59. SERUPA HUJAN

3.1K 237 1.2K
                                    

Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain 😊

🎶Gangga - Blue jeans

Kamu serupa hujan, sedang aku hanyalah rintik bumi yang gersang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu serupa hujan, sedang aku hanyalah rintik bumi yang gersang. Menjadi satu-satunya yang ku harapkan. Untukku bisa merasakan, bahwa di dunia yang kejam ini, masih ada tetesan airmu yang membahagiakan.
_Langit Angkasa Perwira

****

"Loh? Kamu ngapain di sini?"

Baru saja Senja hendak membuka mulut, namun susulan suara setelahnya bersamaan dengan kehadiran satu persatu raga yang keluar dari tempat persembunyian berupa punggung belakang Ola justru membuatnya menganga. Penuh dengan tanda tanya.

"Assalamualaikum."

"Excuse me."

"Nuwun sewu."

"Punten."

"Permisi."

"Spada."

Senja mengerjap beberapa saat. Masih tidak percaya dengan kehadiran mendadak ketujuh temannya. Reynald, Dewa, Arkan, Okis, Kevin, Binar dan Juga Ola terlalu tiba-tiba. Bahkan parsel buah yang dibawa sekaligus dimakan Okis di pinggir jalan saja berhasil menambah kebingungan Senja.

Kevin maju selangkah. Menyipitkan matanya penuh selidik. "Lo ngapain ada di rumah Langit, Ja?" Cowok itu menatap turun. "Pakai celemek segala lagi. Lagi cosplay jadi ibu rumah tangganya ya?"

Jika yang lain tertawa, maka Binar menepuk lengan Kevin kelewat kencang. Melihat kebingungan dalam raut wajah Senja membuat Binar segera angkat bicara. "Gue tau lo pasti sama Langit sepulang sekolah tadi. Kirain sore ini lo udah pulang, tapi ternyata Macan bilang belum. Nah kebetulan ada lo dini, kita semua niatnya mau minta maaf sama Langit perihal yang kemarin."

Senja tergelak. Lantas mengerutkan kening bingung. "Minta maaf?"

Semuanya mengangguk. "Si bos kunyuknya mana?" Okis yang masih memakan parsel buah ikut menimpali. "Gue harus dapat maafnya kalau mau dapet contekan lagi."

"Itu ada di dalam. Bunda Lisa lagi nggak ada. Pekerja rumahnya juga. Jadi kalian masuk aja, kita omongin semuanya di dalam."

Senja kemudian menggiring semuanya masuk, sedang ia mengekorinya dari belakang. Belum sampai di ruang tengah, sosok yang kini berdiri menjulang di depan menghentikan langkah mereka. Senja mengernyit, lewat punggung lebar Reynald gadis itu mengintip. Tak lama kemudian gelak tawa terdengar.

"Seriusan lo, Ngit?" Boleh dibilang jika dibanding mereka, Okis lah yang paling lantang tertawa. "Perasaan tujuh belas agustusan masih lama, lo udah siap-siap lomba jadi emak-emak buat masak aja."

Langit berdiri mematung. Dengan sodet di tangan kanan serta celemek pink yang masih membalut badan tegapnya. Jika bukan para kunyuk yang hadir, tentu ia akan lebih dulu melepas celemek sialan ini terlebih dahulu. Cowok itu kemudian mendengus. "Ngapain kalian di sini?"

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang