lalu ini terulang kembali. Alana menatap wajah Eldan tanpa Ekspresi apapun.
"Ayo, Al!" Devan menarik tangan Alana untuk pergi dari sana.
Mereka pergi diiringi oleh cibiran dari semua orang. Alana tentu saja marah tapi mau bagaimana Lagi. Perkataan semua orang itu benar, Alana memang wanita murahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYGAN (SUDAH TERBIT)
General Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) SUDAH TERBIT DI PENERBIT EL-FRANSISCO_ PUBLISHER Tentang Reygan pria misterius. Hidupnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu bersenang-senang. Membunuh adalah candu baginya. Bermain dengan gadis gadis adalah kebutuhan untukny...