33. PERMINTAAN MAAF ARKAN

3.5K 285 361
                                    

Vote dulu sebelum baca ya cantik^^

Pagi hari, Langit yang biasanya belum bangun sebab insomnia yang mengganggunya di kala malam hari dan berakhir datang terlambat ke sekolah kini sudah rapi dengan seragamnya. cowok berperawakan tinggi itu menuruni tangga menuju ruang makan.

"Selamat pagi.." sapa bunda Lisa girang sebab anak tunggalnya hari ini bangun dan bersiap lebih awal.

"Pagi" balas Langit mengangkat kedua sudut bibirnya. ia lantas menarik kursi dan mendudukinya.

"Ini sarapannya" Lisa menyodorkan sepiring nasi goreng kesukaan putranya yang di terima Langit dengan senyuman hangat.

"Terimakasih, bunda" Lisa mengangguk.

Langit lantas menyantap sarapannya kali ini dengan begitu lahap.

"Rencananya hari ini bunda akan pergi ke rumah sakit menjenguk Rindu-"

"Uhukk-uhukk" spontan Langit terbatuk keras mendengar ucapan Lisa yang cukup mengagetkan baginya. Lisa pun langsung memberinya segelas air putih dengan sedikit panik.

"Ini minum" sodornya yang langsung diteguk habis oleh Langit.

"Kenapa bunda tiba-tiba mau menjenguk nya?, kenapa dadakan begini?" tanya cowok itu menatap mata Lisa intens.

Lisa terkekeh melihat ekspresi tunggal putranya, "Dadakan apanya?, bunda tinggal ke rumah sakit dan liat Rindu di sana. bunda tau hubungan bunda dan mama Rindu sedikit renggang setelah kecelakaan itu. tapi kalau kita sama sekali gak melihat putrinya rasanya sangat tidak sopan. apalagi kemarin-kemarin adalah bulan ke empat Rindu kritis. bunda sangat merindukanya, dia sudah bunda anggap sebagai anak sendiri. melihat kamu selalu sedih setelah kehilangannya juga menyakiti hati bunda." ujarnya sendu.

"Bunda akan ajak kakekmu juga. kalau kamu mau melihat Rindu bareng kami juga boleh." lanjut bunda Lisa.

Langit meneguk salivanya dengan perasaan gusar. tidak masalah jika keluarganya sendiri ingin menjenguk Rindu _kekasihnya_ namun masalahnya keluarga Rindu sangatlah sensitif dengan kehadiran keluarga Langit. bagaimana mereka bisa melihatnya sedangkan Langit saja di usir secara terang-terangan?, kira-kira begitulah pikiran Langit saat ini.

"Jangan sekarang. bunda kan kemarin sedang tidak enak badan. istirahat aja dulu, kehadiran Langit untuk memantau Rindu di rumah sakit sekarang aku rasa udah cukup." sergah Langit mencoba mencegah Lisa.

"Ah gak papa. bunda udah merasa lebih baik sekarang, kita juga gak akan lama di rumah sakit" balas Lisa tersenyum lebar.

"T-tapi kakek kan sibuk, kenapa gak nunggu sampai kakek punya waktu luang?" tanya Langit masih berusaha.

"Kan ada Naufal. dia akan selalu bantu kakek masalah pekerjaannya. bunda yakin kakekmu juga gak akan keberatan jika kita meminta waktunya sedikit untuk melihat Rindu dan menyapa keluarganya." sekedar informasi, Naufal adalah asisten pribadi kakek Surya yang juga dekat dengan keluarga Langit.

Astaga bagaimana ini?, kenapa sulit sekali sih meyakinkan bunda?, pikir Langit panik sendiri.

Ia harus memikirkan bagaimana cara agar keluarganya dan keluarga Rindu tidak bertemu. jika hal itu terjadi, Langit tidak tahu akan bagaimana jadinya dua keluarga itu.

"Kenapa bunda gak nunggu nenek juga?, selama perawatanya di Singapura, nenek juga sangat merindukan Rindu. dia pasti akan senang kalau bunda mengajaknya bersama kakek."

"Benar juga. oke kalau gitu kita nunggu sampai nenek pulang beberapa hari lagi, ya?"

"Ya!, lebih baik begitu"

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang