0 : 5

26.7K 1.9K 38
                                    

"Berita itu beneran, Rey?" Tanya Mizan dengan raut wajah yang amat sangat penasaran. Cowok itu sampai memiringkan tubuhnya untuk melihat Reygan yang sedang dalam keadaan menyetir mobil.

"Berita yang mana?" Tanya Bima melirik kedua sahabatnya secara bergantian.

Mizan memutar tubuhnya sekarang sekilas kebelakang."Lo nggak tahu?" Tanyanya pada Bima yang hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Ini sahabat kita udah buat kampus heboh karna ketahuan berdua didalam lift pakai acara pangku-pangkuan lagi!" Jelas Mizan menatap sinis Reygan yang hanya diam saja.

"Terus kenapa? Kan udah biasa Reygan buat heboh kampus cuma karna cewek!"

"Lo tahu nggak, Bim? Ceweknya siapa?" Tanya Mizan yang sedikit sewot atas respon biasa saja dari Bima.

Bima otomatis menggeleng."Siapa?"

"Adek pacar lo! Alana!" Jawab Mizan mendengus kesal. Padahal ia sudah bertekad pada dirinya kalau ia bisa mendapatkan Alana, cewek cantik yang baru saja ia kenal tapi bisa membuat malamnya kacau karna selalu mengingat wajah gadis itu. Ia akan berubah, tidak akan menjadi playboy lagi kalau Alana menjadi pacarnya. Tapi itu semua gagal karna Reygan sudah duluan mendekati gadis itu.

"Serius lo, Rey?" Tanya Mizan menepuk babu sahabatnya itu."Alana?" Lanjutnya menggelengkan kepala.

Reygan melirik Bima dari cermin mobil lalu tersenyum miring."Gue gak ngapa-ngapain sama tuh cewek!" Ujarnya membuat Mizan tersenyum lebar.

"Serius?" Tanya Mizan yang senang.

"Iya, gue gak suka sama cewek sok jual mahal kaya dia!" Jawab Reygan mengingat momen kebersamaannya dengan Alana didalam lift kemaren malam.

"Sok jual mahal?" Tanya Bima bingung dengan ucapan Reygan.

"Munafik! Mau gue cium aja dia malah nendang aset gue! Padahal gue tahu itu cewe pasti pengen banget ngerasain gue!" Jawab Reygan sedikit kesal mengingat hal memalukan itu.

"Memang gak selera kali sama lo!" Celetuk Mizan yang dihadiahi tatapan mematikan yang dilayangkan Reygan untuknya.

"Maaf Rey! Damai." Mizan menunjukkan sederet giginya juga mengangkat dua jarinya.

"Gue gemes sama cewe kaya gitu," ujar Reygan yang fokus menyetir kembali."Gemes banget sampai pengen gue bunuh!" Gumam Reygan.

"Beda banget yah sama kakaknya."

Reygan melirik sekilas Bima dari kaca depan mobil.

"Beda gimana, Bim?" Tanya Mizan yang memutar tubuhnya menghadap Bima karna kepo akan ucapan sahabatnya itu.

"Beda banget sama Alana. Kalau Amanda agresif banget sama gue! Tapi matre!" Jelas Bima."Gue aja yang belum sampai seminggu pacaran sama itu cewe. Udah hampir seratus juta uang gue habis sama dia. Tapi gak papa lah. Gak masalah bagi gue! Dia juga nyerahin tubuhnya buat gue! Jadi impas."

"Gimana enak gak, Manda?" Tanya Mizan.

Bima tersenyum mengangguk."Enak. Liar dia. Tapi udah gak pw saat gue pakai waktu itu."

"Lo dapat bekas dong?" Tanya Mizan yang seperti menghina Bima.

"Sialan lo anjing!" Umpat Bima dengan geram menempeleng kepala sahabat laknatnya itu.

Mizan mengelus kepalanya yang terasa sakit."Oh iya jadi kan kita party di apartment lo?" Tanyanya pada Bima.

"Jadilah," jawab Bima dengan semangat."Dua teman Manda juga datang loh! Senang senang kita entar malam."

"Alana ikut gak?" Tanya Mizan membuat fokus Reygan teralihkan pada mereka.

"Nggak kayaknya." Bima tersenyum melihat wajah sedih Mizan."tapi gue bakal bujuk Manda untuk bawa adiknya." Bima menepuk bahu Mizan yang langsung tersenyum bodoh mendengar perkataannya barusan.

REYGAN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang